Hai, kenalin namaku Fenny Aurelia Ellison. Aku punya kakak laki-laki dan perempuan, tapi hubunganku dengan kakak perempuanku kurang baik. Begitu pula hubunganku dengan orang tuaku, lebih tepatnya lagi dengan momku.
Semuanya bermula saat aku sedang duduk di bangku sd kelas 2, yang entah bagaimana kakak perempuanku - Kak Viola jatuh dari tangga dan menyebabkan kelumpuhan.
Aku sendiri juga tak mengerti kenapa Kak Viola tega mengatakan bahwa aku mendorongnya, padahal saat kejadian aku berada di kamarku. Aku yang mendengar Kak Viola berteriak segera keluar dari kamarku menuju sumber suara, apalah dayaku saat itu yang masih kecil dan di fitnah seperti itu.
Bahkan Kak Kenny ~ kakak laki-lakiku itu sudah membelaku bahwa aku tak akan melakukan hal seperti itu, kalian tau sendirilah. Anak yang duduk di bangku kelas 2 sd itu masih polos-polosnya, mana pernah aku mempunyai pikiran seperti itu. Apalagi sebelumnya aku tak pernah bertengkar dengan salah satu kakakku, tapi sayangnya momku lebih percaya dengan Kak Viola daripada aku dan Kak Kenny.
Karena kata mereka Kak Kenny tidak ada saat kejadian, Kak Kenny saat itu sedang tidur dikamarnya. Ya dia baru tahu kejadiannya saat aku di sidang lebih tepatnya di introgasi oleh papa dan mom.
Sekarang aku baru saja memasukki bangku perkuliahan, aku hanya tinggal berdua dengan Kak Kenny di masion yang ukurannya bisa di katakan besar ini. Sementara papa, mom, dan Kak Viola tinggal di Singapura. Seharusnya Kak Kenny juga tinggal di Singapura bersama mereka, tetapi Kak Kenny tidak mau alasannya karena aku yang tak di boleh ikut oleh mom. Padahal sekarang Kak Viola sudah bisa jalan lagi, setelah ia menjalani terapi 10 tahun yang lalu, tepatnya saat aku baru saja naik kelas 3. Dan Kak Viola baru saja lulus sd, sejak saat itu pula mereka memutuskan untuk menetap di Singapura.
Umurku dengan Kak Viola selisih 4 tahun dan dengan Kak Kenny selisih 1 tahun. Aku dan kak Kenny kuliah di tempat yang sama, yaitu Alvanno university. Aku dan Kak Kenny sama-sama mengambil jurusan manajemen, karena papa memberikanku dan Kak Kenny hukuman yaitu harus melanjutkan perusahaan yang telah dirintisnya itu. Sementara Kak Viola boleh memilih apa yang dia inginkan, jujur saja aku merasa bersalah dengan Kak Kenny. Kalau seandainya dia gak bela'in aku, pasti dia akan bisa tetap menjadi dokter sesuai cita-citanya.
Tapi Kak Kenny selalu bilang ke aku, hal itu tidak masalah baginya. Selama ia tetap bisa melihatku tersenyum, karena memang bukan hanya aku saja yang tak akur dengan Kak Viola tapi Kak Kenny pun juga tak akur. Dia juga mengatakan ada masalah ini ataupun tidak pasti ia akan tetap disuruh melanjutkan perusahaan, karena Kak Kenny adalah anak laki-laki papa yang satu-satunya.
Yah gimana kita mau akur dengan Kak Viola, kalau dia itu selalu semaunya. Bukan maksudku menjelek-jelekkannya. Tapi kenyataan memang seperti itu dan aku pun tak bisa mengubah fakta yang ada.
Selain kuliah aku juga membuka flower shop dan cake shop, yang aku buka diam-diam tanpa pengetahuan orang tuaku dan Kak Viola juga pastinya. Yang mengetahuinya hanya Kak Kenny yang membantuku mengurusi cake shopku dan kedua sahabatku yang membantu mengurusi flower shopku. Karena kalau Kak Viola tahu aku memiliki cake shop dan flower shop, entah apa yang akan terjadi. Padahal aku berharap sekali bisa baikkan dengannya, apalagi sekarang kita itu sudah bukan anak kecil lagi. Kak Viola juga berpacaran dengan salah satu aktor yang juga bernaungan dibahwa perusahaan milik papa. Sebenernya aku juga ingin sekali menjadi pianis terkenal dan ikutan berada di grup band yang papa bentuk itu. Namun dengan adanya Kak Viola yang menjadi artist aku pasti tidak akan diperbolehkan untuk bergabung di perusahaan yang dimiliki papa itu.
Aku membuka flower shop itu pertama kali saat smp 3, menggunakan uang tabunganku yang sebelumnya aku kerja part time di cafe milik orang tua sahabatku. Setelah flower shopku sukses, kelas SMA 2 aku membuka cake shopku.
---
See you at the next part 😀
Terima kasih sudah membaca 😊
Comment di tunggu 😳
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth (Revisi)
RomanceAku selalu saja terkena masalah, entahlah aku merasa masalah sepertinya takkan bosan-bosannya menghampiriku. Jika aku bukanlah Fenny yang sudah terbiasa menghadapi masalah-masalah berat seperti ini sejak kecil, mungkin saja aku sudah ... Penasaran...