16

877 23 0
                                    

Mulutmu adalah malaikatmu atau bisa jadi mulutmu adalah petakamu.

Someone_

***

"Eh, tapi memang bener sih. Sheril lagi pacaran," gumam Fenny yang masih dapat di dengar Nathan yang memiliki pendengaran tajam itu.

"Oke, oke anggap saja saya percaya dengan kamu dan nanti akan saya tanyakan kepada Sherilnya sendiri," ucap Nathan.

"Halah sir, pasti dia itu bohong. Mana mungkin jujur, eh lo, Fenny dan Alice yang hanya tukang pembohong. Lo dan Alice itu pura-pura baik sama Sheril waktu SMP saat perusahaan bokapnya colapse hanya untuk balas dendam ke diakan, karena sebelumnya dia sering membully kamu dan sahabatmu si Alice ya, 'kan? Ngaku aja deh ya, munafik banget sih kalian berdua! Kalian kan mau menusuk dia dari belakang," ejek Nessa.

"Maaf-maaf aja ya,  gue sama Fenny itu bukan tipe orang seperti itu. Kami kalau sudah memutuskan bersahabat dengan seseorang itu, kami akan setia. Bahkan kami akan rela mengorbankan nyawa kami, bagi kami gak ada yang namanya mantan sahabat seperti lo!" ucap Alice.

"Halah, teori lo berdua mah basi!" ejek Riska yang ikutan.

Yah, Nessa dkk adalah musuh Fenny dkk semenjak smp dimana Fenny berteman dengan Sheril yang dibuang oleh Nessa. Nessa saat itu memang yang paling berkuasa di sekolah, karena sekolah itu memang milik orang tuanya.

"Sudah, jangan di lanjutkan lagi!" bentak Nathan yang jengkel, karena mahasiswanya malah sibuk berdebat sendiri.

Tok ... tok ...

"Masuk!" ucap Nathan.

"Hosh ... hosh ... maaf sir, hosh ... saya hosh ... ter- hosh ... hosh ... lambat," ucap seseorang itu.

"Minumlah dulu, mana saya tau kamu ngomong apa sepenggal-sepenggal kayak gitu," ucap Nathan, setegas-tegasnya Nathan dia masih punya hati lagi.

"Saya sudah minum, Sir, terima kasih!" ucap Sheril sambil memasukkan botol minumnya ke tasnya.

"Sekarang saya mau tanya sama kamu dan saya harap kamu jawab jujur, karena kalau kamu bohong saya tidak akan segan-segan memberikan hukuman kepada kedua sahabatmu yang berani-beraninya telah membohongi saya," ucap Nathan dengan tegas.

"Iya, saya akan menjawab sejujur mungkin, Sir," ucap Sheril dengan mantap.

"Kamu kenapa bisa terlambat? Apakah kamu pacaran dulu?" tanya Nathan.

"Aish, ini pasti Fenny yang beri tau. Aku binggung ini dianya yang terlalu polos atau gimana coba," gumam Sheril.

"Jadi ...," ucap Nathan menggantung.

"Iya sir, saya memang pacaran dulu. Heheh ...," lanjut Sheril dengan tangan ✌.

"Kali ini saya maafkan, tapi tidak untuk lain kali. Sudah segera duduk ke tempat kamu biasanya duduk," perintah Nathan.

"Terima kasih, Sir," balas Sheril.

"Dan untuk Nessa dan kamu (sambil menunjuk Riska) lain kali sebelum mengata-ngata'i seseorang cari tahu kebenarannya terlebih dahulu," ucap Nathan dingin.

"Saya akan meminta kalian sebagai kelas pertama yang saja ajar untuk salah satu dari kalian menjadi assisten saya," umum Nathan.

"Saya ingin Fenny yang akan menjadi assisten saya," ucap Nathan.

"Sir, saya gak terima. Masa semua dosen pada menawarkan untuk menjadi assistennya ke Fenny, memangnya apa yang dilihat dari si Fenny? Orang kita kuliah aja belum ada satu semester baru sekitar beberapa hari. Kayak gak ada mahasiswa(i) lain aja yang bisa jadi assisten dosen," ucap Nessa.

The Truth (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang