"Dan yah, mulai hari assisten saya adalah Fenny bukan Nessa lagi," ucap Nathan.
"Sir, gak bisa gitu dong masa sir main ganti-ganti assisten sesuka sir sih!" ucap Nessa yang tidak terima.
"Bisalah, kamukan gak becus dan gak cocok jadi assisten dosen!" ucap Alice.
"Eh, orang muna(fik) ngomong. Orang muna itu suaranya gak diperlukan, orang muna lebih baik diem aja daripada sakit hati!" ejek Nessa.
"Sembarang aja lo omong sahabat gue munafik, kalau sahabat gue munafik lo sendiri apa dong? Sadar diri hellow, siapa yang munafik! Ngaca dong, gak mampu beli kaca aku beli'in deh, butuh yang berapa inchi?" balas Sheril.
"Oh demi daddy and mommy yang perlu ngaca tuh ya kalian, orang jelas-jelas Nessa tuh lebih kaya daripada kalian. Jadi yah dia mampulah kalau cuma beli kaca bahkan sama pabrik-pabriknya," ucap Queena.
"Aish, repot mah ngomong sama orang ber-IQ rendah!" ucap Alice.
"Bodoh amat IQ rendah yang penting harta melimpah dan poluler!" seru Riska.
"Aish, terus hartanya kamu dapet darimana. Orang ber-IQ rendah mana bisa kerja, wah-wah-wah jangan-jangan hasil korupsi tuh!" seru Sheril.
"Bukannya perusahaan lo ya, yang kesebar korupsi sampe-sampe gulung tikar. Karena perusahaan-perusahaan lain pada memutuskan kontrak kerja sama!" seru Emily.
"Yup, aku aja sampai berpikir kok masih bisa-bisanya yah dia kuliah di tempat bergengsi seperti ini!" seru Queena.
"Duh, panas banget nih ada air gak sih! Buat madamin mulut yang lagi jadi kompor!" seru Alice.
"Logis juga omongmu Emily, kali aja dia jual diri!" sahut Nessa.
"Kalian itu dasar gak tau diri, bukannya yang korupsi itu perusahaan bokap lo, Nessa. Sekarang lo bisa menghina Sheril, tapi tunggu aja. Gue gak akan pernah tinggal diam atas apa yang telah lo lakuin ke sahabat gue, lo itu sudah keterlaluan tau gak sih. Walaupun perusahaan lo lebih besar dari bokap gue, tapi gue pasti'in tunggu aja gak akan lama perusahaan lo akan berada di ambang kehancuran begitu bukti-bukti penyalagunaan dana yang dilakukan bokap lo terkuak. Tunggu aja, gue pasti'in hal itu takkan lama lagi!" ucap Fenny.
"Wow, gue takut deh!" seru Nessa dengan nada bercandanya.
"Sorry aja ya, gue gak percaya tuh dengan apa yang lo omong. Lo kan iri sama gue yang lebih kaya ini!" seru Nessa.
"Buat apa iri? Gak guna tau gak sih!" ujar Fenny.
"Terserah apa kata lo deh!" seru Nessa.
"Eh btw, Sheril. Katanya perusahaan bokap lo mulai berkembang lagi ya, dapet suntikkan dana dari mana?" tanya Queena dengan nada mengejek.
"Halah paling-paling juga menggunakan cara licik," jawab Riska.
"Cukup, hentikkan! Saya pikir kalian bisa berpikir dewasa dan berhenti dengan sendirinya, tetapi ternyata kalian itu masih kayak anak kecil yang harus di bentak dulu!" bentak Nathan yang membuat kelas menjadi hening dan mereka langsung memulai pelajaran.
---
Setelah kelasnya habis Fenny dengan Alice dan Sheril langsung menuju kekantin.
"Maafin gue ya, karena gue kalian ikut bermusuhan dengan Nessa," ucap Sheril sambil menanggis.
"Sudahlah, itu tak masalah kok bagi kami," ucap Fenny.
"Betul itu, malahan kami tambah senang kalau bisa bela'in sahabat kami," ucap Alice.
"Thanks, kalian memang terbaik. Selalu membantu gue saat guess susah, tapi sampai sekarang gue belum bisa balas kebaikkan kalian," ucap Sheril.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth (Revisi)
RomanceAku selalu saja terkena masalah, entahlah aku merasa masalah sepertinya takkan bosan-bosannya menghampiriku. Jika aku bukanlah Fenny yang sudah terbiasa menghadapi masalah-masalah berat seperti ini sejak kecil, mungkin saja aku sudah ... Penasaran...