10- Lunch

33.3K 844 9
                                    

Edited; 2386 Word (21/12/2016)

***

Keyla's POV

Aku menatap tak percaya kearah dirinya dengan mulut menganga , bahkan dengan wajah tanpa dosa nya dia kini tersenyum manis kepadaku.

"Good morning dear ,"

Aku menetralisirkan detak jantungku yang sudah bagai dentuman bom , menjawab kikuk. "Elang ..."

Elang menyeringai. "Home sweet home ,"

Tunggu dulu!!!

"Bukan kah kemarin sudah sepakat bila kita tak perlu tinggal bersama???" Aku melolong masih belum percaya , Elang di sini. Di dalam apartemenku dengan senyuman yang selalu membuatku gugup.

Sungguh. Ketampanan nya itu selalu membuatku terpesona , bahkan aku suka sekali saat dia mulai tersenyum jahil dan mulai menggodaku dengan kata-katanya.

Tapi ketika teringat sapaan pertama Elang padaku , aku sedikit ingin tertawa dan mengejeknya sekaligus. Morning why?

"Memang. Karena itu lah aku disini ,"

"Apa?" Aku mengernyit tak mengerti. Kalau saja dia datang kemari pagi-pagi , aku tidak akan seperti ini. Karena aku memang sudah menyuruh dia datang tiap pagi untuk sekedar sarapan bersama , dia selalu memperdulikan keadaanku dan mengabaikan keadaannya sendiri. Iya kan?

Tapi sekarang dia datang malam-malam , menggotong koper dan mengagetkan ku karena dia langsung masuk , memelukku erat seperti tak ada hari esok. Setelah itu melepaskan nya dan mulai memasang tampang polos.

Senyum Elang kini lolos membuatku langsung kembali terpesona. "Karena aku tak bisa tinggal bersama mu, aku akan tinggal sebagai tetanggamu."

Aku menatapnya bingung. "Oo.." Hanya itu yang dapat kukeluarkan sebelum kesadaran ku kini mulai perlahan menguar. "A-apa!?"

Dia tertawa , tawa yang renyah. Bahkan membuat jantung ku berdetak tak normal. "C'mon Elf .."

Aku menggeleng menjauh , menatapnya aneh. Aku sama sekali tak mengerti jalan pikir kekasihku ini.

Elang tersenyum mendekat , memelukku tiba-tiba membuatku tersentak kaget.

"Elang ..."

"Elf , aku mencintai mu."

Aku mengernyit sedetik dan kemudian tersenyum mendengar nya. Yeah ...aku tau itu.

"Aku juga mencintaimu." Kataku pelan , membalas pelukan nya padaku.

Sedikit aku merasa kesal atas sikap nya yang parno ini. Dia sengaja meninggalkan tempat tinggalnya dan menjadi tetanggaku hanya untuk memastikan aku baik-baik saja. Tapi rasa itu luluh ketika kulihat ketulusan dari seorang Elang. Aku jadi tak bisa menahan senyum ku yang selalu lolos bila ada didekatnya.

Perhatian?

Iya. Dia sangat perhatian dan peduli. Dan itu membuatku menjadi suka dan cinta bersamaan kepadanya.

Romantis?

Aku tidak tau letak romantis seorang Elang karena aku tau , dia selalu membuatku menjadi perempuan istimewa bila berada dekat dengan nya.

Elang tak pernah sekalipun menyakitiku. Dia selalu memahami ku dan selalu pengertian padaku. Karena itu ...aku betah berada dekat-dekat dengan nya.

Elang mempererat pelukan nya dan kini menyandarkan pipinya dipuncak kepalaku. Perlu kuberitahu? Tubuh Elang itu besar , atletis , dan six-pack juga kekar. Tinggi nya melebihi ku , jika kalian melihat kami berjejer , tinggiku hanya sebahunya.

When there [is] Hope (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang