SEPASANG mata Boen Ching setelah menyapu sekejap pada orang2 yang hadir ditempat itu, dengan perlahan tangan kanannya didorongkan kedepan dan mendorong kembali gentong arak itu ke hadapan Toan Bok Cie Jien, dengan tawar ujarnya:
"Gentong arakmu . . . "
Toan Bok Cie Jien menyambut kembali gentong arak itu, tetapi tak mengucapkan sepatah katapun juga.
Boen Ching dengan dingin memandang ciang bunjin dari enam partai besar, sesaat kemudian baru berkata.
"Telah sepuluh tahun lamanya, aku masih dapat bertemu dengan kalian lagi."
Sehabis berkata dia mendengus dengan dingin sedang matanya menyapu sekejap pada tujuh buah hioloo kuno yang berada diatas loteng.
Bu Kie Chie melirik kearah lima orang lainnya sekejap, sedang tubuhnya bersiap bangkit berdiri untuk bertempur melawan Boen Ching.
Kong Ku segera menggoyangkan tangannya mencegah Bu Kie Chie bangkit berdiri, kepada Boen Ching ujarnya.
"Sungguh bagus kau datang kemari, pertemuan yang diadakan ini hari diatas loteng Oei Hok Loo ini sebenarnya adalah bertujuan hendak menyelesaikan urusan diantara kau dengan kami tujuh orang sebagai pemilik dari tujuh buah hioloo, tetapi orang luar terlalu banyak, aku kira lebih baik kita mengusir pergi mereka itu terlebih dahulu baru menyelesaikan urusan di antara kita."
Boen Ching tertawa tawar, dia tahu maksud dari ucapan Kong Ku itu yang ingin bergabung dengan dirinya untuk mengusir pergi empat orang itu, untuk sesaat dalam hatinya tak dapat mengambil suatu keputusan apapun.
Dia yang berangkat secara tergesa-gesa dari gurun pasir untuk menghadiri pertemuan di loteng Oei hok loo, semula dia menduga tentu ia terlambat menghadirinya, tetapi sungguh tak di sangka selain enam orang ciangbunjin dari enam partai besar serta Kong Ku, hanyalah empat iblis sakti saja yang hadir ditempat itu.
Setan arak, paras elok, harta serta kedudukan empat iblis sakti itu begitu mendengar perkataan yang diucapkan oleh Kong Ku diam2 dalam hatinya merasa terkejut, jika dilihat cara Boen Ching meloncat masuk kedalam loteng itu saja didalam hati mereka telah mempunyai perhitungan, apabila benar2 Boen Ching bergabung dengan Kong Ku sekalian, dirinya empat orang mana dapat melawannya?
Ouw Yang Bu Kie tertawa dingin, ujarnya.
"Tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu sebenarnya memang barang-barang yang ditinggalkan Thian Jan Shu untuk Boen Ching. Tujuh orang ciangbunjin telah merebut benda tersebut dari tangan Boen Ching sudah dapat dikata-kan tidak beraturan, kini masih juga tidak mau mengembalikan kepadanya, dengan sengaja memperpanjang waktu, bukan kah mempunyai niat untuk mengangkangi nya.
Wajah Bu Kie Chie segera berubah, dengan dingin ujarnya.
"Urusan ini adalah urusan kami dengan dia, kau tak usah ikut campur."
Toan Bok Cie Jien melirik, nampak Kong Beng Sang masih merawat luka dalamnya, dengan tawar ujarnya kemudian.
"Kalau begitu kami berempat akan berdiri disamping menonton, kalian bolehlah menye-lesaikan urusan kalian terlebih dahulu."
Kong Ku dengan dingin mendengus, setelah memandang sekejap pada empat orang iblis sakti itu, kepada Boen Ching ujarnya.
"Bagaimana pendapatmu ?'
Boen Ching masih tetap tertawa tawar, sesaat kemudian baru dengan perlahan ujarnya.
"Kalau begitu kalian bolehleh mengusir mereka berempat terlebih dahulu barulah kita membicarakan urusan diantara kita".
Kong Ku tertawa dingin, dalam hati pikirnya.
"Biarlah kami akan mengusir megreka terlebih idahulu, pada sahat itu aku akan melihat mu seorang diri dapat berbuat apa ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
Ficção GeralNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...