BOEN CHING dengan perlahan-lahan sadar kembali, ia merasakan seluruh tubuhnya merasa kaku tak bertenaga, dengan samar-samar dia masih teringat apa yang telah terjadi setelah ia menjalankan pernapasan untuk memulihkan jalannya tenaga murni didalam tubuhnya, ia teringat hal itu terjadi untuk pertama kalinya karena didesak oleh suara genta, kedua kalinya dirinya sendiri yang mencoba, tetapi ketika mencoba untuk kedua kalinya inilah, setelah normal kembali, ternyata merasakan selurah urat nadinya sedang berputar, bagaikan seluruh tulang dalam tubuhnya akan terlepas seluruhnya.
Dia menjadi sangat terkejut, teringat kembali dirinya ketika jatuh dari atas puncak, selanjutnya bagaimana? dan tak dapat mengingatnya kembali, tetapi kini berada dimana?
Dengan perlahan ia membuka kedua matanya se-konyong-2 kedua matanya hampir melotot keluar dan hampir-hampir pula dan bangkit berdiri.
Seorang gadis cantik berada disampingnya, wajahnya berseri seri . . kiranya gadis itu tak ada perbedaan sedikitpun dengan gambar dari gadis cantik yang ada dibalik cermin "Thian Tuen" yang dibawanya itu.
Gadis itu sambil tersenyum ujarnya:
"Engkau bagaimana?, kau mau bagaimana katakanlah, jangan bangun berdiri, kau telah menderita luka dalam yang parah sekali."
Boen Ching dengan termangu-mangu memandang terpesona pada gadis itu. dia tak percaya kalau hal ini terjadi sungguh-sungguh, tetapi dari tubuhnya terasa sakit yang amat sangat, ini menunjukkan kalau hal itu memang sungguh-sungguh telah terjadi.
Gadis itu yang dipandang sedemikian rupa itu menjadi malu, pipinya menjadi merah dadu, ia menundukkan kepalanya.
Boen Ching pun merasa dia telah berlaku kurang sopan, katanya lirih:
"Terima kasih atas pertolongan yang nona berikan kepadaku."
'Bukan aku yang menolong kau, ibukulah yang menolong kau, ibuku segera akan kembali, engkau sadar kembali tak dapat dihitung cepat, setelah pingsan tiga hari lamanya"
Dengan terkejut Boen Ching menegaskan:
"Tiga hari .?? aku telah jatuh pingsan selama tiga hari lamanya . . ?"
Gadis itu mendongakkan kepalanya sambil tersnyum ujarnya:
"Jangan berteriak, kau belum sembuh benar, ibuku sebenarnya mengatakan kau baru akan sadar kembali lima hari kemudian.
Boen Ching melirik memandang sekeiap pada gadis itu, nampak ketika ia menundukkan kepalanva sungguh mirip dan tak ada perbedaan sedikitpun dengan gambar dicerminnya itu. Sampai waktu tersenyum pun sungguh mirip sekali.
Gadis itu juga wsedang termenunyg, dua orang itu termenung lama sekali, tanpa terasa Boen Ching telah memecahkan kesunyian itu dengan bertanya:
"Dapatkah nona memberitahukan nama nona?"
Dia mendongakkan kepalanya dan melirik kearah Boen Ching, agaknya dia tak mau berkata, Boen Ching yang dilirik itu tanpa terasa ia menundukkan kepalanya, pikirnya:
"Inipun benar, mengapa aku demikian tololnya. Dengan seenaknya ingin mengetahui nama orang."
Tetapi terdengar gadis itu tetap menyebutkan namanya, ujarnya.
"Aku bernama Sek Giok Siang !"
Boen Ching menarik napas panjang-panjang, dengan menahan rasa sakit ia mengambil cermin yang disimpan didalam sakunya dan diberikan kepada Sek Giok Siang.
Sek Giok Slang hanya memandang sekejap pada gambar gadis pada cermin itu, tapi tak menerimanya, Boen Ching jadi sedikit jengah, tanyanya dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
Tiểu Thuyết ChungNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...