Selesai makan, Aku dan Kyle memutuskan untuk pulang. Jadi kami berdua berpamitan pada Vellena dan Akashi.
"Vellena-chan, Kami berdua pulang duluan ya!" pamitku.
"E-eh? Sudah mau pulang? Padahal lagi asik-asiknya mengobrol" protes Vellena, mengembungkan kedua pipinya.
"Besok kan masih bisa mengobrol" balasku
"Sou? Kalau begitu, hati-hatilah dijalan. Kyle mo! Jangan ngebut dijalan" ucap Vellena
"Haha -- Wakatta. Matta ne~!" pamit Kyle, sembari keluar kafe diikutin olehku.
"Akashi, Vellena.. kalian jangan pulang terlalu malam" ingatku
"Hm baiklah" jawab Akashi, menganggukkan kepalanya.
Kami berduapun masuk kedalam mobil, tapi kali ini Kyle yang menyetir. Karena aku tidak ingin Akashi serta Vellena mengetahui kalau aku bisa menyetir mobil. Lalu kami pergi meninggalkan kafe, menuju apartementku.
#skip time
"Hey (name) -- sekarang kau jelaskan padaku. Kenapa penampilanmu menjadi seperti tadi -begitu culun?" tanya Kyle saat aku baru selesai mandi.
"Ho? Kenapa kau sangat ingin mengetahui alasannya, Kyle?" bukannya menjawab aku malah bertanya balik.
"Ya.. aku cuma heran saja, padahal kan kau lebih cantik seperti sekarang ini" jawabnya sembari melihatku dari atas sampai bawah.
"U-uh.. kau juga lumayan.. uh.. sexy?" lanjutnya dengan wajah yang merona.
Mendengar ucapannya bikin pipiku memerah.
"Ba-baka! Ka-kalau aku seperti tadi kan, aku bisa mengetahui siapa saja yang mau menerimaku apa adanya. Sedangkan kalau seperti ini, orang lain menerimaku bukan apa adanya, melainkan ada apa-apanya" terangku.
"Souka. Oh ya! Yang lelaki tadi itu teman kuliahmu juga?" tanya Kyle lagi.
"Ya. Kenapa memangnya?" tanyaku balik.
"Kau .. uh.. suka dia?"
"Kenapa memangnya?"
"Aku -- hanya ingin tau saja, aku kan sahabatmu" katanya
"Mungkin.." balasku pelan
"Tapi kan Akashi itu sudah punya Vellena, yang notabenenya adalah sahabatmu"
"Aku tau. Maka dari itu, aku tidak ingin Vellena mengetahui kalau aku menyimpan perasaan pada kekasihnya" aku menundukkan kepala, sedikit sedih.
"Hey! Kau jangan bersedih begitu, kau kan ada diriku. Aku bisa mengantikan sosok Akashi itu" kata Kyle.
"Haha, iya juga. Aku kan punya sahabat seperti dirimu. Arigatou" ucapku, tersenyum sembari mencubit kedua pipi Kyle.
Cuma dianggap seorang sahabat saja kah? Padahal aku ingin hubungan kita lebih dari itu.. batin Kyle tersenyum pahit.
#skip
Sejak kejadian di kafe itu, Vellena sering kali bertanya kabarnya Kyle serta asal usulnya. Lalu ia juga memohon padaku untuk mengajaknya berkunjung ke apartementku. Dia bilang sih hanya ingin main saja sekalian belajar bareng, padahal mah ia cuma modus saja supaya ia bisa bertemu dengan Kyle. Namun aku tolak permohonannya, dengan berbagai alasan. Dan hal itu terjadi lagi pada hari ini --untuk kesekian kalinya-- ia menanyakan kabarnya Kyle.
"(Nickname)! Bagaimana kabarnya Kyle? Apa ia baik-baik saja? Apa yang kira-kira ia lakukan sekarang ini?" tanya Vellena, mendudukkan dirinya dibangku sebelahku.
Aku yang mendengarnya hanya menjawab seadanya, "Tentu dia baik-baik saja. Aku kan yang mengurusnya, entahlah"
Sedangkan Akashi yang mengetahui kekasihnya itu menanyain tentang lelaki lain hanya diam dan menyimak saja.
Awalnya Akashi memarahin Vellena karena membicarakan lelaki lain. Bukannya takut, Vellena malah membentak Akashi, dan mengatakan kepadanya "Aku hanya membicarakannya! bukan menggoda lelaki itu!"
Cari mati memang ya dia? Nyalinya besar, berani membentak seorang Akashi Seijuro -- yang notabenenya seorang kaisar yang perkataannya selalu absolute.
"Berhenti menanyain Kyle, Vellena-chan! Ingat kau itu sudah punya Akashi, kekasihmu. Jaga perasaan dia" tegurku, lelah akan perilaku Vellena.
"Mou! Biarkan saja Sei itu, aku kan tidak selingkuh. Jadi dia tidak perlu marah" jawab Vellena santai.
"Cukup Vellena! Kau itu tidak menghargain perasaan kekasihmu. Coba kau bayangin jika kau yang berada diposisinya. Apa yang akan kau lakuin?" tanyaku
"Tentunya aku akan marah" jawab Vellena
"Nah -- kalau begitu, berhentilah menanyain tentang lelaki lain"
"Demo.. itu kan beda lagi cerita! sekarang aku kan tidak mengalamin hal itu, jadi aku biasa saja" ucap Vellena sangat santai.
"Vellena!" Akashi yang mendengarnya geram akan jawaban Vellena itu.
"Nande? Apa kau tidak suka?" Vellena melirik Akashi yang berada di sebelahnya.
"Ya! Lelaki mana yang tidak marah kalau perempuan yang disayangnya melakukan seperti i--"
"Kalau begitu, Aku minta putus padamu. Aku tidak mau kau atur-atur" kata Vellena dengan sangat sangat santai.
"!! Apa maksudmu?!" tanyaku dan Akashi berbarengan.
"Aku sudah bosan denganmu, Seijuro. Jadi mulai sekarang kita PUTUS." jawab Vellena penuh dengan penekanan di akhir kata.
"!! Apa kau gila, Vellena?! Kau sama Akashi itu sudah lama berpacaran. Bukankah kalian akan bertunangan bulan depan?!" bentakku.
"Ya.. tapi pertunangan itu batal. karena aku sudah tidak menyukai Seiijuro lagi. Aku menyukai Kyle, Jadi.. kau maukan mengajakku main ke apartementmu, (nickname)?" tanya Vellena dengan jurus puppy eyesnya.
Akashi yang mendengar pernyataan Vellena barusan, menjadi tambah geram. Tanpa berkata sepatah kata, ia berjalan keluar kelas. Aku yang menyadari kepergiannya, dengan segera menyusulnya dan mengabaikan pertanyaan Vellena.
"Akashi! -- Cho-chotto matte!" teriakku, masih mengejar Akashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuroko No Basuke (Reader's Imagine) [COMPLETED]
FanfictionThe Book of Random Story About Kuroko No Basuke and You (Readers) ♦ ♦ ♦ Story :【Akachinxxx】 Disclaimer :【Tadatoshi Fujimaki】© Kuroko No Basuke ♦ ♦ ♦ Start : August 15th, 2016 Finish : September 29th, 2017 Copyright ©2017 by Aritsu_