56

462 12 0
                                    

"Enak aja lo, mau melarikan diri ya? Gara-gara lo kita di hukum!" ucap Tea yang menarik rambut Fenny.

"Lepasin gak tangan kotor lo itu dari rambut sahabat gue!" ujar Olive sambil menepis tangan Tea yang ada di rambut Fenny.

"Gak akan, gue mau buat perhitungan sama nih anak terlebih dahulu," ucap Tea.

"Lepasin!" ujar Olive sambil berusaha melepaskan tangan Tea yang menjambak rambut Fenny.

Sementara Tea sendiri berusaha mempertahankan posisinya menjambak rambut Fenny, akhirnya Alice pun ikut membantu dengan mendorong Tea.

"Setan! Ngapain lo dorong-dorong temen gue!" ucap Iriana yang balas mendorong Alice.

Mereka tak sadar bahwa mereka kini telah menjadi tonton para mahasiswa-mahasiswi yang lain.

"Eitz ... enak aja, lo mau berdiri ya?!" ujar Angel lalu menginjak telapak tangan Alice.

Lalu Olive yang melihat Alice kesakitan segera menolong Alice dengan mendorong Angel, sementara Tea tetap menjambak rambut Fenny. Angel, Iriana, Alice, dan Olive saling dorong-dorongan hingga tanpa sengaja salah satu dari mereka terdorong ke arah Fenny.

---

Nathan Pov

"Ada apaan sih itu di koridor ramai banget?!"

"Ehm ... itu ada apa ya?" tanyaku pada salah satu mahasiswa yang melewatiku.

"Itu, Sir, ada pertengkaran antar mahasiswi," jawabnya.

"Oke, makasih," balasku.

Samar-samar aku seperti mendengar suara Alice sahabatnya Fenny, langsung saja aku berusaha menerobos di sela-sela kerumunan itu. Bagaimana aku gak kuatir dengan Fenny apa lagi dengan keadaannya yang sedang hamil. Dan tiba-tiba aja saat aku sudah berhasil menerobos kerumunan mahasiswa-mahasiswi itu, Fenny terdorong hingga dihadapanku dan aku reflek menangkapnya. Siapa yang gak emosi, saat melihat istrinya yang sedang hamil di dorong, entah di dorong atau terdorong aku tak mau tau.

"Apalagi yang kalian semua lihat? Bubar semuanya! Dan untuk kalian berenam silahkan ikut saya ke ruangan saya!" perintahku.

Nathan pov end ~~~

---

"Ada yang mau menjelaskan?" tanya Nathan dengan nada dinginnya.

"Itu, Sir, Fenny hamil di luar nikah. Kan memalukan sir, nama universitas inikan bisa tercoreng, Sir," jawab Angel.

"Lalu apa hubungannya dengan pertekaran yang kalian lakukan?" tanya Nathan masih bertahan dengan nada dinginnya.

"Mereka yang memulainya duluan, Sir!" ucap Alice.

"Kita hanya memberi Fenny pelajaran, karena dia sudah berani-beraninya membuat nama universitas kita ini tercoreng," ujar Tea.

"Tetep aja kalian yang salah, kalian yang memulainya duluan," ujar Olive.

"Ck ... kalian itu memang gak tau diri banget sih. Jelas-jelas temen kalian yang hamil di luar nikah itu yang salah, masih juga kalian bela'in terus," ucap Iriana.

"Sudah cukup! Entah sampai kapan saya harus mendengarkan kalian berdebat. Kalian semua boleh keluar, saya akan bicara empat mata dengan Fenny," ucap Nathan.

"Tentu saja, Sir," ucap Angel dengan smirk andalannya, karena ia merasa bahwa ia telah menang.

"Kamu gak papa kan, Ai? Apa ada yang sakit?" tanya Nathan setelah mereka semua keluar.

"Aku gak papa kok, Kak, gak ada yang sakit," jawab Fenny.

"Anak daddy diperut mommy, harus jagain mommy ya saat daddy gak bareng sama kalian," ucap Nathan sambil mengelus-ngelus perut Fenny yang masih rata.

"Iya daddy, aku pasti jagain mommy," balas Fenny dengan menirukan suara anak kecil.

"Ya udah, Ai, kamu segeralah kembali ke kelasmu. Udah bel tuh, nanti pulangnya aku jemput," ucap Nathan.

"Iya, Kak," ucap Fenny.

---

"Gimana, Cups? Lo pasti di keluarkan dari kampus ini, 'kan?!" ujar Angel dengan percaya dirinya saat melihat Fenny masuk ke kelas.

"Enggak mungkinlah Fenny di keluarkan dari kampus ini, orang dia hamilnya gak di luar nikah kok," ujar Alice.

"Elah ... masih ngeles lagi!" ujar Tea.

"Siapa juga yang ngeles, lihat sendiri tuh jari manisnya dia ada cincin yang melingkar " ucap Olive.

"Halah ... paling-paling juga cincinnya di beli sendiri," ucap Iriana.

"Sudah cukup! Saya masuk-masuk langsung lihat kalian bertengkar lagi dan lagi, apa belum cukup hukuman yang saya berikan?" tanya Chris.

"Eng-enggak, Sir," jawab Angel.

"Bagus, saya akan melanjutkan pelajaran," balas Chris.

---

"Ini pasti ulah Kak Nathan ya?" ujar Fenny saat Nathan baru saja masuk kamarnya.

"Apa?" tanya Nathan.

"Kak Nathan kan yang buat aku magang di perusahaan Kakak," jawab Fenny.

"Tentu, kenapa gak? Kan kita jadi bisa berangkat bareng-bareng, Ai," balas Nathan.

"Tapi akukan juga ingin magang di perusahaan lainnya, Kak," ucap Fenny.

"Tapi kakak gak mau kamu kenapa-napa, jadi magang di kantor kakak aja ya, Ai," ucap Nathan.

"Tapi aku ingin magang satu perusahaan sama Alice dan Sheril," ucap Fenny.

"Alice magang di perusahaan Chris, karena Chris yang minta. Jadinya kalian gak bisa satu perusahaan, tapi kamu sama Olive satu perusahaan kok," ujar Nathan.

"Oke, oke, aku terima karena masih satu perusahaan sama Olive," ujar Fenny.

"Makasih, Ai," ucap Nathan.

"Kak Nathan," panggil Fenny.

"Kenapa, Ai?" tanya Nathan.

"Beli'in aku terang bulan," jawab Fenny.

"Kalau besok aja gimana, Ai?" tanya Nathan.

"Gak mau, aku maunya hari ini, Kak," jawab Fenny dengan mata yang tergenang air.

"Tapi dimana carinya ini udah malam, Ai," balas Nathan.

"Oke, oke Kakak belikan. Jangan nangis, bentar Kakak mandi dulu," ucap Nathan sambil mengusap air mata milik Fenny yang menetes dan segera beranjak ke kamar mandi.

"Yeay! Makasih, Kak," ucap Fenny.

---

"Huh ... ini anak katanya minta beli'in terang bulan, tapi aku tinggal mandi bentar udah tidur," ujar Nathan saat keluar dari kamar mandi.

"Have a nice dream, Ai," ucap Nathan lalu ikut merebahkan dirinya di samping Fenny.

---

"Oi, Fen!"

"Hmm ...."

"Aku seneng banget satu tempat magang sama kamu, tapi sayang gak satu tempat magang sama Alice," ujar Olive.

"Mau gimana lagi, Alice magangnya di perusahaan Sir Chris," ucap Fenny.

"Kamu udah tahu bakalan magang dibagian mana?" tanya Olive.

"Belum," jawab Fenny.

"Ya udah, ayo kita bareng aja tanya ke recepsionisnya," ujar Olive.

---

The Truth (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang