Judul: Hanshee
Karya: Hansh-Chan
Genre: Thriller"Well.. Now I know who the hell is Hanshee"
-Hansh***
Hari ini aku pulang tengah malam. Gara-gara tugas bahasa Inggris dari guru, aku jadi terpaksa lembur seharian di warnet. Aku baru bisa pulang jam 11 malam. Itupun karena GM warnet menyuruhku pulang. "Warnetnya udah tutup, dek," katanya.
Walaupun masih SMP, tetapi aku hidup mandiri dengan nge-kos. Ayahku seorang dosen di Surabaya, sementara ibuku sudah meninggal. Aku tidak keberatan dengan hidup sendiri. Disisi lain, aku menyukai hidup bebas.
Kos-ku yang satu ini merupakan rumah bergaya lama. Yah, memang sejujurnya itu rumah tua, sih. Tetapi rumah kos ini punya taman yang indah dan ibu kos tua yang ramah. Ia selalu menyapaku tiap pagi ketika akan berangkat ke sekolah.
"Pagi, Hanshee," katanya.
"Pagi, Bu Vien," balasku.
Tetapi salam itu selalu diakhiri dengan kerutan di dahi dan pandangan aneh ketika aku menjawabnya. Hmm.. Dasar orang tua.
Ngomong-ngomong namaku bukan Hanshee. Aku Hansh. Tetapi entah kenapa Bu Vien selalu memanggilku Hanshee. Kurasa ia mengalami pengurangan pendengaran saat Pak Toyo memperkenalkanku padanya.
Pak Toyo? Dia bapak kos yang menerima aku disini. Ia juga menjadi waliku ketika ada panggilan orang tua dadakan dari sekolah.
Eits.. Aku bukan anak nakal lho. Sekolah memanggil orang tua biasanya untuk koordinasi lomba yang akan kulaksanakan. Yah, maklum anak yang berkacamata nan tampan ini juga merupakan jawara sekolah. Hehehe..
Jadi intinya sekarang aku terjebak di kosanku terpaksa melanjutkan pr di komputer Pak Toyo yang harus kurayu setengah mati untuk meminjamnya. Katanya tidak baik main komputer sampai malam. Ia berkicau panjang lebar lebar tentang sinar yang merusak mata, untungnya sekali-kali tidak mengerjakan tugas, sampai mitos-mitos yang beredar di kampung. Untunglah akhirnya ia mengijinkanku meminjam komputer dengan berat hati.
Ia hanya berpesan supaya aku tidur sebelum jam tiga pagi. Aku mengiyakan lalu langsung ngacir ke ruang tengah dimana komputer berada. Pak Toyo hanya menggelengkan kepala, lalu masuk ke kamar untuk tidur.
Pukul 3, jam tua berdentang tiga kali diikuti ulasan senyumku karena akhirnya bisa menyelesaikan tugas yang berjibun ini. Aku membuka e-mail dan mengirimnya tugas-tugas ke guruku. Tiba-tiba ada notifikasi e-mail yang masuk
From: xurlajqnksiabspcja
To: You
Message: You stole my name. You dissobeying the rules. You have the reasons to die :)Tiba-tiba semua lampu dan komputer mati. Aku merasakan hawa yang asing menyelimutiku ditengah kegelapan. Rasa ketakutan membuncah dalam diriku. Badanku pun tidak bisa bergerak.
Ada secercah cahaya masuk lewat celah jendela membuatku bisa melihat layar komputer dalam remang-remang malam. Aku melihat sesuatu dibelakangku. Sesosok bayangan memandangku penuh kebencian dan ia telah mengangkat pisaunya tinggi-tinggi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Rebel
Short StorySatu langkah untuk memasuki dunia Rebellion. Bacalah karya yang tercipta demi menjadi The Rebels.