46

583 18 0
                                    

'Hallo, kak Kenny.'

'Hallo, Fen. Kenapa?'

'Gimana kamu udah ngomong sama papa belum?'

'Sudah, katanya papa. Kalau memang begitu yang terbaik, maka papa akan secepatnya menceraikan mumi.'

'Hmm ... memangnya papa kapan mau mengajukkan masalah ini ke pengadilan?'

'Besok papa akan mengurus semuanya dengan pengacara di kantor.'

'Kalau gitu besok aku akan ke kantor.'

'Ya, tapi ijinlah dulu dengan Nathan.'

'Itu pasti, Kak Kenny apakah rumahnya juga akan jadi hak milik si mumi gila itu?'

'Nah itu, akan dibahas lebih lanjut besok dengan pengacara papa.'

'Hmmm ... dasar mumi gila!'

'Sudah ya Fen, kakak tutup dulu. Udah malem juga, kakak masih harus bantu papa mempersiapkan berkas-berkasnya.'

'Iya kak, bye ....'

"Huh ... dasar, gue gak akan tinggal diam! Si*l*n! Kenapa ada orang macam mereka di dunia ini!" ujar Fenny sambil melemparkan hpnya kesembarang arah.

"Ai, kamu habis telepon dengan siapa kok sampai mengumpat seperti itu?" tanya Nathan yang baru masuk kamar dan menangkap handphone yang baru saja di lempar oleh Fenny sambil beranjak ke kasur.

"Habis teleponan sama Kak Kenny," jawab Fenny.

"Kamu duduk sini dulu, Ai," ucap Nathan menepuk kasur di sebelahnya.

"Memangnya apa yang kalian bahas, kok kamu sampai mengumpat seperti itu?" tanya Nathan sambil memainkan rambut Fenny.

"Masalah penceraian papa dan si mumi gila," jawab Fenny.

"Bukannya bagus?" tanya Nathan.

"Iya, bagus, Kak. Bagus banget malahan, tapi si mumi gila itu sudah membalik nama seluruh harta papa jadi miliknya," jawab Fenny.

"Tapi hartakan bisa dicari lagi, Ai," ucap Nathan.

"Ini itu masalahnya beda, Kak, kalau cuma harta doang aku gak peduli asalkan gak termasuk perusahaan dan rumah. Karena perusahaan itu dibangun susah payah oleh mama dan papa, kalau sampai papa harus melepaskan perusahaan itu pasti akan sangat terpukul. Karena berdirinya perusahaan itu banyak kenangan indah saat mama masih hidup, kalau rumah itu sangat berarti juga bagiku. Karena di rumah itu aku tumbuh dan di rumah itu juga ada kenangan terakhirku bersama dengan Kak Jo, sebelum Kak Jo meninggal," ucap Fenny.

"Jo itu siapamu?" tanya Nathan.

"Kakak kandungku selain Kak Kenny, Kak Jo lebih tua setahun dari Kak Kenny. Kak Jo juga sangat sayang dengan aku dan Kak Kenny, Kak Jo juga tinggal bersama kita saat papa, mumi gila, dan Kak Viola pindah ke Singapore. Kak Jo gak tau masalah aku yang di tuduh Kak Viola, karena dia pergi acara sekolah. Dia tahunya hanya saat papa, mumi gila, dan Kak Viola mau pindah ke Singapore, dia juga gak mau ikut karena aku dan Kak Kenny gak ada yang ikut. Hingga saat itu tiba, Kak Jo pingsan saat kami sedang bermain dan langsung dilarikan kerumah sakit oleh dad dan mom. Setelah koma selama 5 bulan, Kak Joan pada akhirnya pergi meninggalkan kita semua," jawab Fenny sambil terisak.

"Kamu gak papa, Ai?" tanya Nathan.

"Gak, aku gak papa kok, Kak. Maaf, aku terlalu cengeng, Kak, karena jujur aja dulu aku lebih dekat dengan Kak Johan daripada kak Kenny. Bahkan setiap Kak Jo kemanapun aku akan mengikutinya, kalau Kak Kenny dulu cuek dan dingin ke aku, tapi aku tahu dia sayang sama aku. Sebelum Kak Joan meninggal, Kak Joan menitipkan aku ke Kak Kenny. Dari situlah sifat Kak Kenny berubah, dia mulai terbuka dengan aku dan tidak cuek. Dia selalu ada untuk aku, bahkan sekarang aku dan Kak Kenny sudah melebihi kedekatanku dengan Kak Jo," jawab Fenny.

The Truth (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang