CERITA BERKEYWORD (@a_pan_d)

26 2 0
                                    

List Keyword :

1. Merpati

2. Luka

3. Serpihan

4. Surat

5. Potret

6. Perih

7. Bunga

8. Bingkai

9. Air mata

10. Tangisan

11. Sedih

12. Bahagia

13. Bantal

14. Buah

15. Warna

------------------------------------------

Judul : - ( Tanpa judul )

Karya : a_pan_d


Aku ini merpati, yang butuh sekotak ruang untuk ditempati. Membuat sarang dan terus kembali, meski pergi berjuta hari. Karena aku merpati, yang pulang lagi, tanpa diminta. Sayapku terlatih mengudara, membelah langit, menuju rumah, tempatmu berada. (Merpati)


Tidak peduli seberapa besar, luka menganga, di antara dua bilah sayang persegi empat. Meski tergores makin lebar, tiap aku mengepak. Aku masih berlalu, menuju ruang tempatmu menunggu. (Luka)


Sedikit perih menjalar di otakku. Membuatku ingat bagaimana sulitnya bersamamu. Perih ini pula yang mengingatkanku. Seberapa jauh sudah kuarungi langit sore untukmu. (Perih)


Air mata sepanjang katulistiwa, menganak sungai seiring dengan kenangan yang telah tercetak. Marahmu, sakitku, kesalmu, sesalku. Tertumpah bersama alirannya, menuju muara entah di mana. (Air mata)


Pecah tangisanmu, menggema terus dan terus. Mengimbangi kecepatan tubuhku melaju. Karena egoku, serta salahku. Entah berapa ratus tangismu sengaja meraung. (Tangisan)


Semua-semua itu, air mata dan tangismu, menyakitiku pula. Membuatku didera sedih. Menyalahkan diri, atas betapa malang dirimu. Tapi sedihku biar untukku saja. (Sedih)


Aku ini merpati, yang akan kembali. Membawa serpihan ragu bersama harap, untuk terus merajut hari denganmu. Meski serpih itu disepak, sedih, ditikam air mata, dan didera tangisan. Akan tetap kubawa pulang, kukembalikan seutuhnya serpih itu padamu, agar dirangkai, dirajut menjadi masa depan. (Serpihan)


Terakhir, biarkan aku membingkainya. Rangkaian tadi, bersama hangat dan nyaman pelukanmu. Membuatnya seabadi mungkin dalam bingkai kaca berkunci percaya. Buang jauh-jauh ragumu serta hapus raguku, tatap saja bingkai itu, bersama apa-apa yang tertanam di dalamnya. (Bingkai)


Tapi, kaca tetap kaca kan? Hari ini belum sempat aku mengudara. Lantas sepucuk surat pertanda, datang tanpa alih-alih. Tanpa kuminta, tanpa kuharap. Surat putih, berbau antiseptik dan bernoda merah, dari seseorang yang mengaku dirimu. (Surat)


Surat itu mengantarku menuju bilik persegi. Dengan bunga matahari dan bunga-bunga putih sebagai penanda. Mereka berjajar diantara rajutanmu. Berbingkai hangat kasih serta kerinduanku. "Maaf," kukatakan itu pada mereka. (Bunga)


Bisa kulihat bagaimana bercak merah menodai bantal putih tempatmu berbaring. Apakah begitu nyamannya? Hingga kamu tidak bersuara saat kupanggil. Siapa yang lancang menghadiahimu bantal persegi panjang ini? (Bantal)


Bahkan gaun putihmu, warnanya tak lagi suci. Ia bercampur kuning, biru, dan merah. Warnanya samar membutakanku. Warna apa itu? Warna dari bahagiamu? Atau sedihmu? Bukan, itu warna dari emosi serta rindumu untukku. (Warna)


Aku ini merpati, yang tersenyum samar. Tenggorokanku sakit bagai menelan buah simalakama. Buah itu beracun, tapi tetap harus kutelan, kuhabiskan, kucerna. Sembari memandangi tubuhmu dalam singasana berwarna samar, berbalut bunga matahari dan aneka rupa. Demi kamu aku rela menelan buah itu bulat-bulat. (Buah)


Terimakasih, telah menemaniku di sarang persegi yang kerap kutinggalkan. Maaf, hari ini aku tak sempat menengokmu. Luka itu memang makin lebar menganga, meradang. Tapi sayang, aku bahagia. Atas rajutan mimpimu serta bagaimana kamu biarkan aku membingkainya dalam kaca. Aku bahagia, tersenyum tulus bersama bunga matari serta bunga-bunga putih pertanda suci. Aku bahagia, memandang samar warna yang terus membuatku buta. Aku bahagia, tapi aku ini merpati, dan rumahku adalah tempatmu bernaung. Jadi biarkan aku ikut pulang denganmu, lantas kita berbahagia bersama. (Bahagia)


Biar, potretku dan potretmu, abadi bersama kenangan. Tuhan pasti sudi mengabadikannya dalam pikiran orang-orang. Potret sang merpati, yang gagal kembali di hari terakhir. Lantas mati bersama si pendamping. (Potret)

Become a RebelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang