Aku adalah seorang anak baru disekolah Nusa Bangsa ini karena orang tuaku Dimas disini, ralat maksudnya Dinas, flashback aja terus sampe mimi perih beranak.
***
Aku berjalan menyusuri koridor sekolah, sampai akhirnya berada di depan kelas yang ditunjukkan kemarin oleh guru yang akan mengajarkanku.
Tapi di saat ingin mendaratkan bokong mulusku #kok geli ya nulisnya. Aku dicegat oleh kaka kelas, "Hei, sini kamu, ada kaka kelas main nyelonong aja, gak sopan banget sih." ucap seorang laki-laki yang umurnya pasti lebih tua dariku, ganteng sih tapi aku sama sekali tidak tertarik. Jangan kira aku ini suka sesama jenis, tidak! Aku normal, masih suka hal yang berhubungan dengan cowo!
Aku berjalan gontai kearah laki-laki itu— disuruh memperkenalkan diri di depan kelas; kulihat temannya melirikku sambil mengedipkan matanya. Aku mendengus dan memalingkan wajahku.
"Hallo guys, nama gue Sabrina Natasya, kalian bisa dipanggil dede cantiq or queen cantiq sih, jadi terserah kalian aja. " ucapku malas, niat melawak tapi malah garing. Apa jadinya kalau lawakan kalian garing?
"Oke, kamu boleh duduk. " ucap laki-laki yang terang-terangan melirikku.
***
Pelajaran dimulai tepat setelah para kaka kelas itu pergi, lalu sekarang pak guru killer sedang menerangkan pelajaran tapi aku tak menghiraukannya karena sedang asik memakan snack sambil mendengarkan musik menggunakan head set..
"Pak, saya mau nanya, " ucapku sambil mengangkat tangan kananku, snack tadi? Sudah kutaruh ke dalam tasku lagi.
"Ya, Tasya ada yang kurang jelas? " ucap sang guru killer itu. Oangnya kumisan, brewokan, item, pokoknya anu banget lah.
"Bapak ngapain dari tadi?" ucapku polos. Inilah nasib bagaimana orang yang tak memperhatikan pelajaran.
"Saya? Jadi duta shampo lain? Ups HAHAHAHAHA. Mendingan sekarang kamu keluar, kamu di skors selama pelajaran bapak! " ucapnya emosi yang mengundang gelak tawa dari semua murid kelas ini.
Aku melenggang pergi seperti tak ada apa-apa yang harus dikhawatirkan, sekarang aku hanya ingin ke toilet.
***
Setelah menyelesaikan 'masalah' di toilet, aku hendak menarik gagang pintu, tapi niatku kuurungkan karena kulihat dari bawah toilet ada kain putih menjuntai ke lantai.
Aku memberanikan diri keluar dari toilet sambil menutup mata dan berkata, "Aduh mak, dede gak kurbel kok, dede punya mas Manu, jadi pergi deh, dede ga mau, pergi kek pergi, dede masih punya mas Manu!"
"Hei, sya, ini gue cowok yang di kelas lu tadi. " ucapnya sambil memegang tanganku, aku masih tidak berani melihat dan tanganku mulai berkeringat dingin.
"AAA, POCONG KUNING, NGAPAIN LO KE SEKOLAHAN GUE? GA CUKUP LO MASUK DI TV APA?! " ucapku histeris saat membuka mata, tapi tak lama kemudian semuanya gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Rebel
Short StorySatu langkah untuk memasuki dunia Rebellion. Bacalah karya yang tercipta demi menjadi The Rebels.