17- Ledakan

27.9K 652 1
                                    

"Apa gue harus pergi?" Vanya masih setia dalam posisi seperti orang bego di samping Elang. Sudah banyak pasangan yang kini melangkah di tempat dansa , tak terkecuali adiknya Anggi—perempuan itu lebih memilih berdansa dengan Alex. Entah apa yang mereka obrolkan , Elang tidak tau.

Matanya bergerilya dan menangkap sorot mata Gio. Alis Elang terangkat saat pandangan pria itu tak memperhatikan nya , melainkan pada Vanya.

Elang kembali melirik Vanya yang masih terdiam setelah usai acara tangisnya , lalu beralih melirik Gio kembali—pria itu masih diam memperhatikan nya dengan sesekali meminum anggur.

Oh man...

Elang menggeleng-geleng tanpa sadar begitu menyadari sesuatu. Pandangan nya beralih sepenuhnya pada Vanya.

"Vanya ...btw lo udah ketemu sama Gio sebelumnya?"

Vanya menoleh kaget dan mengangguk lambat-lambat dengan pandangan mata muram. "Gue udah di Indonesia dari 5 bulan yang lalu."

Mata Elang membulat sempurna. "5 bulan???" Dia nampak terkejut. Bagaimana mungkin Vanya sudah selama itu di Indonesia tapi dirinya tak menyadarinya?

Bahkan Gio sama sekali tak mengungkitnya dipertemuan terakhir mereka. Elang benar-benar tak habis pikir.

Sebenarnya apa yang sedang Gio sembunyikan? Biasanya temannya itu bercerita jika ada apa-apa padanya , lalu kenapa Elang ...tidak diberitahu?

"Vanya ..!" Suara kaget di sebelahnya menginterupsi pemikiran Elang.

Keyla muncul dengan mata membulat syok , pandangan nya jatuh tak percaya dengan keberadaan Vanya di sana.

Segera Vanya merubah air mukanya dan membalas dengan angkuh , sifat nya yang selalu ia tunjukkan pada orang-orang selama ini. Angkuh dan arogan.

"Hai ...Keyla , kita ketemu lagi ,"

Sekarang giliran Elang yang terkejut memandang bergantian Keyla dan Vanya.

"Elf ..kamu kenal dia?" Pertanyaan Elang menyadarkan Keyla langsung dari keterkejutannya.

"Ah..iya. Empat minggu lalu aku bertemu dengan nya disupermarket pertama kali dan terakhir pertemuan ku dengannya di Caffe dekat kantor mu waktu itu."

Elang mengernyit dan perlahan paham. Tapi ia langsung memandang aneh kearah Keyla kemudian. "Pertemuan di supermarket?"

Keyla mengangguk "ada Gio juga ,"

Pandangan aneh Elang makin terlihat aneh. Tatapannya terlempar dengan tajam kearah Vanya yang hanya bisa membalas dengan ringisan perempuan itu. Meminta maaf tanpa suara melewati sorotan matanya.

Jujur , Vanya sedikit merasa bersalah karena hanya Elang saja yang belum dia temui mengingat hubungan mereka dimasa lalu kurang terjalin dengan baik. Vanya lebih takut jika malah diabaikan. Makanya dia memilih untuk tidak menemui pria ini.

"Elf ..ayo kita kebagian sana. Kamu harus makan." Elang menggiring Keyla yang langsung dituruti perempuan itu.

Mereka berdua berlalu ketika sudah berpamitan dengan Vanya sebelumnya. Sekarang tinggalah Vanya sendirian. Benar , hanya sendirian.

Dalam diam , perempuan itu menghela nafas panjang. Kedatangan nya kemari lebih dari ingin sekedar iseng karena tidak ada hal menarik di dalam apartemennya.

Tak disangka , ia malah bertemu semua orang dalam masa lalunya. Dia amat terkejut ketika melihat Keyla ternyata bertunangan dengan Elang. Masih terselip ketidakpercayaan dalam benaknya.

Ia tak tau apa yang dimaksud kan Tuhan tentang semua kebetulan ini. Dia masih sangat diliputi syok.

Pandangan nya kini beredar dan jatuh terpaku kearah sosok pria yang selama ini masih tersimpan baik-baik namanya didalam hati. Siapa lagi kalau bukan Algio Hermawan.

When there [is] Hope (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang