60

551 16 0
                                    

"Hah? Kok cuma segitu?" tanya Nathan.

"Kakak tanya aku, aku tanya siapa coba? Aku sendiri juga binggung, gajinya kecil banget," jawab Fenny.

"Coba nanti Kakak selidik, Kakak akan adakan rapat," ucap Nathan.

---

"Loh kok sudah nonggol aja, Fen?" tanya Olive.

"Gak betah di rumah sakit lama-lama," jawab Fenny.

"Baru juga 2 hari dirumah sakit, kayak sudah setahun di rumah sakit aja," ujar Olive.

"Biarin, wlek .... Stella! Lily!" panggil Fenny saat melihat mereka yang baru saja datang.

"Kok aku diabaikan?" tanya Fenny.

"Aku dua harian juga diabaikan sama mereka," jawab Olive.

"Ayo kita samperin mereka," ajak Fenny.

"Kalian kok mengabaikan kita?" tanya Fenny.

"Maaf, kami merasa gak seharusnya kami berteman dengan kalian," jawab Stella.

"Kenapa?" tanya Fenny dengan air mata yang sudah mengenang.

"Pagi semua!" ujar seseorang.

"Tujuan saya ke sini akan saya bicarakan nanti saja setelah saya melihat ada pertengkaran kecil di sini. Fenny, Stella, Lily, dan Olive kalian ikut ke ruangan saya! Chika, kita kembali!" perintah Nathan.

Tanpa sepengetahuan mereka Fenny mengedipkan sebelah matanya ke Olive dan Olive membalas dengan mengacungkan jempolnya.

---

"Selesaikan masalah diantara kalian berempat! Dan saya gak mau sampai istri saya mengeluarkan air matanya lagi," ucap Nathan lalu meninggalkan mereka di sofa dan ia sendiri ke meja kerjanya.

"Iya, Pak," ucap mereka.

"Kalian marah sama aku?" tanya Fenny.

"Enggak kok, kita cuma merasa kalau kita gak pantas aja berteman sama kamu. Apalagi bersahabat, kitakan cuma pegawai biasa, sementara kamukan istri pemilik perusahaan ini," jawab Lily.

"Jadi kalau aku bukan istrinya kak Nathan kalian mau bersahabat dengan aku?" tanya Fenny.

"Eh ... eng-enggak, maksud kami bukan begitu," ucap Lily gelagapan saat atasannya itu memandang mereka dengan tajam.

"Kami cuma merasa ya gitu aja," ujar Stella.

"Berarti kalian seharusnya masih maukan bersahabat dengan kami? Yeay!" ujar Fenny.

"Sudahlah, kalian ini gak usah pedulikan status sosial. Kita aja gak peduli yang penting kalian tulus aja, itu udah lebih dari cukup untuk menjadi sahabatku dan Fenny," ucap Olive.

"Iya, maafin kami yang sempat berpikiran dangkal," ucap Stella.

"Kan gini enak, lagipula sahabat itu akan menerima kita apa adanya," sahut Nathan.

"Ayo, kita kembali! Masih ada yang harus aku urus di devisi keuangan," ujar Nathan.

---

"Hmm ..., " deham Nathan yang membuat semua pegawai menghentikan aktifitasnya.

"Baik, langsung saja. Saya hanya mau mengatakan bahwa kemarin saya telah melakukan pemecatan ke Emma, jadi pimpinan devisi keuangan ini akan saya ganti. Untuk penggantian saya akan mengadakan rapat bersama kalian sekarang juga, jika dulu orangtua saya saat penggatian selalu menentukkan semaunya. Kali ini saya akan merubah sistemnya, saya akan memberikan beberapa calon yang bisa menempati posisi untuk menjadi pemimpin devisi keuangan. Seperti yang kalian lihat di layar LCD, ada  3 kandidat dan yang mendapatkan suara terbanyak akan menjadi pemimpin devisi keuangan ini. Selengkapnya akan dijelaskan dengan sekertaris saya. Fenny dan Olive tidak akan ikut memilih, karena mereka hanya mahasiswi magang yang sudah selesai sampai hari ini, sementara Stella dan Lily juga tak akan ikut memilih karena aku akan memindahkan mereka berdua ke bagian lainnya," ucap Nathan.

"Stella, Lily, Olive, dan Fenny ikut saya ke ruangan. Saya percayakan hal ini pada kamu, Chika," ucap Nathan.

---

"Jadi untuk Lily dan Stella saya akan pindahkan kalian ke bagian desain perhiasan. Dan saya juga sudah memutuskan bahwa kalian dari jam 8 hingga jam 10 akan belajar desain dengan orang yang sudah saya tunjuk, karena saya merasa bahwa di devisi keuangan terlalu over load pegawainya. Sementara di bagian desain produk ke kurangan pegawai, kemudian untuk Olive dan Fenny apabila kalian akan lanjut bekerja di perusahaan ini, saya menaruh kalian di bagian khusus pengeluaran. Jadi dana-dana pengeluaran perusahaan akan kalian kelolah," ucap Nathan.

"Jadi apakah kalian berniat melanjutkan kerja disini?" tanya Nathan.

"Saya akan melanjutkan kerja disini, Pak," jawab Fenny.

"Saya tidak akan lanjut, Pak, saya akan bekerja di perusahaan orang tua saya," jawab Olive.

"Baiklah, kalau begitu. Kalian bisa ikut saya," ucap Nathan.

Lalu mereka keluar dari ruangan Nathan dan naik lift khusus petinggi menuju basment.

"Kalian akan diantar oleh supir saya, sementara saya dan Fenny akan naik mobil lain. Karena mobilnya tidak akan cukup kalau kita jadi satu mobil," ucap Nathan.

---

"Kalian pesanlah, nanti aku yang akan membayarnya " ucap Nathan.

"Beneran lo yang bayar, Kak Nathan?" tanya Olive.

"Off course," jawab Nathan.

"Gimana rasanya kerja di perusahaan saya?" tanya Nathan.

"Kamu tanya siapa, Kak Nathan? Dan jangan formal-formal dong," tanya Fenny.

"Tanya sama Stella dan Lily, mungkin sekali-sekali aku harus survei ke tiap-tiap bagian dikantor. Aku gak akan biarkan hal yang sama terulang lagi," jawab Nathan.

"Jadi gimana rasanya kerja di perusahaan Alvanno?" tanya Nathan.

"Senang, apalagi saat Fenny dan Olive magang kami merasa tambah nyaman," jawab Lily.

"Memangnya sebelum Stella dan Olive datang kalian gak nyaman?" tanya Nathan.

"Nyaman sih, tapi kita gak punya teman untuk bertanya kalau kesulitan," jawab Lily.

"Bukannya kalian yang satu divisi harus saling membantu?" tanya Nathan.

"Itu tidak berlaku di divisi keuangan, Pak, mereka bekerja sendiri-sendiri. Karena mereka tidak ingin gajinya ikut di potong saat ada seseorang yang melakukan kesalahan," jawab Stella.

"Memangnya sejak kapan melakukan kesalahan gajinya dipotong? Perasaan aku tidak pernah membuat peraturan seperti itu. Pemotongan gaji hanya akan dilakukan bila perintah itu turun dari saya dan saya belum pernah menurunkan perintah tersebut," ucap Nathan.

"Sudah, Kak Nathan, masalah itu di bahas lagi nanti aja. Sekarang kita makan dulu aja, nanti makanannya keburu dingin," ucap Fenny.

---

"Gimana, Fen?" tanya Alice.

"Gimana apanya?" tanya Fenny.

"Lulus gak sidangnya?" jawab Sheril.

"Hmm ... gimana ya, sayang se-" balas Fenny.

"Gak papa, Fen, masih bisa ngulang semester depan kok," ucap Alice.

The Truth (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang