"Benar itu, aku juga lebih setuju kamu sama Arnold ketimbang sama Leo. Yah, walaupun track record Arnold adalah playboy, tapi dia gak segitunya kayak si Leo," ujar Jimmy.
"Sudahlah, lebih baik kamu baikkan aja sama-" ucap Hans.
"Olive, namanya, Kak," ucap Fenny.
"Iya Jessi, lebih baik kamu baikkan sama Olive aja. Toh dia juga udah minta maaf dan mengatakan kalau dia gak tahu Leo sudah punya pacar, lagipula kalau Leo gak main affair sama Olive kita gak akan pernah sebenarnya Leo itu gak baik," ucap Hans.
"Fine! Thanks, karena kamu, aku jadi tahu keburukkannya Leo. Oke, nama aku Jessi. Mulai sekarang kamu adalah sahabat aku juga," ucap Jessi.
"Terima kasih, kamu udah mau maafin aku dan jadi'in aku sebagai sahabatmu," ucap Olive.
"Sama-sama, aku senang bisa nambah sahabat," ucap Jessi.
"Ya udah kids, ayo sekarang kita makan," ucap Kathryn.
---
"Fenny!" teriak seseorang.
"Jangan teriak-teriak Alice!" ujar Fenny.
"Aye, aye captain!" ucap Alice.
"Olive belum dateng?" tanya Fenny.
"Ada apa cari Olive yang imut ini?" ujar seseorang tiba-tiba.
"Olive, kebiasaan deh muncul tiba-tiba!" ucap Alice.
"Hehe ... peace ✌." ucap Olive.
"Morning class!" sapa seseorang.
"Morning, Sir Chris!" balas mereka.
"Sekarang kumpulkan laporan hasil survei ketiga perusahaan," ucap Chris.
"Oke, jadi siapa yang belum mengumpulkan?" tanya Chris.
"Semua sih sudah mengumpulkan, Sir, tapi kelihatannya ada yang ngumpulin tanpa info tentang pemilik perusahaan itu juga info tentang proyek-proyek baru perusahaan itu," ujar Angel.
"Itu biar jadi urusan saya yang penting semuanya sudah mengumpulkan," ucap Chris.
---
"Oh ya, tadi itu yang dimaksud Angel laporannya gak lengkap itu kelompok kita kah?" tanya Olive.
"Ya begitulah," jawab Alice.
"Terus gimana dong nasib kita ini?" tanya Olive.
"Santai aja lagi, ngapain harus kuatir kayak gitu. Laporannya udah gue lengkapi dengan Alice," ucap Fenny.
"Tapikan pas itu kita gak nemu'in data-datanya di majalah bisnis," ucap Olive.
"Oke, oke biar gue jelasin," ucap Alice.
Flashback on
Saat itu malam terakhir sebelum pengumpulan laporan Fenny dan Alice masih sibuk berkutat dengan majalah-majalah bisnis milik Nathan, sementara Olive saat itu berhalangan untuk datang ke rumah Fenny.
"Kalian berdua ini ngerjain dari kemarin apa iya belum selesai? Lalu mana juga Olive?" tanya Nathan.
"Gimana mau selesai ini susah banget, Kak, Olive ada acara keluarga tadi juga gak masuk kuliah," jawab Alice.
"Memangnya apa sih yang kalian cari?" tanya Nathan.
"Ini visi dan misi pemilik perusahaan untuk memajukkan perusahaannya," jawab Fenny.
"Kalau hal seperti itu juga gak akan kalian temukan di majalah bisnis, masalahnya itu pasti artikelnya udah lama banget. Saat seseorang itu baru aja jadi pemimpin, artikel kayak gitu baru dimuat. Kalian ini ada-ada aja, memang kurang info perusahaan mana aja?" tanya Nathan.
"Kurang perushaan Alvanno corp sama Foxien enterprise, Kak." jawab Alice.
"Nah yang Alvanno corp akan aku beri tahu, yang Foxien enterprise kamu hubungin Michael aja, Ai." ucap Nathan.
"Kak Nathan beneran mau kasih tahu?" tanya Fenny.
"Tentu, kalau aku gak kasih tahu, kalian mungkin bisa gak tidur. Lagian kalau kalian cari di majalah seri tahun ini gak akan ada tentang aku, kecuali gosip-gosip gak jelas atau gak lebih condong ke perusahaan yang baru aja melakukan ini-itu dan sebagainya." ucap Nathan.
"Wah, thank you banget, Kak," ucap Fenny.
"Tapi semuanya gak gratis loh, Ai!" seru Nathan.
"Terserah Kak Nathan aja deh, yang penting ini selesai dulu, Kak," ucap Fenny.
Flashback of
"Jadi apa yang diminta sama Kak Nathan?" tanya Olive.
"Ya pasti apalagi, pasti dia mengambil kesempatan dalam kesempitan. Jadi gimana rasanya, Fen?" tanya Alice.
"Rasanya apa?" tanya Fenny balik.
"Ya rasanya ehem... ehem...-lah, Fen!" seru Olive.
"Ehem... ehem... itu apa?" tanya Fenny balik.
"Kamu beneran gak tahu, Fen?" tanya Olive.
"Udah deh Jangan lanjutin topik ini! Kita ganti topik aja." ucap Alice mengalihkan topik pembicaraan.
"Tapi i-" protes Fenny.
"Sudahlah Fen, nanti kamu akan tahu sendiri," potong Alice.
"Huh ... kalian ini dasar, selalu bisa saja buat orang penasaran banget," gerutu Fenny.
"Mengerutu itu gak baik loh, Fen!" ujar Olive.
"Iya, tapi aku lagi kesel sama kalian berdua," ucap Fenny.
"Abisnya gimana lagi, kita mana bisa jelasinnya," ucap Alice.
"Coba aku tanya sama kak Nathan aja kali ya?" tanya Fenny pada dirinya sendiri.
"Eh ... jangan, Fen! Kalau kamu tanya itu ke Kak Nathan nanti kita bisa kena semprot habis-habisan sama Kak Nathan," ucap Alice.
"Memangnya kenapa kok kalian akan kena marah?" tanya Fenny.
"Sudah pokoknya jangan kamu tanyakan aja," jawab Alice.
"Sudah, sudah ayo kita masih ada mata kuliah!" ujar Sheril.
***
"Fen, ayo liburan semester ini kita pergi bareng sama anak-anak lain!" ajak Jessi.
"Aku tanya dulu sama Kak Nathan," ucap Fenny.
"Oke, nanti kalau Kak Nathan gak ijinkan biar aku yang bilang," ucap Jessi.
"Kalau Kak Nathan gak ijinkan apa boleh buat. Oh ya, kamu mau tanya yang mana?" tanya Fenny.
"Yang ini sulit banget, sebel aku sama tuh dosen baru!" jawab Jessi.
"Wkwk ... perempuankan ya dosen barunya?" tanya Fenny.
"Iya, huh ... aku sebel," jawab Jessi.
"Gimana hubunganmu sama Arnold, nih?" tanya Fenny.
"Ya gitu deh," jawab Jessi.
"Cie ... blushing, udah jadian nih?" goda Fenny.
"Hehe ... udah, kemarin!" teriak Jessi.
"Ampun, Jes, kamu kayak anak kecil. Teriak-teriak lalu loncat-loncat di atas kasur," ucap Fenny.
"Gak papalah sekali-sekali jadi kayak anak kecil, mumpung lagi happy. Ayo Fen ikutan loncat-loncat bareng aku," ucap Jessi.
"Enggak deh, aku lihat kamu loncat-loncat aja," ucap Fenny.
"Ai, Jessi di-" ucap Nathan, "Ya ampun Jessi, berhenti loncat-loncatnya kayak anak kecil aja kamu!"
"Hehe ... peace, Kak, tumben Kak Nathan masuk kamarku gak ngetuk pintu dulu?" tanya Jessi.
"Kakak udah mengentuk pintu dari tadi kali," jawab Nathan sambil memutar malas bola matanya.
"Hehe ... kita gak dengar," ucap Jessi.
"Ya sudah, ayo turun di panggil mami makan malam," ucap Nathan.
***
Double update nih ... maaf udah lama gak update 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth (Revisi)
RomanceAku selalu saja terkena masalah, entahlah aku merasa masalah sepertinya takkan bosan-bosannya menghampiriku. Jika aku bukanlah Fenny yang sudah terbiasa menghadapi masalah-masalah berat seperti ini sejak kecil, mungkin saja aku sudah ... Penasaran...