Katanya kepandaian keempat orang itu meskipun tak dapat menandingi kepandaian Thian Jan Shu, tetapi didalam Bu lim kiranya hanyalah Thian Jan shu seorang saja yang dapat melawan mereka berempat.
Boen ching setelah termenung sejenak, terdengar Chang Sun Loei mendengus dan berkata. "Engkau sudah berpikir masak- masaklah??"
Boen ching mendongakkan kepalanya memandang sekejap pada Kiem cang Thiat cie, Chang Sun Loei, dalam hatinya tiba-tiba terlintas satu pikiran, kemudian ujarnya. "Sudah pikirkan masak-masak "
"Berikanlah pedangmu itu kepadaku atau tidak?" Bentak Chang Sun Loei dengan dingin. Boen ching tersenyum, sahutnya.
"Pedang ini meskipun tak dapat digunakan membelah batu pualam, tetapi adalah pemberian dari suhuku, berikan kepadamu sih boleh tetapi apakah hanya karena sepatah kata saja lalu sudah beres?"
Chang Sun Loei mendengar Boen ching telah menyetujui untuk memberikan pedang itu kepadanya, wajahnya berubah menjadi lemah lembut kembali, ujarnya. "Engkau ingin bagaimana baru mau menyerahkan pedang itu kepadaku?"
Dia nampak pedang Ie Bok Kiam ditangan Boen ching itu sangat kuno dan antik, selamanya barang yang diinginkannya itu, walaupun dengan cara keji apapun akan dilakukannya untuk mendapatkan barang tersebut. Boen ching tertawa sejenak. ujarnya.
"Itu sangat mudah sekali, Cianpwee menginginkan pedang ditanganku ini, seharusnya pula kau harus taklukkan betul-betul diriku baru dapat mengambilnya, kepandaian cianpwee tah usah dibilang sudah tentu sangat lihay, sekarang aku mempunyai teka-teki, cianpwee harus menebaknya, jika cianpwee dapat dengan cepat menebaknya, pedang ditanganku ini akan kupersembahkan dengan kedua tanganku."
Kiem cang Thiat cie, Chang Sun Loei menjadi tertegun, dia tak menyangka kalau Boen ching akan mengajukan teka-teki menyuruh dia menebaknya, dengan tertawa tergelak, jawabnya.
"Baiklah, akan kudengar apakah teka-tekimu itu" Diam-diam didalam hatinya dia berpikir.
"Aku orang tua telah tujuh puluh tahun lebih hidup didunia ini, jika dibandingkan dengan anak kecil semacam kau yang baru berusia paling banyak dua puluh tahun, maka aku akan jauh lebih tua, sekalipun teka-teki yang paling sukarpun juga tidak mungkin akan menyulitkan diriku." Sambil tersenyum sahut Boen ching.
"Jika cianpwee telah menyetujuinya maka janganlah menyesal dikemudian hari." Chang Sun Loei dengan dingin mendengus, ujarnya.
"Aku Chang Sun Loei meskipun kalau turun tangan sangat kejam, tetapi belum pernah menyalahi janji. "
Boen ching menganggukan kepalanya, setelah berpikir sejenak ujarnya:
"Aku akan mulai berbicara, engkau harus mulai memperhatikan pula, begitu dilahirkan ia mempunyai dua buah kaki, waktu mati mempunyai tiga buah kaki, apakah itu, coba terkalah"
Chang Sun Loei menjadi tertegun, setelah berpikir sekian lamanya juga tidak dapat memikirkan apakah barang itu, ternyata dia menggelengkan kepalanya sambil berkata. "Tak tahu, aku tak tahu apakah benda itu?"Boen ching tertawa, pedangnya dimasukkan kedalam sarungnya seraya berkata. "Kalau begitu, selamat tinggal cianpwee"
Chang Sun Loei nampak Boen ching akan pergi, dengan terburu-buru teriaknya.
"Tunggu sebentar, coba kau katakan, waktu lahir mempunyai satu kaki, setelah dewasa mempunyai dua kaki, waktu mati mempunyai tiga kaki, apakah itu benar ?"
sepasang mata Boen ching berkedip2, jawabnya "Tak ada barang semacam itu "
Tubuh Chang Sun Loei bagaikan kilat berkelebat kedepan Boen ching dengan gusar ujarnya.
"Engkau berani mempermainkan aku ?" Boen ching tak menjadi gugup, dengan kalemnya ia berkata.
"Apakah cianpwee akan menyalahi janji cianpwee sendiri, tadi waktu aku mengajukan teka-teki, kan belum pernah aku mengatakan harus ada barang itu, dengan pengetahuan cianpwee yang demikian luasnya jika mengatakan tiada barang semacam itu, bukankah sudah benar"
Chang Sun Loei dengan gusar mendengus, untuk sesaat ia tak dapat melampiaskan hawa amarahnya.
Boen ching tertawa ujarnya.
"Kalau begitu boanpwee akan mohon diri " Mana Chang Sun Loei mau melepaskan dia begitu saja, tapi telah ada janji sebelumnya, jika tak dapat berbuat apa2 terhadap dirinya, dia tak mau merendahkan derajataya sebagai angkatan tua, nampak hal ini teriaknya.
"Tunggu sebentar "
Boen ching membalikkan tubuhnya seraya bertanya. "cianpwee masih mempunyai pesan apa lagi?"
Dalam hati Chang Sun Loei tergerak pikirnya:
"Aku harus berusaha untuk mendapatkan pedang tersebut."
Kepada Boen ching kemudian ujarnya:
"Kau anak kecil ternyata tak mengecewa kan, kini ternyata mau pergi, sudah tentu aku sebagai seorang dari angkatan tua tak dapat mengganggu kau seujung rambutpun."
Boen ching jadi tertegun, ujarnya. "cianpwee akau berpesan lagi?" Chang Sun Loei tertawa, sahutnya.
"Aku bertaruh denganmu, jika aku menang maka aku akan mendapatkan pedangmu itu, dan jika kau yang menang maka kau dengan bebas meninggaikan tempat ini, bukankah itu namanya sudah adil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
General FictionNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...