Aku Terjatuh
"Nisakkk!!! Ayo, aelah! Lama banget sih lo?" teriak temen gue. Sekarang kita lagi mau nonton pertandingan basket
"Dih, teriak-teriak mulu kek orang gila. Sabar kek!" ucap gue kesal, ini tali kok ruwetnya enggak bisa dilurusin ya?
"Elo kelamaan... Gue tinggal nih!" Ancam Rista. Gue pun langsung memicingkan mata.
"Brisik! Dari pada elo teriak-teriak gak jelas, mending bantuin nganu ini tali!" ucap gue.
"Ogah! Cepet kek!" ejeknya.
"Udah nih... Udah," ucap gue kesal sambil berlari kearahnya. Dia pun langsung narik gue.
"Pelan-pelan elah! Rok gue berkibar nih...," teriak gue.
'Oh no! Ada Fariz,' batin gue. Fariz a.k.a gebetan gue, dia jalan di depan sambil ketawa-ketawa bareng temen-temenya.
"Rista, berhenti Ris!" teriak gue, tapi karena kebegoanya yang hakiki, dia berhenti mendadak di depan Fariz, gue pun terpeleset.
"Ristak...," teriak gue, sakitnya gak seberapa, malunya itu lo, apalagi di depan gebetan.
"Lo gak apa-apa?" tanya Fariz dengan muka memerah, menahan tawa. "Mari kubantu!" lanjutnya.
Gue pun yang emang udah gak suka jika ada moment-moment memalukan seperti ini, mata gue memanas.
"Gak, gak perlu," ucap gue mencoba berdiri dan berlari meninggalkan mereka.
"Lisa, penting," teriak sahabat gue. Dengan dongkolnya gue pun berhenti. Ia langsung berlari menghampiri.
"Lu mens? Rok lu yang belakan hampir merah semua," bisiknya.
"Mama...," teriak gue menangis sejadi-jadinya.
"Malah nangis elah, ayo ke kamar mandi! Malu tau di liatin Fariz sama Ega," ucapnya. Gue langsung menengok kebelakang. Dan benar, masih ada Fariz dan temen-temenya natep gue sama Rista.
"Kenapa lo gak bilang dari tadi?" umpat gue.
"Lo gak nanya sih," ucapnya kalem.
"Agrhh...," gemas gue berlari ke kamar mandi.
"Singa betina," batin Rista.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Rebel
Storie breviSatu langkah untuk memasuki dunia Rebellion. Bacalah karya yang tercipta demi menjadi The Rebels.