Bab 31. Tiga iblis dari pulau Hiat Koang To

4.3K 80 3
                                        

Pada saat kesembilan orang itu menerjang makin dekat dengan istana tersebut, mendadak suara dari genta itu berhenti.

Pek Leng Siansengpun segera menghenti kan langkah kakinya, dan memandang keadaan situasi disekitar tempat itu, begitu dia mendengar suara genta tersebut berhenti berbunyi, segera dia mengetahui bahwa pihak orang2 pulau Hiat Koang To memang nya mempunyai niat untuk memancing kesembilan orang itu datang kemari, tetapi kalau memangnya telah datang kemari lalu akan berbuat apa ?

Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, kepada Pak Leng Sianseng ujarnya. "Kalau memangnya telah datang kemari, mengapa tidak menerjang kedalam sekalian, orang-orang dari pihak kita ini telah banyak, apakah boleh dikata kita harus merasa takut kepada orang-orang dari pulau Hiat Koang To ini sekalipun dengan tiga Iblis sakti ?"

Sambil berkata dia menggerakan kakinya dengan langkah yang lebar memimpin yang lain, terlebih dahulu berjalan masuk kedalam istana. Boen Ching sekalianpun tanpa terasa ikut berjalan masuk kedalam.

Didalam hati sewkalipun Sang Kwyan Yu sedikit mxerasa sangat takut, tetapi ketika terpikir oleh nya bahwa orang-orang yang berjalan dibelakang tubuhnya saat ini seluruhnya merupakan jago-jago berkepan-daian tinggi yang telah menggetarkan seluruh dunia kangouw.

Kini, dirinyapun dapat memimpin mereka semua tanpa terasa hatinya sedikit menjadi sangat bangga. Dengan langkah yang lebar dia berjalan masuk kedalam istana, dia melancarkan satu kali serangan hebat kearah pintu besi yang tertutup rapat itu, terdengar suara yang sangat nyaring, pintu besi itu segera terbuka kesamping dan nampaklah seluruh wajah dari isi dalam istana tersebut.

DILUAR istana sekalipun telah mendekati siang hari, tetapi didalam ruangan istana tersebut bahkan sebaliknya sangat gelap sekali.

Sinar tajam yang sangat samar-samar memancar keluar dari patung arca yang sangat besar, ditengah ruangan istana itu, tingginya kira-kira dua puluh kaki, wajahnya sangat tajam sekali, entah dewa apakah itu.

Mendadak diri mulut patung dewa itu meluncur turun seekor laba2 raksasa, kaki dari laba-laba raksasa itu kurang lebih sepanjang satu kaki, didalam hatinya diam2 merasa sangat terperanjat.

Sang Kwan Yu yang berjalan sendirian dipaling depan tampak laba2 raksasa yaag demikian besarnya itu, dalam hatinya menjadi sangat terkejut sekali.

Tubuh dari laba-laba raksasa itu sekalipun sangat besar, tapi gerakannya terasa sangat gesit dan lincah. Sedikit meloncatkan diri saja, tubuhnya dengan membawa seutas serat laba2nya meluncur naik ke atas ruangan istana, di dalam sekejap mata saja dia telah membuat sarang laba2 yang sangat besar sekali.

Kesembilan orang itu telah masuk kedalam pintu besar, begitu tampak keadaan seperti hal itu, ternyata tak seorangpun yang tahu harus berbuat bagaimana baiknya.

Laba-laba raksasa itu sotelah membuat sarang laba2nya yang sangat besar itu, segera memutarkan tubuhnya memandang kesembilan orang itu. Sang Kwan Yu nampak wajah dari laba2 raksasa itu sangat mengerikan sekali, didalam hatinya tanpa terasa menjadi tertegun, dan mengundurkan dirinya satu langkah kebelakang.

Pedang Cing Hong Kiam yang tersoren dipinggang Boen Ching segera dicabut keluar dari sarungnya, dengan sekuat tenaga dan mengandalkan pula ketajaman dari pedang nya, dengan keras dia mematahkan rantai Kioe Thian Han Lian yang melibat diri Sang Kwan Yu.

Begitu pedang pusaka tersebut mengenai rantai Kioe Thian Han Lian tersebut terdengar suara yang sangat nyaring, rantai tersebut ternyata telah patah menjadi dua bagian, dalam hati Sang Kwan Yu menjadi sangat girang sekali, tetapi pada saat ini laba2 raksasa itu dengan membawa serat labanya dengan kccepatan yang sangat tinggi menerjang kearah tubuh Sang Kwan Yu!

Sang Kwan Yu menjadi sangat terkejut, tangannya menyambar rantai Kioe Thian Lian tersebut dan disapukan kearah laba2 raksasa itu dengan hebatnya.

Tubuh dari laba-laba raksasa itu segera melingkar, sebuah kakinya yang panjang menempel ke pundak dari Sang Kwan Yu. Sang Kwan Yu menjadi sangat terkejut bercampur gusar, tangannya membalik melancarkan serangan kearah kaki dari laba2 raksasa itu.

Bentroknya Rimba Persilatan - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang