Bab 10. Angin Reda Hujan Berhenti

3.6K 72 0
                                    

BOEN CHING yang kembali nampak munculnya delapan hio itu menjadi sangat terkejut, tak dapat diragukan lagi kali ini Pat Huang Sin Mo telah sejak tadi menguntitnya. bahkan memilih tempat ditengah pegunungan yang sangat sunyi, sekalipun dirinya berdua mempunyai kuda juga tak ada gunanya.

Kini hio ini muncul lagi, tetapi Shie siauw in malah pingsan didalam pelukannya, tetapi jika dilihat dari keadaan ini, Pat Huang Sin Mo tentu akan datang kemari dengan berjalan kaki, kalau begitu dirinya masih mempunyai kesempatan untuk meloloskan diri. Asal dapat lolos dari jalanan pegunungan ini dan mencapai jalan raya, dengan ginkangnya yang sedemikian tinggi itu belum tentu ia dapat menyusul.
Ingatan ini terlintas dalam benaknya, tangan nya dengan kencang memegang pada tali les kudanya.

Suatu tertawa nyaring yang sangat dingin berkumandang ditengah malam buta yang sun itu, Boen ching yang memandang wajah Pat Huang Sin Mo, tampak wajahnya meskipun jauh bertambah tua, tetapi suara dan wajahnya sedikitpun tak ada perubahan, tetap seperti dahulu.
Boen ching merasa kedua tangannya menjadi panas sekali, baru saja ingin maju menubruk kearah Pat Huang Sin Mo untuk mengadu jiwa, merasa tubuh Shie Siauw in masih tersandar di bahunya, dengan perlahan ia mengangkat Shie Siauw in keatas kuda, sedang dalam hatinya memikirkan dengan cara apa ia harus melakukan untuk meloloskan diri.
Pat Huang sin Mo tertawa dingin, ia telah tahu bahwa Boen ching memiliki kepandaian yang tinggi, dia tak dapat menanti Boen ching yang datang mencari padanya, dia harus membunuhnya sebelum kepandaiannya bertambah tinggi, dia percaya Boen ching masih belum dapat menandinginya pada saat ini, maka dia datang untuk mendahului membereskannya.
Boen ching segera mencabut pedangnya, Pat Huang Sin Mo dengan dingin mendengus, tubuhnya melayang menubruk kearah Boen ching.
Maksud Pat Huang Sin Mo adalah ingin dengan gerakan yang cepat untuk melawan gerakan yang lambat, sekaligus ia melancarkan delapan kali serangan. Boen ching nampak pukulan Pat Huang Sin Mo datangnya cepat, dia tak mau menangkis dengan kekerasan, kakinya menggunakan langkah "Kioe Kong Pat Kwa" berturut-turut tiga langkah mundur kebelakang, sedang pedangnya ditusukkan kedepan dengan menggunakan ilmu "Sie Liu Eng Hong" atau pohon Liu menahan angin.
Pat Huang Sin Mo yang sekaligus melancar kan delapan kali serangan, meskipun tidak satupun yang mengenai tubuh Boen ching, pukulan tersebut tetap membuat pohon yang berada dibelakang tubuh Boen ching mengeluarkan suara gemuruh, dan mengakibatkan dua ekor kuda itu menjadi kaget, sambil meringkik larinya dua ekor kuda itu kedepan-
Tampak hal ini, Boen ching menjadi terkejut Pat Huang Sin Mo setelah melancarkan delapan kali serangan itu nampak Boen ching berturut-turut mundur tiga langkah kebelakang, dalam hatinya merasa tidak tenteram, meskipun dia tidak memperhatikan gerakan kaki Boen ching yang menggunakan langkah "Kioe Kong Pat Kwa".
Tetapi dia merasa tubuh Boen ching yang mundur kebelakang itu bukanlah karena terdesak oleh pukulannya, kini nampak dua ekor kuda itu telah lari pergi, hatinya menjadi girang segera ia melancarkan sepuluh kali serangan berturut-turut, pikirnya.
"Akan kudesak Boen cing ini hingga dia tak sempat untuk mengejar dua ekor kudanya itu."
Boen ching adalah murid kesayangan dari ie Bok Tocu, dan untuk pertama kali terjun ke dunia kangouw, sehingga pengalaman tidak cukup dan kepandaiannya yang dimilikinyapun baru dapat dipergunakan dengan baik sebanyak lima enam bagian saja sampai kini ia berkelana didunia kangouw baru belasan hari saja tetapi berturut-turut ia mengalami pertempuran yang dahsyat, dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia telah mendapatkan kemajuan yang sangat berharga sekali.

Kini nampak dua ekor kudanya lari dari sana dan Pat Huang sin Mo cie uh chan mendesak mendekat, meskipun dalam hatinya merasa agak gugup, tetapi nampak cie Uh can demikian memandang rendah musuhnya, sehingga ia melakukan serangan tanpa mengadakan persiapan terhadap diri sendiri, hatinya menjadi bergerak. ingatan untuk balas menyerang timbul, kakinya berturut-turut menggeser kesamping sebanyak tiga empat tindak. dari kedudukan "Koen" dengan cepat menggeser kedudukan "Khan" sedang pedangnya dimainkan secara terbalik dan melancarkan ilmu pedang "IHuan leBok Kiam Hoat" jurus-jurus pedangnya itu dimainkan secepat kilat, sekaligus ia melancarkan tiga kali serangan.
Dahulu Tan coe coen juga memiliki Lweekang yang sempurna, keCerdasanpun tak ada yang dapat menandinginya, leBok Tocu Shie Yun Ku adalah puterinya yang paling disayangi, sehingga ia menurunkan ilmu pedang "IwBok Kiam Hoat yang paling lihay kepandaiannya, jika "Ie Bok Kiam Hoat" itu dipadukan dengan ilmu langkah Sie Liau Eng Hong, diantara lima orang itu ia dapat menduduki kedudukan yang tak terkalah kan, sedang jurus2 dari "Huan Ie Bok Kiam Hoat" jika dipadukan dengan Sie Liu Eng Hong" maka jurus pedang yang mempunyai jurus penjagaan yang sempurna berubah menjadi jurus seraangan yang sempurna, tetapi hanya sayang tak ada penjagaan terhadan dirinya sendiri. tetapi tehnik penyerangannya ini, tak dapat ditandingi oleh ilmu pedang manapun juga.
Hati Boen ching diam-diam menjadi bergerak, bagaimana ia harus menundukkannya sehingga dapat sesuai dengan maksud dari Tan Coe coen tempo hari, pedangnya dimainkan bagaikan angin badai, serangan cie Uh chan segera terbendung, dengan serangan pedang Boen ching yang pertama ini, ia telah memaksa dia terpaksa menarik kembali tangannya untuk menjaga diri, sedang serangan pedang yang kedua telah dilancarkan, membuat dia mau tak mau harus mundur ke belakang.

Serangan yang ketiga dilancarkan, sebenarnya jurus pedang ini harus dilancarkan dengan lemah lembut, segera akan dapat memaksa Pat Huang Sin Mo, cie Uh can jatuh dibawah angin, tetapi pikirannya belum sampai disitu, setelah serangan pedang yang ketiga dilancarkan, tubuhnya segera melayang untuk mengejar kearah dua ekor kudanya itu.
Cie Uh chan yang didesak mundur dua langkah oleh jurus pedang Boen ching ini, dalam hatinya merasa berdesir, tak disangka jurus ilmu pedang Boen ching dapat demikian anehnya, karena terlalu memandang rendah terhadap pihbak musuh sehingga dirinya hampir saja jatuh di bawah angin, tapi setelah tiga kali serangan pedang Boen ching itu, dia malah dapat lari mengejarnya, dia melihat jurus2 ilmu pedang Boen ching ini meskipun sangat aneh, tetapi kepandaiannya masih belum dapat menandingi dirinya. Waktu ini dia masih dapat mengalahkan Boen ching, tetapi jika menanti beberapa waktu lagi, mungkin kepandaian Boen ching akan jauh melebihinya, pikiran ini segera berkelebat didalam benaknya, dia segera mengerahkan tubuhnya mengejar kearah Boen ching.

Ginkang Boen ching di dapat langsung dari Ie Bok Tocu, begitu tubuhnya menginjak tanah dia telah berada didekat kudanya tetapi pikirannya tiba2 bergerak pikirnya.
"Aku berhasil menangkap kuda itu juga tak ada gunanya, Pat Huang Sin Mo segera akan mengejar sampai disini".
Dia percaya ginkangnya lebih tinggi setingkat dirinya, kalau bertempur dengannya mungkin masih ada kesempatan baginya untuk berusaha melarikan diri.
Berpikir sampai disini dia hanya mengejar hingga sisi kudanya, tetapi tak jadi menarik tali les kudanya, saat itu Pat Huang Sin Mopun telah mengejar sampai dibelakang tubuhnya, Pat Huan Sin Mo tahu kepandaian Boen ching tak rendah dan tak dapat dipandang ringan, segera ia mengeluarkan senjata yaitu Pecut geledek yang telah lama tak dipergunakan olehnya.

Bentroknya Rimba Persilatan - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang