Bab 21. Chie Lan tiga bersaudara

5.6K 76 2
                                    

BOEN CHING nampak Toan Bok Cie Jien mendadak muncul ditempat itu, mau tak mau dalam hatinya timbul rasa terkejut.

Dengan perlahan, sambil tertawa Toan Bok Cie Jien berkata.

"Urusan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu telah menggetarkan setiap orang didalam dunia kangouw, ciangbunjin dari enam partai besar jejaknya tidak jelas, sedang kau datang kembali kegunung Siong San, hal ini bukankah sudah jelas sekali ?"

Boen Ching sambil tertawa ujarnya.

"Apakah dapat dikatakan dengan nama besarmu itu kaupun ternyata ikut memperebutkan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu.

Toan Bok Cie Jien memandang tajam kepada Boen Ching sejenak dengan tertawa sahutnya.

"Mereka tiga orang mau memperebutkan nama, dalam hatiku sendiri juga sangat paham, kepandaian dari Thian Jan Shu jauh melebihi kita berempat orang, sekalipun empat orang bergabung juga tak mampu untuk menandinginya."

Ia berhenti sejenak, kemudian terusnya.

"Berbicara terus terangpun tak mengapa, aku ternyata kini juga telah datang kemari, sudah tentu tak usah diragukan lagi juga karena urusan tujuh buah hioloo kuno tersebut."

Hati Boen Ching menjadi tergetar, jika empat iblis sakti ini turut serta dalam perebutan ini, kiranya diri sendiri tak mudah untuk menghadapi mereka itu.

Si Kera terbang berwajah riang, Yuen Fu yang berdiri disamping, nampak Toan Bok Cie Jien juga hadir disana, diam-diam merasa terkejut.

Dia paham akan kekuatan sendiri bukanlah tandingan dari Toan Bok Cie Jien, tetapi mana dia mau dengan demikian mudah melepaskannya.

Dia berbatuk batuk perlahan, sambil tertawa katanya kepada Toan Bok Cie Jien

"Toan Bok heng, tahukah kau siapa saja yang mengetahui tentang urusan ini pada hari ini?"

Toan Bok Cie Jien dan Thian Jan Shu hanya tertera beberapa tahun saja, sehingga dapat dihitung setingkat, Yuen Fu selamanya congkak dan ganas, tetapi karena takut membuat marah pemimpin dari empat iblis sakti ini sehinga terpaksa ia membahasai dia dengan sebutan cianpwee."

Toan Bok Cie Jien dengan dingin tertawa terkekeh-kekeh, ujarnya.

"Siapakah kau ?"

Si Kera terbang berwajah riang, Yuen Fu mendengar Toan Bok CieJien dengan cara demikian menanyakan namanya, hatinya sebenar nya merasa kurang senang, didalam Bulim ia juga dapat dihitung sebagai orang yang disegani, Setan arak ternyata malah balik bertanya kepadanya, bukankah tingkatnya dengan Boen Ching pun dibikin menjadi rendah?

Tetapi dengan paksaan diri dia tertawa dan sahutnya.

"Aku adalah Yuen Fu, didalam dunia kangouw dengan julukan Si Kera terbang berwajah riang adalah cayhe sendiri."

Toan Bok Cie Jien tertawa tawar, ia memandang sekejap kearah Boen Ching, kepada Yuen Fu ujarnya.

"Engkau demikian cara mengatakannya, bukankah sengaja ingin mencari seteru dengan ku?"

Yuen Fu tersenyum, ujarnya.

"Cianpwee janganlah menaruh rasa curiga, tetapi menurut apa yang aku ketahui tiga bersaudara dari Chie Lan Kong pun sangat memperhatikan tentang urusan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu ini, pertemuan diloteng Oei Hok Lo pada dua bulan yang akan datang pasti tidaklah dapat kekurangan mereka bertiga orang. sedang ini hari Boen Ching menuju kegunung Siong San, jika urusan ini diketahui pula oleh mereka tak urung merekapun akan ikut serta.

Kedua alis Toan Bok Cie Jien mgenjadi berdirii, nama dari Chihe Lan Kong waktu itu pernah menggetarkan seluruh sungai telaga, tapi setelah munculnya Thian Jan Shu, dimana ia naik ke istana Chie Lan Kong untuk mengacau, dengan mengandalkan kepandaiannya yang sangat tinggi itu dengan paksa ia menutup pintu dari istana Chie Lan Kong dan tak memperkenankan mereka ikut campur dengan urusan dunia kangouw lagi.

Bentroknya Rimba Persilatan - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang