"Cie ... Kak Kenny!" seru Fenny dan Alice bersamaan.
"Oh ya, Nathan sekeluarga mana?" tanya Nia.
"Belum datang rasanya oma," jawab Fenny.
"Aku dah datang lagi, Ai," ucap Nathan langsung merangkul Fenny.
"Jadi?" tanya Alice dan Sheril.
"Apa?" tanya Fenny sambil memasang ekspresi watados.
"Jadi kamu punya hubungan apa dengan sir Nathan?" tanya Alice.
"Loh... kalian gak tau?" tanya Nia.
"Gak, Oma, Fenny belum beri tau!" jawab Alice sambil memelototi Fenny.
"Fenny itu tunangannya Nathan," ucap Nia.
"What?!" teriak mereka berdua bersamaan.
"Aduh, kalian berdua ini. Jangan teriak-teriak malu, tuh lihatlah kita jadi pusat perhatian sekarang!" ujar Nathan.
"Hehe ... maaf, Sir, gak sengaja juga kali," ucap Alice.
"Gak usah panggil Sir kalau diluar kampus, panggil aja Nathan atau Kak Nathan umur kita gak beda jauh-jauh amat," ucap Nathan.
"Ya sir, eh ... Kak Nathan," ucap Alice.
"Kamu harus jelaskan ini semua ke kita berdua," ucap Sheril berbisik kepada Fenny.
"Iya, iya, nanti akan ku jelasin," ucap Fenny.
"Ya sudah, Ma, aku pergi nyamperin teman-teman aku dulu," ucap Justin.
"Iya," ucap Nia.
"Orangtua sama adikmu mana Nathan?" tanya Nia.
"Itu oma aku juga gak tau, mungkin masih di perjalanan," jawab Nathan.
"Loh kok kamu sudah disini?" tanya Nia.
"Hehehe ... itu tadi aku berangkat duluan, abisnya kalau nunggu mami dan Jessi dandannya itu lama oma. Kalau papi masih di luar negeri jadi gak bisa hadir," jawab Nathan.
"Kamu ini, jangan-jangan nanti kalau mau ke pesta bareng Fenny. Fenny-nya kamu tinggal, karena kelaman dandan!" ucap Hendrik yang baru aja bergabung setelah menemui teman-teman bisnisnya dulu.
"Eh, enggaklah, Opa. Kalau untuk Fenny apapun pasti akan kulakukan untuk dia," ucap Nathan.
"Ini, anak kurang ajar di suruh nunggu malah ditinggal!" omel Kathryn sambil menjewer Nathan.
"Ma lepasin telinga Nathan dong, malu dilihati banyak orang tuh ma," ucap Nathan.
"Siapa suruh kamu ninggal mami!" ujar Kathryn, sementara Alice dan Sheril langsung tertawa.
"Ya ampun, Mi ... cuma gitu doang. Kalian berdua jangan tertawa, kalau gak mau ngulang kuliah kalian di semester depan!" ujar Nathan yang membuat Alice dan Sheril berhenti tertawa.
"Btw, sir Nathan ternyata juga bisa berekspresi ya. Gak kayak di kampus yang mukanya datar terus," ujar Alice.
"Yup, betul itu!" ucap Sheril.
"Gak boleh tertawa, bukan berarti kalian boleh membicarakan saya!" ucap Nathan.
"Anak ini, lagi dimarahi maminya masih bisa-bisanya marahi orang lain!" Uujar Kathryn, akhirnyanya pun tawa Sheril dan Alice meledak lagi.
"Kalian kan sudah sa-" ucap Nathan.
"Lagi!" seru Kathryn.
"Iya-iya, Mi, udah dong. Lepasin jewerannya, oma gak mau bantu aku kah?" ujar Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth (Revisi)
RomanceAku selalu saja terkena masalah, entahlah aku merasa masalah sepertinya takkan bosan-bosannya menghampiriku. Jika aku bukanlah Fenny yang sudah terbiasa menghadapi masalah-masalah berat seperti ini sejak kecil, mungkin saja aku sudah ... Penasaran...