Bab 16. Empat Iblis Bertemu Untuk Pertama Kalinya

4.8K 81 0
                                    

Mula2 menjatuhkan dirinya terlebih dahulu, baru kemudian meminjam tenaga untuk melemparkan tubuh lawannya.

Sekalipun tubuhnya jatuh lebih hebat tetapi, semuanya ini untuk menolong diri sendiri dalam keadaan yang sangat berbahaya.

Jurus ini begitu dikeluarkan berturut-turut ia menjungkir balikkan di udara sebanyak tiga kali, tetapi Toan Bok ci Jien juga tergerak. tangan kanannya oleh jurus Boen ching yang hebat itu dan terjungkal balik dua kali. 

Sambil tertawa menyeringai Toan Bok Cie-jien berkata.
"Satu jurus lagi yang lihay, tak dapat disalahkan lagi kau mengatakan setiap guru lain pelajarannya, kiranya engkau sedikit menggunakan ilmu hitam. Siapa suhumu?"

Boen ching tersenyum dan dengan tenang ia menjawab.
"Suhuku siapa? Cianpwee tak usah mengetahuinya, pokoknya jika jurus itu ia sendiri yang menggunakan, maka aku kira cianpwee bukanlah lawan dari dia."

Toan Bak cie lien tertawa besar katanya:
"Engkau jangan bergirang dahulu, aku tadi tidak lain hanya ingin mencoba kepandaianmu saja dan untuk mengetahui sampai dimana, jika aku mengeluarkan jurus yang ganas aku kira belum saja engkau balas menyerang engkau telah mati sejak tadi ditanganku, jurus-jurus aneh itu lalu apa gunanya karena aku kira engkau harus mengangkat aku sebagai suhumu baru bisa."

Boen ching tersenyum, sahutnya:
"Setelah lewat sepuluh jurus baru kita bicarakan lagi."

Toan Bok Cie-jien tertawa besar ujarnya. "Apakah kau kira biasanya aku demikian mengalah terhadap orang lain.? Ini hari adalah karena aku mempunyai niat untuk menerima engkau sebagai muridku yang baru sebenarnya kelakuanmu itu kurang baik. Jika aku tak dapat menerima engkau sebagai muridku, maka sudah tentu tak kubiarkan kau hidup didunia ini lebih lama lagi."

Hati Boen ching merasa berdesir, Toan Bok Cie-jien berkata demikian ialah terang-terangan memberitahu kepadanya kalau dia tak mau mengangkat dia sebagai suhu, maka dia akan turun tangan jahat terhadapnya.

Dia tertawa tawar, dia tahu kalau iblis- iblis semacam ini tak ada satupun yang dapat memegang janji.

Banyak bicarapun tak ada gunanya karena kini telah menjadi demikian maka lebih baik sejak sekarang ini juga merencanakan cara-cara untuk meloloskan diri. Toan Bak Cie-jien tertawa katanya.
"Kau ingin meloloskan diri sudah tentu tak mungkin akan terjadi, karena engkau juga bukannya tak mengetahui sama sekali bahwa aku membawa gentong arak yang demikian beratnya. Tetapi jika engkau ingin lari bagai manapun juga tak akan dapat meloloskan diri dari tanganku."

"Kini masih ada tujuh jurus, engkau harus berhati-hati," perkataannya baru saja selesai di ucapkannya, dia telah mendesak lagi kearah Boen ching.

Dalam hati Boen ching menjadi terkejut, gerakan Toan Bok Cie-jien kali ini gesit sekali seperti mengalirnya air dan berjalannya mega di udara.

Dia berturut-turut melemparkan pukulan gencar dan setiap pukulannya semuanya mengenai pada gentong arak ditangan Toan Bok Cie-jien.

Gentong ini ternyata dibuat dari baja dan logam, sekalipun terkena lima kali pukulan juga tak mengalami kerusakan sedikitpun juga. Sedang lima jalan darah penting pada badan sebelah muka dan belakang Boen ching ternyata telah dipegang perlahan oleh Toan Bok Cie-jien.

Gerakan Toan Bok Cie-jien tiba-tiba berhenti dan kemudian tanya nya "Meskipun ada dua jurus, kau menyerah tidak?"

Dalam hati Boen ching diam-diam menjadi ngeri dan takut.

Gerakan Toan Bok Cie-jien ternyata demikian anehnya. cirinya jika dibandingkan dengan dia ternyata sedikitpun tidak mempunyai kesempatan untuk menghindar. Masih ada jurus lagi kiranya sukar untuk menghindari jurus-jurus itu. 

Bentroknya Rimba Persilatan - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang