Algio berjalan dengan sesekali matanya melirik jam ditangan. Ponsel i-phone miliknya sedang ia gunakan untuk sesekali mengecek tugas kantor sembari berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit.
Tepat pukul 3 tadi, mereka sudah sampai di bandara Changi–Singapura dan jam 4 ini Gio baru saja selesai mengemasi barang-barang mereka yang sengaja di angkut dari Jakarta menuju ke tempat itu.
Mereka berniat tinggal lebih lama karena tuntutan pekerjaan Gio yang secara kebetulan berada di sana. Karena Anggi sudah menempuh ujian akhir skripsi dan lulus dengan nilai memuaskan. Adiknya itu meminta ikut, lantaran ingin menemani sahabatnya tersebut.
Yeah. Setidaknya Gio menjenguk Keyla sebagai formalitas antar teman, biar bagaimana pun mereka pernah dekat. Walau tak sedekat hubungan Anggi atau Elang–Gio masih lah seorang teman yang seharusnya menjenguk temannya yang sedang sakit bukan? Biarpun sekali.
::::::::::::::
"Hari ini Elang dateng. Anggi sama Kak Gio juga, ..."
Jadi, itu benar? Pertanyaan dalam benak Vanya terlempar menuju seorang punggung tegap pria yang tengah berjalan sembari memainkan ponsel di depannya.
Pria itu tak melihatnya tadi saat dia melewati Vanya, hanya Vanya yang sadar karena pria itu sedang memfokuskan pikiran menuju ponselnya dari pada daerah sekitar.
Bibir Vanya melengkung lemah, memberikan senyuman tipis pada sosok itu yang sekarang sudah berbelok arah, menghilang dari pandangan. Vanya yang masih duduk bersimpuh di bangku depan kamar rawatnya hanya bisa menghela nafas berat.
"Nona.. Kenapa masih di sini? Ayo masuk ke dalam." Seorang perawat datang, membantu—memapah tubuh kurus lemah Vanya untuk segera dibaringkan di atas tempat tidur.
Vanya tak memberikan banyak respon karena pikiran nya tersita penuh atas wajah rupawan mantan kekasihnya itu. Sudah lebih dari tiga minggu ia dirawat, dan selama itu dia tak pernah lagi melihat sosok Algio Hermawan, seseorang yang telah mencuri hatinya hampir empat tahun yang lalu.
Vanya belum cerita ya? Dia dan Gio dulu bertemu saat mereka sama-sama menjadi WaBa di UI. Di sana juga, ia mengenal Elang sebagai sahabat SMA Gio.
Dari situlah hubunga mereka dekat. Karena mereka berada di satu kelompok yang sama saat MOS tak menutup kemungkinan bahwa mereka saling berkomunikasi. Pada saat itu, Vanya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama, hanya saja dia tidak tau–apakah Gio menyukai nya atau tidak.
Hingga saat mereka melangkah ke semester kedua, Gio menyatakan perasaan yang sama seperti yang Vanya rasakan. Vanya merasa hidupnya dipenuhi angin semilir musim semi dan kedamaian di dalam hutan begitu Gio memberitahu kan perasaan nya. Vanya berbunga-bunga dan tanpa pikir dua kali dia menerima ajakan Gio untuk berpacaran.
Sudah lebih dari 2 tahun mereka menjalin hubungan asmara, sampai Vanya sudah menganggap Anggi bagai adiknya sendiri. Mereka hidup dengan diliputi kebahagiaan dan tingkah konyol Anggi yang selalu mengekori kemana pun Elang pergi.
Bahkan Gio sempat iri karena Anggi begitu lengket pada sahabatnya dan bukan dirinya. Namun kenang-kenangan mereka buyar saat kedatangan sebuah masalah yang tak pernah dipikirkan Vanya sebelumnya.
Karena itu lah, dia memutuskan untuk pergi dan meminta putus lewat pesan karena dia takkan sanggup memutuskan Gio langsung. Hatinya sudah terlanjur jatuh, dan Vanya mungkin tidak akan bisa menjauh dari pria itu.
Kalau saja orang itu tak memberitahu kebenaran nya, kalau saja orang itu lebih bertanggung jawab, kalau saja orang itu tidak ada...
Ya.. Vanya hanya bisa berandai-andai tanpa pernah menerima kenyataan bahwa semuanya memang telah terjadi. Kita tak bisa mengulang waktu, hingga inilah yang terjadi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
When there [is] Hope (COMPLETE)
RomanceCOMPLETE// - Keyla's Story ::::::::::::: Sekarang tujuan Keyla hanya satu... Membahagiakan orang yang telah peduli kepadanya dengan melepaskan nya. ::::::::: Ada beberapa part yang mengandung unsur dewasa , tanggapi dengan bijak. Terima kasih. _____...