Bab 34. Pagoda Tiang Coen Ta

3.7K 75 5
                                    

DARI ATAS WAJAH GOEI LAM YU mulai tampak perasaan yang sangat girang sekali, tetapi dia tetap berdiri tegak tak mengucapkan sepatah katapun juga.

Didalam hati Liauw Cing Ce sebenarnya punya niat untuk turun tangan memberi bantuan pada Boen Ching, tetapi dia selamanya tak kenal dengan Boen Ching sehingga tak enak untuk maju memberikan bantuannya, terpaksa dia hanya bierdiri disamping melihat jalannya pertempuran tersebut.

Boen Ching terdesak hingga mengundur kan dirinya terus menerus, dia mempunyai niat untuk meninggalkan tempat itu saat ini, kalau tidak kemungkinan sekali dia tak dapat menanggung dirinya dapat meloloskan diri dari tempat itu.

Mendadak pintu ruangan itu terbuka, Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, terasa ia berdiri tertegun disana.

Pada saat itu Miauw Be Fang sedang melancarkan serangan gencar pula, pikiran Boen Ching menjadi sadar kembali, tetapi telah terlambat, bahu kanannya dengan cepat telah terkena pukulan yang dilancar kan oleh Miauw Be Fang tersebut, untung saja tubuh Boen Ching terdapat ilmu khiekang "Ciet Kong Khie" yang Melindungi tubuhnya, sehingga sekalipun dengan hebat nya tetap tak menderita luka dalam yang parah tubuhnya hanya terhuyung mundur ke belakang.

Miauw Be Fang tampak sikap serta gerak gerik dari Boen Ching menjadi sedemikian rupa, didalam hatinya sedikit merasa heran, dia yang membelakangi pintu ruangan tak dapat melihat sebenarnya telah terjadi apa, di dalam hatinya hanya dipusatkan untuk menggunakan kesempatan yang baik sekali pada saat itu membinasakan Boen Ching dengan sekali tusukan pedang.

Sekonyong2 terdengar Goei Lam Yu membentak.

"Bie Fang tahan!"

Miauw Be Fang menyahut dan mengundurkan dirinya kebelakang, ketika dia memandang kearah orang yang berdiri di depan pintu itu, tanpa terasa dalam hatinya dia merasa sangat terkejut sekali .

Sepasang mata Boen Ching dengan tajam memandang kearah gadis tersebut, yang ternyata adalah gadis yang ditemuinya didalam kereta kuda itu, dan tak lain tak bukan adalah Bwee Giok, tanpa terasa dia telah membuka mulut panggilnya.

"Nona Bwee!"

Goei Lam Yu pun dengan cemas teriaknya kearah gadis itu.

"Kakak! mengapa kau berjalan keluar, lebih baik kau masuk kedalam saja".

Gadis itu memandang tajam kearah Boen Ching, kemudian ujarnya kepada Goei Lam Yu.

"Tunggu sebentar, dia memanggil aku apa??

Nona Bwee! siapakah nona Bwee itu."

Pada saat berkata pikirnya bagaikan terpengaruh oleh sesuatu, sehingga bagaikan sedang merasakan kesulitan.

Sahut Goei Lam Yu.

"Aku juga tidak mengetahui dia sedang berbicara tentang apa, kakak! aku lihat lebih baik kau masuk kedalam saja, saat ini udara sangat dingin sekali, bahkan telah tidak pagi." Ujar gadis itu kepada Goei Lam Yu.

"Titi (adik!) jangan mengurus diriku, biarlah aku bertanya kepadanya."

Goei Lam Yu yang mendengar perkataan tersebut segera menganggukkan kepalanya, dan berdiri dengan tenang disamping, jika dibandingkan sifatnya seperti tadi, bagaikan telah berubah jadi dua orang saja, dia terhadap gadis itu seperti sedikitpun tidak mempunyai keberanian untuk melanggar setiap perkataan yang diucapkan olehnya.

Gadis itu memandang tajam kearah Boen ching sejenak kemudian tanyanya kepada Boen Ching. "Kau panggil diriku apa?? Nona Bwee?? dapatkah kau memberitahu padaku siapakah sebenarnya nona Bwee itu?"

Sepasang mata dari Boen Ching dengan tajam memperhatikan gadis tersebut, sedikit pun tidak berkedip, hal ini membuktikan kalau orang itu adalah Bwee Giok dan tak dapat disalahkan lagi, ujarnya kemudian.

Bentroknya Rimba Persilatan - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang