BERIMAJINASI DENGAN PUISI (@afif_misbah)

81 12 2
                                    

Dunia sana

Aku mendiami ruang sempit empat sisi

Di mana waktu terasa lambat bergerak

Di luar sana, kata mereka, berbahaya

Tapi di dalam sini, rasanya hampa

Aku hanya punya segelintir gambaran mengenai dunia sana

Yang rasanya ingin cepat-cepat ku berada di sana

Yang mengenal warna dan rasa

Yang bisa melihat langit juga dunia yang berbeda


Reicha

__________________________________________________________________________________

Ingin rasanya aku melihat dunia luar seperti anak-anak yang lain.
Tidak hanya dikamar rumah sakit seperti ini terus. Ya, aku memang
sekarang berada dirumah sakit. Aku menderita kebutaan selama dua
tahun.

Itu berawal dari tiga tahun lalu. Aku selalu bermain internet di
sebuah warnet tanpa berhenti.

Tiga tahun lalu, awal aku selalu main warnet.
"Hi Denni, Kevin. Kita main kewarnet yuk"ucap seorang temanku bernama Toni.
"Ayo. Lu ikut ya Den! Ayolah, sekali-kali main bareng di warnet." ucap
temanku yang bernama Kevin.
"Hmm... oke deh kalo gitu."balasku.

Sampai di warnet aku dan kawan-kawanku pun bermain. Awalnya aku
bermain hanya satu sampai dua jam saja. Namun lama kelamaan aku malah
selalu main diwarnet berjam-jam, bahkan aku sering bermain sampai
sepuluh jam. Lama kelamaan mataku terasa gatal, dan aku selalu
mengkucek mataku itu. Namun semakin lama semakin parah. Sampai aku
tidak bisa melihat.

Lalu aku dan ibuku pergi kedokter mata. Kata dokter, mataku terlalu
lama terkena cahaya komputer, dan juga karena terlalu sering dikucek
jadi mataku mengalami kerusakan mata. Akibatnya, aku harus dirawat
karna kerusakan mataku semakin parah.

Sekarang, sudah saatnya untuk dibuka perban dimataku. Namun, saat
perban dimataku dibuka.

"Buka matamu pelan-pelan ya." ucap dokter.
"Dok, kenapa masih gelap dok? Kenapa lampunya dimatiin?" ucapku.
"Apa? Seharusnya kamu sekarang sudah bisa melihat. Ada apa dengan mata
anak saya ini dok?" ucap ibuku.
"Sepertinya, mata anak ibu harus di operasi." balas dokter.
"Apa? Tapi, uang dari mana." balas ibuku sambil menangis.

Setelah itu aku dibawa pulang. Lalu aku melaksanakan ibadah dan berdoa
untuk kesembuhan mataku. Keajaiban pun tiba, seminggu semenjak aku
selalu beribadah dan berdoa. Mataku sembuh, ibu dan aku menangis
bahagia. Akhirnya aku bisa melihat dunia ini lagi seperti anak-anak
yang lain.

Become a RebelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang