BOEN CHING tampak secara mendadak Ie Bok Tocu muncul ditempat itu, saking terkejut dan girangnya dia menjadi termangu-mangu disana. Mo Pak Sam Ceng serta Ie Way It Shia pun saking terkejutnya berdiri termangu-mangu ditempat. Ie Bok Tocu telah terkurung beberapa lamanya, bagaimana secara mendadak kini dia dapat berjalan keluar dari dalam barisan tersebut.
Sesaat kemudian tampak muncul kembali dua orang, orang itu tak lain adalah Kioe Thian Bu Sin, Jen Cen, serta Bwee Giok, Boen Ching dengan termangu-mangu memandang kelima orang itu, saking girangnya jantungnya berdebar dengan kerasnya.
Kioe Thian Bu Sin selamanya adalah terkenal dikarenakan ilmu meramalnya, kalau memangnya dia mau munculkan dirinya, janganlah dikata hanya sebuah barisan kecil saja mana dia memandang dengan sebelah mata.
Kelima orang itu dengan perlahan berjalan keluar dari barisan itu, Boen Ching dengan cepat berlutut memberi hormat kepada diri Ie Bok Tocu.
Shie Yun Ku menghela napas dengan perlahan, dia mengusap rambut Boen Ching, sambil ujarnya.
"Nak ! Beberapa waktu itu aku selalu melelahkan dirimu saja."
Sehabis berkata dengan perlahan memejamkan matanya.
Boen Ching dengan perlahan mengangkat kepalanya memandang diri Ie Bok Tocu, tampak dia telah menjadi kurus sekali, teringat kembali olehnya segala peristiwa yang telah terjadi selama setelah berpisah dengan Ie Bok Tocu.
Ketiga orang hweesio itu ditambah dengan Cioe Kioe Gwat yang tampak hal itu menjadi tertegun dan berdiri mematung disana, kuil Pie Lu Si adalah tempat mereka tetapi Boen Ching sekalian sekarang telah demikian kuatnya, apakah diri mereka masih dapat menahan sekarang serempak dari diri mereka?
Keempat orang itu tak dapat pergi, tetapi mereka tak dapat tinggal lebin lama lagi di tempat itu, untuk sesaat masing-masing mereka berpikir keras, entah bagaimana harus mengambil keputusan ?
Setelah lewat beberapa saat lamanya, ujar Shie Yun Ku kepada diri Boen Ching.
"Nak kau bangunlah"
Boen Ching segera bangkit berdgiri, ujarnya keipada Shie Yun Khu.
"Suhu, Yuan susiok telah. . . !"
Shie Yun Ku mengangguk dengan perlahan, sahutnya.
"Urusan ini aku telah mengetahuinya !"
Sehabis berkata dia mengangkat kepalanya, di dalam pikirannya merasa bahwa nyawanya serta nyawa dari Boen Ching hampir sama bergantung selalu dan tak menentu.
Kepandaian yang dimiliki Yuan Cong Chie tidaklah rendah, tetapi didalam sekejap mata saja telah lenyap dari dalam dunia ini, sebenarnya diapun mengira bahwa dirinya sangat sukar sekali untuk meloloskan diri dari kurungan barisan tersebut, dan hanya menanti saat putus napas saja.
Ternyata tak disangka sama sekali dengan demikian mudahnya dia berhasil meloloskan dirinya dari kurungan tersebut, kesemuanya ini hampir-hampir bukanlah merupakan hal yang pernah diduga oleh orang lain.
Sinar mata Boen Ching berhenti diatas wajah Bwee Giok, tampak wajahnya pada saat ini telah berubah menjadi kemerah-merahan, dan menunduk kebawah, dalam hati Boen Ching merasa geli, tetapi hal ini tak berani ditampilkan diatas wajahnya.
Dia membalikkan tubuhnya dan memberi hormat kepada Lam Kong Hun serta diri Jen Ceng.
Sejak Shie Siau In lolos dari dalam barisan itu dia terus menerus memandang tajam ke arah Boen Ching.
Boen Ching setelah selesai memberi hormat kepada Jen Cen, dia mengangkat kepalanya, tampak Shie Siauw In sedang memandang tajam kearahnya, dalam hatinya terasa tergetar dengan hebatnya, teringat olehnya perkataan yang diucapkan oleh Sek Liong Suthay.
![](https://img.wattpad.com/cover/87277039-288-k501155.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
General FictionNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...