Pecut geledek ini panjangnya delapan depa, di atas pecut itu penuh dengan kaitan yang tajam, ketika tubuh pecut itu saling menggesek satu sama lain, segera terdengar suara letusan.
Meskipun Boen Ching lari kedepan, Cie Uh Chan yang dibelakang tubuhnya bukannya dia tidak tahu, suara letusan membuat dia paham kalau dia telah mengeluarkan senjata tunggalnya, waktu Boen Ching bertempur dengan Mo Cing, panjangnya pedang Mo Cing tiga kaki lebih, sehingga dia tahu kelemahan dari senjata yang panjang, tetapi pecut geledek Cie uh chan ini meskipun panjangnya hanya delapan depa, tetapi karena pecut itu penuh dengan kaitan yang tajam, menyebabkan pedangnya tak dapat bersentuh dengan pecut tersebut,jika dibandingkan dengan racun dipedang Mo Cing, boleh dibilang masing-masing senjata mempunyai kelihayannya masing-masing pula.
Boen Ching tak berani menyambut pedang, dengan cepat dia berkelit kesamping, akan tetapi Cie uh chan telah tahu kalau Boen Ching tentu tak berani menyambut pecutnya itu dengan pedangnya, terlihat pecutnya sedikit digetarkan.
Boen Ching menjadi sangat terkejut, senjatanya yang dipergunakan Cie uh chan itu terlalu ganas,jika demikian halnya masih lumayan kalau melawannya dengan tangan kosong saja, serangan Cie uh chan dilancarkan demikian hebat dan ganasnya, mau tak mau ia harus mencoba menangkis dengan pedangnya.
Pedang danpecut dengan cepat bertemu, Cie uh chan tertawa dingin, tangannya dibentangkan ke atas dan dengan paksa menarik pedang ditangan Boen Ching tetapi Boen Ching yang menangkis dengan pedangnya itu, dia juga telah memperhitungkan akibatnya, Cie uh chan baru saja mengerahkan tenaganya, tubuhnya telah melayang menglkuti tarikan itu, sedang kakinya melancarkan tendangan berantai sebanyak tujuh kali mengancam seluruh tubuh Cie uh chan.
Cie uh chan yang nampak hal demikian, ia mengetahui karena lagi-lagi ia telah memandang rendah musuhnya sehingga ia terdesak, tangannya segera menarik kembali pecutnya sambil tubuhnya mundur ke belakang, pecut geledeknya itu kembali menyapu lagi kearah Boen Ching.
Sungguh tak disangka oleh Boen Ching, serangan Cie Un Chan ini dapat dilancarkan demikian cepatnya belum ia mengambil keputusan apakah yang harus dilakukan untuk menyambut serangan pecut ini. Tahu-tahu dalam sekejap saja pecut itu telah tiba, dengan tergesa-gesa ia menyingkir, tetapi tak urung pundak kirinya tetap terkena serangan pecut itu, saking sakitnya tubuhnya menjadi menggigil, pecut geledek itu bukan sembarangan senjata yang dapat dilawan dan tempat yang terkenapun bukannya hanya satu luka saja, Boen Ching meskipun hanya terkena sedikit sambaran pecut itu saja, tetapi pada tubuhnya telah terdapat tiga tempat luka akibat kaitan yang ada pada tubuh pecut itu.
Cie Uh Chan nampak hal ini ia tertawa bergelak, pecutnya kembali melancarkan serangan gencar.
Meskipun Boen Ching telah terkena serangan pecut itu, tetapi dia tetap tidak mundur, pada saat ia terkena serangan pecut itu, terbayang kembali peristiwa sepuluh tahun yang lalu ketika ayahnya terkena serangan pecut itu, tetapi dia tetap tidak mundur, bahkan menyuruh dia melarikan diri.
Boen Ching bagaikan harimau terluka, pedangnya menusuk kedada Cie Uh chan dengan keras Cie Uh Chan yang nampak hal ini menjadi terkejut, dia tak mau mengadu jiwa dengan Boen Ching, ternyata sangat hebat, meskipun ia dalam keadaan bahaya tetapi serangannya tetap tak menjadi kacau balau.
Dengan memainkan ilmu "Ie Bok Kiam Hoat" selangkah demi selangkah ia mendesak maju dan memakea dia terdesak mundur tiga langkah. Cie Uh Chan dengan gusar mendengus, pecutnya ditarik kembali yang mengakibatkan pedang Ie Bok Kiam ditangan Boen Ching terlepas.
Ketika pedang dan pecut itu beradu, Boen Ching segera tersadar, tetapi pedangnya telah teriepas, dia teringat kemhali pada Shie Siauw In dan suhunya Ie Bok Tocu, pikirnya.
"Aku tak dapat mengadu jiwa dengannya" Dengan keadaan yang ter-gesa2 itu, ia segera mengeluarkan ilmu "Thay Thien Kio- Sih" atau sembilan jurus jungkir balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
General FictionNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...