9- Tertarik?

39.6K 882 1
                                    

"Mama jangan bercanda ," Desis Keyla penuh penekanan.

Diana menatap anaknya aneh. Menganggap ucapan Keyla itu hanya ucapan tak penting mengingat perkataan nya yang sebelumnya memang tidak bercanda. Dengar , Diana tak pernah bermain-main dengan perkataan nya jika menyangkut tentang satu-satunya putrinya ini ,  "Itu keputusan yang bagus. Kamu kan bisa lebih terlindungi bila ada orang yang tinggal dekat dengan mu."

"Mama!"

"Tunggu sebentar ," Johan yang sedari tadi diam mulai angkat suara. Sikap pendiamnya memang dominan , tapi jika berhadapan dengan masalah putrinya , dia tidak akan melewatkan nya begitu saja.

Pria satu anak itu mulai menatap istrinya kemudian menggeleng tegas. "Aku keberatan."

"Ayah..." Senyum secercah matahari Keyla kini nampak , dengan lesung pipit dan bibir peach nya yang melengkung , membuat Elang yang berada dekat dengan nya , tak bisa mengalihkan pandangan barang sedetik.

Diana kesal , "Johan... Kamu seharusnya mengerti apa yang kumaksud kan ,"

"Aku sama sekali tak mengerti." Johan melipat tangan nya , wajah tegas nya kini melembut dengan menatap intens istrinya yang sedang berperut buncit akibat ada kehidupan didalamnya. "Kamu harus menjelaskan nya secara rinci , baru aku akan mengkropomi keputusan ku."

"Betul itu!" Keyla menyambar riang , merasa senang akibat pembelaan Ayahnya , tapi sedetik setelahnya---mata sipitnya melebar. Dan ia langsung menangkap tawa kemenangan Diana yang rasanya bagai tawaan iblis.

"Mama akan membuat resepsi pertunangan kalian , bagaimana?" Senyum Diana masih nampak , amat bahagia dengan apa yang dicapainya , menatap Keyla dan Elang bergantian dengan pandangan penuh harap.

Johan yang mendengarnya , menyeringai---menambah kesan panik di diri Keyla.

Keyla yang ingin menjawab terpotong akibat serobotan Elang yang mengejutkan nya ditempat. "Itu bagus. Aku akan tak sabar menantikan nya."

Rona wajah merah Keyla nampak. Perempuan itu menunduk malu dengan kekesalan yang entah kenapa tak terungkapkan karena gelenyar aneh yang begitu amat dominan membuat hatinya langsung menghangat.

Dikepalkan nya kedua tangan mencoba melawan. Tapi apa daya , Keyla sepertinya sekarang juga merasa kebahagiaan saat setelah ucapan Elang membuatnya terpikat karena entah kenapa keputusan Diana yang mendadak ini begitu amat menggodanya.

Diana kembali tertawa , menepuk-nepuk pundak calon menantunya dengan senang. "Mama pasti akan melangsung kan acara kalian segera , pertunangan kalian akan berkesan dan membekas di benak semua orang. Percaya lah padaku."

Senyuman kecil lolos dari bibir Elang , pria itu mengangguk menyetujui rencana calon mertuanya yang entah kenapa terasa amat menggiurkan juga gila. Menggiurkan karena Elang menginginkan nya segera , dan gila akibat rasa kebahagiaan yang membuncah dadanya hingga lapisan terdalam.

"Tapi ingat peraturan nya , " Diana mengedikkan satu jari telunjuk dihadapan Elang membuat pria itu mengernyit. Menatap penasaran dengan ucapan misterius Diana.

Diana tersenyum sebelum melanjutkan , "Anakku harus lulus dulu baru kamu boleh menikahinya."

Elang sedikit keberatan , tentu saja! dia sudah menunggu Keyla hampir 3 tahun dan dia baru menjalin kasih selama 1 tahun. Itu tak menutup kemungkinan kalau pria ini menginginkan lebih perempuan yang ada di sampingnya sekarang.

Mengingat kembali ciuman waktu itu, entah kenapa perasaan kuat ingin memiliki tersirat dari mata Elang yang langsung ditutupinya dengan senyuman lebar dan seringai jail setelahnya.

When there [is] Hope (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang