45- My World

16.4K 442 0
                                    

"Dia udah lama di rawat di sini, ..."

"Penyakit liver.."

"Bukan nya gue gak mau kasih tau lo Kak, Kak Vanya bilang sendiri supaya gue tutup mulut sama keberadaan dan kesehatan nya sekarang sama lo."

"Dia bilang lo gak perlu tau penyakit yang di derita nya, ..."

"Di samping dia benci ngeliat elo merhatiin dia, peduli sama dia, dia khawatir karena lo terlalu baik untuk nya."

"Dia gak mau buat lo ngerasa bersalah,"

"Dia itu naif ,kak,"

Gio menggerutu mengingat penjelasan Keyla tadi. Bisa-bisa nya, Vanyanya bersikap egois seperti ini. Padahal Gio sama sekali tak merasa repot bila harus jatuh peduli kepada perempuan itu. Baginya kesehatan Vanya adalah nomor satu.

Yang Gio kesali sekarang adalah, mengapa Vanya menyembunyikan semua ini darinya?

"Lo itu bukan siapa-siapa nya Kak, cuman mantan kekasih. Kalo gue berada di posisi Kak Vanya. Gue pasti bakal ngelakuin hal yang sama."

Ucapan Keyla memang benar. Gio akui, Keyla cerdas. Tapi mengapa rasanya sebal mendengar kata-kata 'mantan kekasih' yang Keyla bicarakan itu? Gio tidak tau, tapi dia gondok sekarang.

"Akui aja, lo sebenernya masih suka sama Kak Vanya kan? Gengsi lo terlalu tinggi Kak, seharusnya lo itu intropeksi diri."

Lagi. Kalimat Keyla menohok kekerongkongan nya.

Gio masih menyukai Vanya? Hell, kenyataan bahwa Vanya meninggalkan nya dulu, masih membekas, dan Gio sewot mengingat nya kembali.

"Gue kasih satu rahasia buat lo Kak nih, serius.." Keyla menyipitkan matanya. "Kemarin Kak Vanya ngakuin kalau dia masih suka banget sama lo!! Menurut lo gimana?"

"Gue gak tau.." Mendadak Gio bergumam, khawatir dengan kakinya yang terus melangkah lebar saat ini. Ada rasa senang kala mendengar bahwa Vanya masih menyukai nya, padahal sebelumnya Gio bertindak brengsek dengan tak sekalipun peduli atas pengejaran Vanya beberapa minggu yang lalu.

Gio terlalu pengecut untuk mengakui perasaan nya sendiri. Kali ini, apa yang harus diperbuat nya? Ia ingin menemui Vanya, tapi takut perempuan itu menolaknya. Pikiran itu membuat Gio menghentikkan langkah di depan pintu rawat yang diberitahukan Keyla sebelumnya.

Ia gamang, antara mengetuk dan masuk atau kabur saja? Tapi ia sudah melangkah sampai kemari.. Bukan gaya Gio sekali jikalau pria ini memilih minggat sekarang.

Samar-samar Gio mendengar suara isak tangis. Kali ini Gio menjadi kembali khawatir. Mendengar bila tangis itu berasal dari pintu di depannya, tak ayal membuat Gio panik. Tanpa babibu dia membuka pintu untuk melihat keadaan di dalam. Mengapa Vanyanya menangis dengan suara yang menyakitkan?

Pertanyaan Gio terjawab saat dilihat sosok wanita berumur 30 tahunan itu menoleh—menatapnya, diikuti tatapan Vanya yang menghujam ke arahnya. Gio meringis begitu melihat mata sembab dua wanita di hadapan nya itu,

Bukan bermaksud ingin mengganggu, tapi Gio memilih tersenyum, meminta maaf dan memutuskan keluar dari dalam sana. Ia menghembuskan nafas berat begitu sudah keluar. Tubuhnya bersandar di tembok. Pusing memikirkan bagaimana hubungan nya dengan Vanya setelah ini.

Selang beberapa waktu, pintu ruangan terbuka, menampakkan wajah wanita cantik lebih tua darinya itu tengah menatap ke arahnya. "Maaf?"

Suara keiibuan nya membuat kepala Gio sontak terangkat. Dia jatuh kikuk begitu melihat wanita itu sekarang berdiri di depannya. "Boleh saya tau, nama kamu siapa?"

When there [is] Hope (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang