48- Keputusan

19.9K 475 11
                                    

Kejadian-kejadian beberapa hari yang lalu seperti kilasan abstrak yang datang bagaikan palu. Memukul-mukul dada Keyla yang kini sesak. Bahkan tiap kali kepalanya terasa pusing, kulitnya yang pucat dengan bintik-bintik hitam bekas dari perawatan nya yang tiap kali di suntikkan darah agar kedua hemoglobin dalam dirinya seimbang membuat keadaanya kali ini nampak menyedihkan.

Berusaha menahan tangis, perlahan tangan nya yang digenggam erat Elang ia lepaskan.

Elang nampak terkejut begitu menyadari sikap Keyla yang tidak seperti biasanya. Apa yang telah ia lakukan hingga mampu membuat Elf–nya yang manis berubah defensif saat disentuhnya?

Ini bukan Keyla yang dikenal Elang setahun lalu. Bukan..

"Maaf Lang..." Keyla menunduk, lebih memilih memandang kedua tangannya yang saling bertaut daripada menatap mata penuh kekecewaan yang dipancarkan Elang kali ini.

"Maaf.."

"Elf.."

Sekeras apa pun Keyla bertahan, air matanya tetap saja meluncur. Membasahi pipi pucatnya, menggoreskan luka dihati Elang ketika melihat wajah berantakkan dan penuh penderitaan tunangan nya ini sekarang.

"Maaf kan aku.." Keyla menangis. Terisak dengan tatapan perih.

Elang menggelengkan kepalanya, menolak permintaan maaf Keyla. Bukan ini yang ingin didengarnya, bukan.. Sama sekali bukan,

"Lang.—"

"Pleasse Elf, jangan.. Pleasse," Elang terus menggeleng, tidak menerima dengan apa yang akan dilakukan Keyla selanjutnya.

Seperti tak mendengar permohonan nanar dari seorang Elang yang bahkan sampai kesakittan dan merintih. Keyla tetap ingin melakukan nya, melakukan perbuatan yang seharusnya ia lakukan dari semenjak dulu.

Yaitu dengan melepas cincin ikatan ini dari jari manis tangan kanannya. Elang tentu saja menolak tegas, ia melarang Keyla memutuskan begitu saja ikatan mereka berdua. Tapi kemantapan dan kondisi Keyla saat ini, sungguh tak bisa memungkinkan Keyla terus bertahan. Mempertahankan Elang agar tetap berada di sisinya.

Tidak.

Tidak.

Keyla tidak mau membatasi pergerakkan Elang setelah kepergian nya.

Ia tidak mau.

Ini terlalu menyakitinya.

Menyakiti jiwa dan raganya.

Juga perasaannya.

Elang seperti di paksa untuk melihat bagaimana kesakittan ajal yang tengah menerjang seseorang saat ketika Keyla kini melepas cincin dari jari manisnya.

Dengan air mata dikedua mata, Keyla menunjukkan cincin yang mengikat keduanya dengan senyuman pedih dan keterlukaan sama. Elang entah kenapa mendadak hampa begitu melihat benda kecil itu dipegang, tak lagi terpasang di tempat yang seharusnya.

"Dengan ini... aku membebaskan Elang Firmansyah dari segala keterkaitannya denganku. Aku ingin melihat Elang berbahagia bersama orang lain selain aku."

Senyuman getir Keyla diakhir sesi bicara, membuat kedua tatapan Elang kosong. Dia tak tau harus berekspresi apa dengan kejutan yang mendadak datang bagai kiamat dalam hidupnya.

::::::::::::::

Di waktu yang sama, Gio memegang tangan kanan Vanya yang terbebas dari selang infus.

Kondisi wanitanya kali ini sungguh sangat menghkawatirkan. Kemungkinan-kemungkinan terburuk akan segera datang, dan Gio takut. Dia sangat takut bila kejadian dia ditinggalkan lagi oleh Vanya terjadi untuk ketiga kalinya.

When there [is] Hope (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang