Sepasang alis Boen Ching dikerutkan, didalam hati dia tahu bahwa dengan kepandaian silat yang dimiliki sekarang ini, asalkan Miauw Be Fang yang berada dihadapannya kini mempunyai niat untuk membunuh dirinya, hal ini akan dilakukan dengan sangat mudah sekali, entah kenapa ia berbuat secara demikian, urusan telah menjadi demikian, bagaimanapun juga baru satu kali ini menempuh bahaya untuk mencobanya, dan tak dapat urusan ditinggalkan demikian saja.
Berpikir sampai disini dia tidak berpikir panjang lagi, tubuhnya melayang bagaikan seekor burung walet meluncur masuk kedalam patung melalui mulut dari patung arca tersebut.
Miauw Be Fang tak menanti tubuh Boen Ching berdiri tegak, dia tertawa ter-bahak2 sepasang tangannya digerakkan, sebuah batu raksasa yang beratnya kurang lebih ribuan kati itu dengan per-lahan2 melayang keatas dan menyumbat mulut dari patung tersebut.
Boen Ching hanya merasakan dari belakang tubuhnya menggulung suatu sambaran angin yang sangat tajam sekali, ketika dia membalikkan tubuhnya memandang, tampak sebuah batu raksasa telah melayang kearah patung tersebut, sinar matanya menjadi berkelebat, didalam sekejap mata saja dia telah dapat melihat bahwa batu raksasa itu bukanlah tenaga dirinya dapat menggerakkannya.
Tubuhnya baru saja memasuki kedalam mulut patung tersebut, batu raksasa itu dengan mengeluarkan suara yang sangat keras sekali telah menyumbat mulut dari patung itu, sedang suara tertawa yang tadi terdengarpun segera lenyap dari pende-ngaran.
Boen Ching menarik napas panjang-panjang, ketika dia membalikkan tubuhnya memandang, tampak tubuh Bwee Giok terlentang disamping tubuhnya, dengan cepat dia membantu Bwee Giok untuk melancarkan jalan darahnya yang tertotok.
Tubuh dari Bwee Giok bergoyang sedikit, tetapi hanya terdengar suara dengusan yang sangat perlahan sekali, dan tak sadarkan dirinya lagi, Boen Ching menjadi mengerutkan alisnya, ketika dia memeriksa tubuhnya dengan teliti, tampak wajah dari Bwee Giok bagaikan seorang yang bukan tertotok jalan darahnya.
Didalam hati Hoen Ching merasa sedikit sangat heran, dia tidak mengetahui mengapa Bwee Giok masih juga belum sadarkan diri.
Mendadak suara napas dari Bwee Giok berubah menjadi sangat cepat sekali, didalam hati Boen Ching merasa lebih terkejut lagi, dengan perlahan dia menggunakan tangan nya menekan dahi dari Bwee Giok, terasa dahinya sangat panas sekali bagaikan dibakar.
Didalam hatinya menjadi terasa bergetar, dia tertegun disana, dia tahu orang yang memiliki kepandaian silat makin tinggi orang tersebut makin sukar menderita sakit, sedang kepandaian silat yang dimiliki oleh Bwee Giok itupuh tidak dapat dihitung rendah, didalam dunia kangouw pun dapat dihitung sebagai jago berkepandaian tinggi.
Dan kini mendadak Bwee Giok tubuhnya menjadi sangat panas sekali, kemungkinan sekali karena pada hari-hari yang mendekat ini dia terlalu lelah sekali, sehingga menjadi demikian keadaannya, kelihatan penyakit yang diderita oleh Bwee Giok ini tidaklah ringan.
Tetapi kini mereka berada didalam patung ini, sedang mulut gua itupun telah tersumbat, entah bagaimana baiknya.
Mendadak, dia mengeluarkan suara tertahan yang sangat perlahan sekali, setelah dia memasuki kedalam patung aneh itu ternyata dia tidak merasakan menjadi gelap, sekalipun dia telah melatih ilmu memandang diwaktu gelap, sehingga dapat memandang benda yang berada didalam kegelapan dengan sangat jelas sekali, tetapi ternyata sinar dia tetap dapat merasakannya, begitu dia masuk kedalam dia hainya menguatirkahn keselamatan dari Bwee Giok, bukan dia sedang menderita sakit yang berat, sehingga terpikir olehnya untuk mencari jalan keluar, dia barulah dapat merasakan bahwa sekalipun Miauw Be Fang telah menyumbat pintu keluar dari tempat itu, tetapi terdapat cukup sinar matahari yang masuk kedalam patung tersebut.
Dia menolehkan kepalanya memandang, tampak sinar matahari itu berasal dari bawah yang dipantulkan keatas, didalam hatinya merasa sangat heran sekali, dengan perlahan-lahan dia merendahkan tubuhnya, sambil membopong tubuh Bwee Giok dia berjalan ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
Aktuelle LiteraturNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...