Boen ching memungut kembali pedang Ie Bok Kiam dan buntalannya dan lari mengejar pula, ditengah gunung yang sepi itu tampak tiga orang itu membentuk suatu garis yang saling kejar mengejar.
Meskipun lweekang Ouw Yang Bu Kie sangat tinggi, tetapi ginkang dari Ie Bok Tocu dapat dihitung sebagai nomor wahid ditambah lagi ditangannya masih mengempit satu orang, meskipun Ouw Yang Bu Kie lari terlebih dahulu, tetapi tak seberapa lama lagi Ie Bok Tocu telah berhasil mengejarnya tak lebih sejauh satu kaki dibelakangnya.
Dalam hati Ouw Yang Bu Kie diam-diam merasa terkejut, dia melirik kemuka nampak didepannya merupakan puncak suatu gunung dengan cepat dia mencapai puncak itu dengan membalikkan tubuhnya melancar kan serangan, sedang Ie Bek Tocu segera tertahan oleh kipas tangannya, baru akan melancarkan serangan lagi, sekonyong-konyong terdengar suara bentakan dari Ouw Yang Bu Kie.
"Tahan "
Ie Bok Tocu tampak didepannya adalah puncak dari suatu gunung, ia tak kuatir sampai Ouw Yang Bu Kie dapat meloloskan diri jika menunggu sejenak kemudian mungkin Boen ching pun akan tiba, mendengar perkataan itu ia menarik kembali pedangnya.
Ouw Yang Bu Kie tampak Boen ching telah dapat mengejar sampai, pada wajahnya timbul suatu senyuman yang licik ujarnya.
"Selama tiga puluh tahun aku mengasingkan diri digurun pasir, ini hari untuk pertama kalinya menginjak daerah Tionggoan, baru saja mendapatkan seorang gadis cantik telah dikejar mati2an oleh kamu semuanya."
Sambil berkata dengan dingin dia mendengus, kemudian lanjutnya. "Kamu kira aku Ouw Yang Bu Kie dapat takut kepada kamu dua orang hah?"
Ie Bok Tocu dengan gusar mencabut pedangnya, bentaknya. "Tak usah banyak omong lagi"
Selama dua puluh tahun dia mengharapkan puteri kesayangannya kembali ke sampingnya, baru malam pertama ternyata telah diculik oleh iblis yang gemar paras elok ini, mana tidak membuat dia menjadi cemas?
Ouw Yang Bu Kit nampak Ie Bok Tocu telah mencabut pedangnya, dan melancarkan serangan, dia tidak membalas menyerang dengan kipasnya, malah mundur kebelakang satu langkah.
Kini dia telah berdiri ditepi jurang dengan tertawa tergelak ujarnya.
"Jika aku melemparkan dia kedalam curang kemudian balik menghadapi kalian, aku kira kamu juga bukan merupakan tandingannya" Sehabis berkata dia memandang dua orang itu dengan dingin.
Ie Bok Tocu dan Boen ching menjadi terkejut, jurang dibelakangnya itu dalamnya ratusan kaki lebih, jika Ouw yang Bu Ki sungguh melemparkan tubuh Shie Siauw In ke dalam jurang bukankah shie Siauw In akan sukar untuk menghindarkan diri dari kematian-
Sedang Ouw Yang Bu Kie bukan saja terkenal karena paras elok bahkan merupakan seorang Jay Hoa cat atau penjahat pemetik bunga.
Setiap gadis yang telah berada ditangannya tak seorangpun yang diberi kesempatan untuk hidup lebih lama lagi.Ouw Yang Bu Kie tampak dua orang itu demikian rupa dia tertawa tergelak ujarnya.
"Aku pikir kau tentu tidak akan membiarkan aku pergi dengan bebas, kalau begitu kamu dapatlah memikirkan suatu cara, tetapi aku selamanya tak mau kalau dirugikan"
Ie Bok Tocu menjadi cemas dan gusar, beberapa kali dia akan maju menyerang, tetapi ia juga takut kalau Ouw Yang Bu Kie sungguh melemparkan tubuh Shie Siauw In kedalam jurang, terpaksa ia menahan sabar.
Boen ching juga diam2 berpikir, orang yang licik seperti Ouw Yang Bu Kie ini adalah untuk pertama kali ia jumpai selama hidupnya. Ouw Yang Bu Kie ini tertawa terbahak-bahak ujarnya.
"Kalau kamu tak mempunyai cara, aku mempunyai cara, aku mempunyai satu cara, gadis ini akan kubawa pergi selamanya, aku tak akan memberi kesempatan hidup bagi mangsa2ku ini tetapi aku memandang pada wajah Tan coe coen tidak akan membunuh dia bagaimana?"
Ie Bok Tocu menjadi sangat gusar, dia mengangkat pedangnya, melihat hal ini Ouw Yang Bu Kie segera mengangkat tubuh Shie Siauw In, sambil ujarnya.
"Awas, jiwanya berada ditanganmu.Jika kau menusuk dengan pedangmu itu, nyawa nya berarti habis juga diatas pedangmu itu."
Boen ching segera menarik tangan suhunya Ie Bok Tocu, dengan perlahan ujarnya.
"Suhu tahan!!"
Ie Bok Tocu dengan sedih menarik kembali pedangnya dan mundur kebelakang kepada Ouw Yang Bu Kie.
Ujar Boen ching
"Aku menasehatkan padamu lebih baik lepaskanlah dia, ibu angkatnya adalah putri Thian Jan Shu, ia segera akan datang kemari kalau tak percaya lihatlah sendiri nanti.
Meskipun dalam hati Ouw Yang Bu Kie diam-diam merasa sedikit terkejut, ternyata hari ini mendapat jalan yang demikian berat nya, tetapi dia berbuat pekerjaan selamanya tak pernah menyesal atas perbuatannya yang telah dilakukan itu, dengan tertawa tergelak ujarnya.
"Siapa kamu? kepandaianmu sedikit mengandung ilmu hitam, tidak mirip sebagai anak murid Tan coe coen, engkau jangan mencoba menggunakan nama Thian Jan Shu yang telah binasa, putrinya tak akan kupandang sebelah matapun juga"
Boen ching tertawa tawar, ujarnya.
"Kini engkau tak mau melepaskan dia, tetapi begitu ibu angkatnya datang, selembar jiwamu bila diadukan dengan selembar jiwanya, buat kamu bukankah sangat sayang ??"
"Engkau tadi telah menendang aku satu kali, bahkan melemparkan aku sejauh tiga kaki lebih, peristiwa ini selama hidupku belum pernah aku alami, tiga puluh tahun yang lalu, jika Thian Jan Shu atau Tan coen masih hidup mungkin masih bisa aku terima, ini hari aku terjungkal ditanganmu, sekali pun pada waktu itu aku tak bersiap siaga, tetapi juga diluar dugaanku, aku masih mempunyai satu cara, jika engkau dapat melemparkan aku atau menendang aku sekali lagi, segera aku mengembalikan gadis ini kepadamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
Fiction généraleNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...