15

812 25 0
                                    

Alvanno University

"Fenny!" panggil Alice saat melihat Fenny memasuki kelas mereka.

"Apa?" tanya Fenny.

"Sekarang Sheril jahat, dia gak mau jemput aku. Hiks, ini semua gara-gara Kak Kenny sih," jawab Alice dengan nada lebaynya.

"Lebay!" balas Fenny.

"Aku beneran tahu, aku sampai harus kekampus bareng papa aku dan lebih hebatnya lagi aku sampai kampus jam 6," ujar Alice.

"Makanya jangan jomblo terus dong, cari pacar sana! Sudah jomblo genes lagi," ledek Fenny.

"Aku gak punya kandidat untuk di jadi'in pacar nih!"uccap Alice dengan nada memelasnya.

"Susah memang ngomong sama orang jones, kalau gitu kamu belajar nyetir gih." ucap Fenny.

"Aku takut, aku masih trauma tahu," ucap Alice.

"Kamu gak boleh seperti itu terus Alice, kamu harus bangkit. Aku temenin deh waktu kamu belajar, gimana?" tawar Fenny.

"Tapi beneran deh aku masih trauma, kamu tahu sendirikan kalau aku saat itu melihat sendiri kecelakaan di depan sekolah yang merenggut nyawa kakak aku itu. Harusnya saat itu aku gak minta jemput Kak Valen, kalau aku gak minta jemput pasti Kak Valen masih ada," ucap Alice sambil menanggis karena mengingat kejadian saat itu.

"Ya ampun sorry Alice, aku gak maksud beneran loh," ucap Fenny yang merasa bersalah dan langsung memeluk Alice.

"Hehe, gak papa kok. Kejadian itu sudah lama, memang akunya aja yang terlalu baper," ucap Alice.

Mereka terus berbagi cerita hingga tidak menyadari seseorang telah masuk kedalam kelas mereka.

---

Sementara itu didepan kelas

"Perkenalkan saya dosen baru di sini yang akan menggantikkan Sir Heri yang kebetulan pensiun, nama saya Nathanio James Alvanno. Kalian bisa memanggil saya Sir Nathan, ada pertanyaan?" ucapnya.

"Sir, kalau gak salah sir itu yang punya kampus ini, 'kan?" tanya seorang siswa.

"Iya, ada yang pertanyaan lain lagi?" ucap Nathan.

"Sir, minta nomer teleponnya dong!" seru salah satu mahasiswi.

"Iya, sir minta id linenya juga dong!" seru salah satu mahasiswi yang lainnya lagi.

"Minta pin bbnya sekalian, Sir!" sahut mahasiswi yang lainnya.

"Semuanya tolong tenang, maaf saya gak bisa memberikan itu semua. Karena itu semua merupakan hal pribadi, kalau kalian mau mengontak saya bisa melalui email. Sekarang saya akan mengabsen kalian satu-persatu," ucap Nathan.

"Anita Leviano!" panggilnya

"Hadir, Sir!" balasnya.

"Alice Yukio!" panggilnya.

"Alice Yukio!" panggilnya sekali lagi.

"Apakah tidak hadir?" tanya Nathan.

"Hadir, Sir. Itu yang lagi ngomong-ngomong dibelakang paling kanan," jawab seorang mahasiswi sambil tersenyum sinis - Nessa.

"ALICE YUKIO!" panggil Nathan dengan penekanan disetiap katanya.

"Saya, Sir, eh anda siapa ya? Bukannya sekarang jamnya Sir Heri walikelas kita?" tanya Alice yang lebih ke dirinya sendiri.

"Makannya jangan berbicara terus, kali ini saya memaaf kalian berdua tapi tidak untuk lain kali. Saya pengganti Sir Heri yang berarti sekarang saya dosen wali baru kamu," jawab Nathan dingin dan melanjutkan mengabsennya.

Hingga tiba di nama

"Sheril Yohanna!" panggil Nathan.

"Tidak hadir, Sir," jawab Alice.

"Siapa temannya?" tanya Nathan, seketika Alice dan Fenny mengangkat tangan mereka.

"Kenapa dia gak masuk, Alice?" tanya Nathan.

"Saya tidak tahu, Sir," jawab Alice.

"Kenapa gak tahu, bukannya kamu teman dekatnya?" tanya Nathan.

"Karena dia gak beri tau saya sir, kalau saya tahu saya juga sudah bilang," jawab Alice.

"Bagaimana dengan kamu Fenny, apakah kamu tahu kenapa teman dekatmu itu gak masuk?" tanya Nathan.

"Pacaran," jawab Fenny asal yang sedang melamun.

"Kenapa saya harus mempercayai omonganmu itu?" tanya Nathan.

"..."

"Fenny!" panggil Nathan dengan volume yang lebih keras.

"Ada apa, Sir?" tanya Fenny yang terlonjak kaget.

"Kenapa saya harus mempercayai omonganmu?" tanya Nathan masih sama dengan nada tegasnya.

"Mempercayai apa, Sir?" tanya Fenny balik.

"Kamu bilang sahabatmu tidak masuk karena pacaran, kenapa saya harus mempercayainya?" tanya Nathan.

"Eh, kapan saya ngomong kayak gitu, Sir?" tanya Fenny.

"Duh, pura-pura bodoh. Gak usah akting deh lo!" sahut Nessa.

***

Terima Kasih sudah membaca cerita abal-abalku # Maaf banyak typo # Kritik dan saran selalu ku tunggu :)

The Truth (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang