BOEN CHING nampak Seh Tu Hoa mendesak Tong Hong Hek. hatinya menjadi bingung, ia sendiri juga tidak mempunyai akal untuk menolongnya.
Pada saat itu, dari dalam hutan tiba-tiba terdengar suara bentakan yang sangat halus. "Tahan "
Seh Tu Hoa tertegun dan menghentikan tindakannya, dalam hati Boen ching sangat terkejut dan gembira, segera ia menoleh memandang yang datang ternyata adalah suhunya yang telah melepaskan budi padanya, Ie Bok Tocu.
Ie Bok Tocu tetap memakai jubah panjang berwarna hijau, dengan wajah yang keren dia berdiri disana.Boen ching dengan cepat berlari dan menghampirinya sambil memanggil: "Suhu! "
Selama sepuluh tahun ini Ie Bok Tocu sangat sayang pada Boan ching, ia tidak sampai hati melepaskan Boen ching merantau seorang diri didunia kangouw, maka setelah pemuda itu pergi, iapun lantas menyusulnya.
Sambil memegang pundak Boen ching dia memperhatikannya sejenak. pada wajahnya timbul perasaan yang sangat gembira.
Tong Hong Hek nampak Ie Bok Tocu muncul dengan tiba-tiba, dalam hatinya juga gembira
meskipun wajah Ie Bok Tocu agak kurusan, karena terlalu banyak merasakan penderitaan, tetapi masih tetap nampak kecantikannya. Dia ter-mangu2 sajenak kemudian ujarnya. "Sumoay. anak ini telah terkena racun."
Wajah Ie Bok Tocu segera berubah, matanya memandang tangan kanan Boen ching kemudian memegangnya, secepat kilat tangan kanannya mencabut pedang yang tergantung dipinggang Boen ching, kepada Shie chiau Nio bentaknya.
"Serahkan obat penawar itu" ketika berbicara wajahnya berubah menjadi sangat dingin, pada sinar matanya terpancar suatu pengaruh yang tak dapat dilawan-
Seh Tu Hoa yang berdiri dipinggir termangu- mangu memandang Ie Bok Tocu, ia tak bergerak sedikitpun.
Boen ching pun berdiri ter-mangu2, kiranya Tong Hong Hek dengan suhunya adalah Suheng-moay.
Si kelabang merah, Shie chiau Nio meskipun sangat kejam tetapi dia tahu bahwa selamanya kakaknya itu sangat lemah lembut, belum pernah ia membentak-bentak dihadapan orang lain-
Kini mendengar kakaknya membentak dirinya dengan suara keras. hatinya tergetar, hampir saja ia menurut perintah yang diucapkan kakaknya itu dan mengeluarkan obat penawar tersebut, tetapi mana mau dia berbuat demikian, pandangannya segera menoleh memandang Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa berdiri mematung disana, terhadap pandangan Shie chiau Nio seolah-olah tak melihatnya sama sekali.
Pandangan Shie chiau Nio berhenti sejenak ditubuh Seh Tu Hoa, ia mengetahui kalau dia kini sudah mempunyai rasa menyesal, dan kini sedang mengenang kembali masa2 yang telah lalu, sudah tentu ia tak dapat membantunya dan dirinya kini sedang menderita luka dalam, dengan perlahan ia merogoh sakunya dan mengeluarkan obat penawar, dengan dingin ia berkata.
"Kakak, sudah belasan tahun kita tidak bertemu, kini aku sedang terluka parah, kalau tidakDia dongakkan kepalanya memandang Ie Bok Tocu tampak matanya memancarkan sinar ya sangat tajam sedang memandang kearahnya.
Hatinya menjadi jeri, perkataan selanjut nya ia tak berani melanjutkan, kemudian mengambil obat penawar itu dan dilemparkan kearah Ie Bok Tocu, segera Ie Bok Tocu menerima bungkusan obat itu dan palingkan kepalanya dengan lembut berkata. "Anak ching, lekas telan obat itu".Hati Boen ching saking terharunya sampai meneteskan air matanya, ie look Tocu yang menampak sikap Boen ching yang demikian itu ia tahu apa yang sedang dipikirkan olehnya, dengan tersenyum ia berkata.
"Anak ching, engkau sekarang sudah besar jangan menangis lagi."
Boen ching terasa singat terharu dengan menundukkan kepalanya ia menelan obat penawar tersebut.
Tong Hong Hek nampak sikap Ie Bok Tocu yang demikian lemah lembut terhadap Boen ching, wajahnya pada belasan tahun yang lalu terbayang lagi dihadapannya, dia menundukkan kepala membayangkan kembali peristiwa yang telah lalu.Shie chiau Nio berjalan mendekati Seh Tu Hoa dan menariknya pergi tapi Seh Tu Hoa bagaikan orang gila ia melepaskan tangannya dari cekalan Shie chiau Nio kemudian tertawa terbahak-bahak dan lari masuk kedalam hutan, Shie chiau Nio termangu- mangu sejenak kemudian lari mengejar suaminya.
Ie Bok Tocu memandang dua orang itu sejenak kemudian kepada Tong Hong Hek ia berkata:
"Anak ching telah mendapat bantuan dari Suheng, aku kini akan membawanya pergi, lain waktu kalau ada jodoh kita dapat bertemu lagi."
Tong Hong Hek nampak Ie Bok Tocu akan pergi menjadi terkejut, dengan cepat katanya. "Sumoay, tunggu aku sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
General FictionNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...