Bab 50. Ceng It Shia

4.6K 69 3
                                    

BOEN CHING mendadak teringat akan diri seseorang, orang yang berada di hadapannya saat ini bukankah manusia aneh nomor wahid pada saat ini, Lam Hay Sin Nie, Sek Liong Suthay? Bagaimana dia dapat munculkan dirinya di tempat ini ?

Dia memandang tajam ke arahnya, sepatah katapun tak diucapkan. Sekalipun Sek Liong Suthay merupakan seorang pendeta beribadat tinggi dan merupakan manusia aneh pada saat ini, tetapi dia tak dapat menahan pergolakan hatinya dengan demikian saja.

Sek Liong Suthay dengan tajam memandang kearah Boen Ching, sejenak kemudian barulah ujarnya:

"Aku bukannya melarangg kau membalas dendam terhadap diri Jien Muh Nio, tetapi ada suatu urusan yang harus kau pikirkan terlebih dahulu, Jien Muh Nio sekarang telah mengakui semua perbuatan salah yang telah dilakukan dan mau menerima seluruh hukumannya, apalagi kematian dari Sek Giok Siang, sebagian besar juga dikarenakan dirimu sendiri."

Dalam hati Boen Ching merasa tertegun, kemudian tanyanya.

"Aku ?" .

Dengan perlahan sahut Sek Liong Suthay.

"Sicu juga merupakan seorang yang cerdas, aku kira kaupun telah memahami sendiri bukan?" Sehabis berkata dengan perlahan dia memejamkan matanya, dan tak bergerak lagi.

Pikiran Boen Ching menjadi bergerak, dengan perlahan dia menundukkan kepalanya, dalam hatinya agaknya dia mulai merasa, tetapi dia tidak mengetahui berada dimana dan dia percaya bahwa sebagian besar dari tanggung jawab ini haruslah dipikul sendiri oleh Jien Muh Nio seorang.

Mendadak ujar Sek Liong Suthay.

"Apabila dia tidak binasa, lalu bagaimana kau hendak menghadapi dirinya."

Dalam hati Boen Ching terasa tergetar dengan keras, segera dia tak mempunjai perkataan lagi untuk diucapkan,

Sek Giok Siang memang benar-benar binasa dikarenakan dirinya, sekalipun dia mencintai diri Bwee Giok, tetapi sebaliknya terhadap Sek Giok Siang pun dia tak dapat melupakannya, bahkan baru saja dia bermesraan dengan dirinya.

Kalau tidak, Sek Giok Siang tak mungkin dapat menjadi demikian.

Ketika dia berpikir sampai disini, dalam hatinya terasa bagaikan diiris-iris oleh golok dihadapan matanya sekali lagi muncul bayangan tubuh dari Sek Giok Siang, dengan cepat dia memejamkan matanya, air matanya tak terasa lagi mengalir keluar dengan derasnya.

Terdengar Sek Liong Suthay berkata lagi.

"Pada saat ini kau sebagai seorang pemuda haruslah mengambil keputusan dengan menggunakan akalmu, untuk menghindarkan diri dari penyesalan di kemudian hari, sekalipun Jien Muh Nio salah, tetapi dia telah menyesalii perbuatannya, aku kira lebih baik kau ampuni dirinya saja."

Pada saat ini dalam hati Boen Ching merasa sangat berduka sekali, karena dia telah mengetahui dengan tubuhnya yang terluka demikian parahnya, sekalipun seluruh orang, Boen Ching juga tak dapat berbuat apa-apa terhadap diri Jien Muh Nio.

Sedang dia pada saat ini masih tetap duduk bersila tak bergerak, bagai tak mendengar sesuatu apapun.

JIEN MUH NIO dapat menyesali perbuatannya, Boen Ching telah memuji sikapnya tersebut, sedang pada saat ini dia pun menggunakan semangat serta kemajuannya untuk memberikan tubuhnya untuk dijatuhi hukuman, didalam hati Boen Ching makin merasakan menyesalnya.

Banyak orang mengaku salah disebabkan terdesak keadaan situasi, sedang ada pula sebagian yang menginginkan dimaafkan pihak sana, tetapi hampir-hampir tak pernah menemui seseorang yang mau mengakui kesalahan dari seluruh perbuatannya yang telah dilakukan.

Dengan perlahan dia berlutut di hadapan Jien Muh Nio, kemudian diapun berlutut memberi hormat kepada diri Sek Liong Suthay.

Sek Liong Suthay dengan perlahan mementangkan matanya, dia mendongakkan kepalanya memandang dinding gua, lama kemudian barulah ujarnya.

Bentroknya Rimba Persilatan - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang