BOEN CHING yarg baru saja berhasil membereskan dirinya dari pengaruh ilmu 'Chie Jie Jen Hong' mendadak punggungnya ditempeli telapak tangan orang lain, dalam hatinya menjadi sangat terperanjat sekali.
Suatu tenaga murni yang sangat kuat sekali menembus dari dalam punggung masuk kedalam tubuhnya, dengan cepat Boen Ching berusaha mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan.
Suara suitan itu dari keadaan yang sangat nyaring serta kuat itu dengan perlahan lahan berubah menjadi halus dan nyaring, bagaikan sebuah rambut yang sangat halus melayang di tengah udara yang sangat luas, Boen Ching dengan sangat jelas sekali dapat mengetahui bahwa orang yang mengeluarkan suara suitan nyaring tersebut adalah orang yang berada di belakang tubuhnya pada saat ini.
Dia mempunyai maksud untuk mengerahkan tenaga dalamnya melawan hawa yang merembes masuk tersebut, tetapi mendadagk terdengar suaira yang nyaringh sekali berkumandang masuk kedalam telinganya, ujarnya.
"Jangan mengerahkan tenaga !"
Dalam hati Boen Ching terasa menjadi bergetar, suara itu sekalipun sangat nyaring sekali tetapi didalamnya mengandung suatu daya pengaruh yang demikian kerennya, sehingga membuat dia sukar sekali untuk memberikan perlawanannya, tanpa sadar lagi dia rela membubarkan tenaga murni yang telah dipusatkan dan bersiap hendak dikerahkan tersebut.
Tenaga murni yang sangat kuat itu dengan cepat merembes keluar dari telapak tangan itu masuk kedalam seluruh tubuhnya, sedang suara suitan itupun makin lama makin rendah, dan akhirnya sangat halus sekali sehingga sukar sekali untuk dapat didengar, suara genta itupun dengan perlahan membuyar dari tengah udara.
Secara mendadak Boen Ching merasakan seluruh tenaga murni didalam tubuhnya dengan mengikuti petunjuk dari orang yang berada dibelakang tubuhnya berputar dengan sangat lancar sekali didalam tubuhnya.
Dia terdesak, tanpa sadar dia membuka mulutnya mengeluarkan suara suitan nyaring begitu suara suitan tersebut berkumandang bagaikan jeritan seekor naga sakti saja dari nada yang rendah berubah menjadi makin meninggi, dan dengan cepat sekali berubah menjadi tinggi melengking sehingga menembus awan yang melayang ditengah udara.
Baru saja suara suitan berkumandang, suara dari bertalunya genta dengan cepat menjadi sirap kembali, sedang keadaan disekitar tempat itupun menjadi sunyi senyap.
Dalam hati Boen Ching menjadi sangat heran sekali, pikirannya berputar dengan tak henti-hentinya, sedang orang berada dibelakang tubuhnya pun tak membuat pergerakan apa-apa lagi.
Begitu suara suitan itu berhenti, telapak tangan yang berada dibelakang tubuhnya itupun dengan perlahan menjadi kendor kembali.
Lama kemudian, dari belakang tubuhnya barulah terdengar suara tertawa gelak yang nyaring, ujarnya:
"Boen Ching! Jangan berpura-pura lagi, kau harus bangkit berdiri."
Pada saat suara tersebut berkumandang masuk kedalam telinganya itu, terasa suatu tenaga yang sangat kuat sekali menyerang tubuhnya.
Boen Ching dengan perlahan mementangkan sepasang matanya, dari bibir tersungging suatu senyuman, tubuhnya dengan cepat melayang berputar keangkasa, terdengar suara yang sangat dahsyat sekali, pasir berwarna kuning beterbangan memenuhi seluruh angkasa, sedang angin tajampun menyambar dengan hebatnya.
Boen Ching sambil tersenyum berdiri dengan tenangnya pada saat ini dia telah memahami ilmu tenaga dalam untuk meminjam tenaga orang lain untuk menyerang kearah musuh, tenaga pukulan orang yang berada dibelakang tubuhnya itu ternyata telah tergetar oleh tenaga pantulan, sehingga terhuyung terdesak kebelakang, sedang dirinya sendiri dengan sangat tenang sekali berdiri ditempat semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
Ficción GeneralNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...