Ini part paling panjang yang author buat. Moga gak pada muntah wkwk
***
Pandangan mata polos gadis itu membuat kedua orang tuanya tak kuasa membendung air mata. Sang Mama yang sudah tak tahan lagi , menghambur memeluk erat sosok putri satu-satunya.
"Keyla ...kenapa?" Katanya serak , mencoba melawan keterputusasaan nya menghadapi anak satu-satu nya itu malah tersenyum bukan nya memberontak atau menangis dalam pelukan sang Ibu.
Sekarang , yang berusaha menenangkan nya malah anaknya sendiri , wanita itu nampak tak mengerti dengan pikiran anaknya. Bahkan ketika mata mereka saling bertemu , gadis itu masih tersenyum dan memandang polos kearah Mamanya.
"Aku baik-baik saja Mam. Dan akan tetap baik sampai nanti Mama menua , janji."
Mamanya menangis , menangis sesenggukkan , mengangguk-anggukkan kepalanya dan mulai memeluk putrinya kembali , meyakinkan diri sendiri kalau anaknya memang kuat , putri nya pasti kuat , sang Ayah sepertinya sudah tak bisa tenang ditempat nya berdiri , karena itu dia mendekat , memeluk keluarga kecilnya dengan perasaan campur aduk dan tak dapat dibendungnya rasa bersalah yang menyergap.
Kebersamaan mereka disaksikan dengan intens oleh sosok dibalik pintu kaca pasien. Menatap dengan tampang tanpa ekspresi , dan terkejut ketika gadis itu menangkap basah dirinya yang sedari tadi diam menatapinya.
Semula ia berpikir akan ditatap sinis atau diberi pandangan tak suka , tidak nyaman karena kesedihan kedua orang tuanya disaksikan oleh orang asing.
Tapi tidak , pikiran itu menguap tiba-tiba saat gadis itu malah tersenyum , menganggukkan kepalanya sopan.
Senyuman nya yang entah kenapa mengaliri perasaan aneh di dada pria ini. Ada gelenyar asing yang membuat dirinya tampak tertegun sejenak sebelum panggilan perawat menyadarkan keterpakuan nya , menyuruhnya untuk segera mendatanginya.
Di sana , sosok temannya , Ilham berdiri dengan jubah putih yang selalu dibanggakannya.
"Sekarang apa? Obat lo abis lagi?"
Pria itu mengernyitkan kening , ada rasa tak suka ketika Ilham berbicara seperti itu kepadanya.
"Lo bilang begitu , kek gue lagi penyakitan aja."
Ilham meliriknya dan terkekeh. "Penyakit sulit tidur. Itu termasuk penyakit juga Elang."
Pria bernama Elang itu berdecak. "Gue gak suka kalau hal itu dibilang penyakit."
Ilham seperti tak mendengar. "Ada dua botol. Saran gue , jangan terlalu banyak mengkonsumsinya. Gak baik juga buat kesehatan. Dosisnya udah gue turunin dikit biar tetep aman dikonsumsi."
"Makasih." Sergah Elang cepat , menyambar obatnya hendak berlalu sebelum suara dari perawat menghentikkan niatnya.
"Pasien di ruang 244. Mulai drop lagi dokter!"
Wajah Ilham yang semula bersahabat berubah pias. "Apa? Lagi?" Dia benar-benar kaget.
Melihat Ilham yang kini cemas , tergesa-gesa keluar , membuat kening Elang mengernyit. Ilham mohon pamit untuk menangani pasiennya sebelum benar-benar meninggalkan Elang.
Dengan heran , dipandangnya Ilham yang mulai berlalu pergi ketika sudah mendapat persetujuan Elang.
Entah kenapa , pekerjaan dokter itu nampak terdengar membingungkan. Apa sudah sepantasnya seorang dokter menghkawatirkan pasiennya?
Bodoh! Tentu saja! Sudah kodratnya memang begitu! Sudah sepantasnya seorang dokter mengkhawatirkan pasiennya!
Elang menggelengkan kepalanya yang mulai berpikiran aneh dan memutuskan keluar ruangan untuk kembali kerumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
When there [is] Hope (COMPLETE)
RomanceCOMPLETE// - Keyla's Story ::::::::::::: Sekarang tujuan Keyla hanya satu... Membahagiakan orang yang telah peduli kepadanya dengan melepaskan nya. ::::::::: Ada beberapa part yang mengandung unsur dewasa , tanggapi dengan bijak. Terima kasih. _____...