Judul: Goodbye Friends
Karya : laily_sari
Genre : Horror-Thriller
Malam ini malam perayaan halloween. Tepat pukul 12 malam, aku bersama kelima temanku merayakan malam halloween di dalam sebuah hutan yang terkenal dengan keangkerannya. Banyak penduduk sekitar menyuruh kami untuk tidak memasuki hutan itu, tapi kami terlalu keras kepala dan kami juga tidak percaya pada hantu. Bagi kami hantu itu tidak ada!
"Baiklah teman-teman mari kita rayakan malam halloween kita di hutan ini!! Pakailah kostum menyeramkan yang kalian miliki!!" perintah Sandi dan kami semua pun segera mengenakan kostum menyeramkan yang kami miliki.
Tapi, di saat aku ingin mengganti kostumku, aku merasa seperti ada yang mengamatiku dari kejauhan. Aku melihat sekelilingku dan aku menemukan sesosok bayangan sedang mengamatiku dari balik pohon. Dia memiliki bekas jahitan di wajahnya dan bibirnya koyak serta dia juga kehilangan salah satu bola matanya.
Takut? Ya, tentu saja aku merasa takut. Tapi sedetik kemudian aku mencoba berpikir positif. Itu pasti salah satu dari temanku yang memakai make up horor dan kurasa itu pasti Rendy, salah satu teman dekatku karena dia sangat ahli dalam memakai make up halloween.
Aku pun segera mengenakan kostum halloween-ku lalu ikut bergabung dengan kelima temanku yang sudah berkumpul di perkemahan yang telah kami buat.
"Yaelah, Nay! Lo lama banget sih ganti kostumnya," omel Rendy
Aku menatap Rendy dengan heran. Rendy hanya mengenakan kostum vampire dengan wajah yang sengaja dia buat pucat.
Terus, siapa tadi yang kulihat jika bukan Rendy? Bahkan diantara kami tidan ada yang memakai make up halloween yang seram, Pikirku
Aku menaruh salah satu tanganku di tengkuk leherku yang tiba-tiba terasa dingin dan bulu kudukku pun langsung berdiri.
Shit!! Bayangan siapa tadi yang kulihat? Apakah benar jika hutan ini benar-benar ada hantunya??
Aku menggelengkan kepalaku berkali-kali untuk mengusir segala pikiran negatif dari kepalaku.
Enggak!! Hantu itu gak ada!! Kata-kata itu terus aku ucapkan dalam hati.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku seraya berkata, "Hei!" sontak aku pun langsung menoleh ke samping kananku.
"Damn !! Rendy!! Lo ngagetin gue aja," keluhku
"Lo kenapa? Hati-hati jangan terlalu banyak melamun, hutan ini angker," bisiknya tepat di telingaku dan itu membuat bulu kudukku kembali berdiri
"Udah ah! Gue mau jalan-jalan dulu!"
"Mau ke mana? Gue temenin, gue gak mau lo sampe nyasar apalagi hutan ini angker."
"Enggak perlu. Gue lagi pengen sendiri buat menenangkan pikiran gue," tolakku lalu aku pun meninggalkan perkemahan. Aku gak tau ke mana aku harus berjalan. Suasana hutan ini benar-benar menyeramkan. Aku bodoh!! Kenapa tadi aku tidak menerima tawaran Rendy saja buat menemaniku? Sekarang aku benar-benar menyesali keputusanku.
Sepanjang perjalanan aku terus merasa ada seseorang yang mengikutiku dari belakang. Merasa penasaran aku pun membalikkan badanku dan mendapati sosok itu lagi. Sosok dengan wajah yang menyeramkan. Tangan kanannya kini sedang menggenggam sebuah pisau dengan darah segar yang menetes di ujung pisau itu. Tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung berlari balik ke perkemahan.
Sesampainya di perkemahan aku melihat semua temanku sudah meninggal dengan cara yang sadis. Tubuh mereka dikoyak-koyak bahkan ada yang dikuliti, ada yang kepala dengan anggota tubuh lainnya terpisah-pisah.
Shit! Siapa yang tega melakukan ini? omelku dalam hati
Aku terus menjambak rambutku, merasa frustasi dengan kejadian ini. Tanpa sengaja aku kembali melihat sosok menyeramkan itu berjalan mendekatiku.
"You're the next!" ujarnya dengan suara lantang dan itu membuat jantungku berdetak sangat kencang. Aku langsung berlari sejauh mungkin menghindari sosok itu. Aku belum mau mati. Aku harus bisa keluar dari hutan ini.
Damn !! Aku justru kembali ke perkemahan lagi. Tapi, aku tidak menyerah aku terus berlari mencari jalan keluar dari hutan sialan ini.
Hingga pagi pun tiba dan aku berhasil keluar dari hutan ini. Aku segera mencari pertolongan dari penduduk sekitar untuk mengeluarkan mayat teman-temanku namun mereka semua menolaknya dengan alasan tidak berani masuk ke dalam hutan.
Mereka justru memintaku untuk segera pulang ke rumah sebelum malam kembali tiba, jika aku ingin selamat. Aku pun mengikuti permintaan mereka karena aku tidak ingin mati dengan kondisi mengenaskan seperti teman-temanku.
Sesampainya di rumah aku langsung mengambil kelender dan melingkari tanggal 31 Oktober lalu menuliskan kalimat 'the real halloween day ' di bawah tanggal itu. Aku akan terus mengingat kejadian ini. Dan bagiku ini merupakan terakhir kalinya aku merayakan halloween day.
- TAMAT -
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Rebel
Short StorySatu langkah untuk memasuki dunia Rebellion. Bacalah karya yang tercipta demi menjadi The Rebels.