Setelah berlari seharian penuh, dia sendiripun tak mengetahui pada saat ini dia telah berada dimana.
Mendadak dia mendengar suara genta itu bagaikan sedang berkelebat didalam suatu gua, gunung yang sangat dalam, tubuhnya segera berhenti bergerak, sedang dihadapannya pun telah muncul sebuah gua yang tingginya kurang-lebih dua kaki.
Didalam gua itu sangat gelap sekali, dua tiga titik air menetes tak hentinya dari atas gua tersebut.
Boen Ching mengerutkan alisnya, setindak demi setindak dia berjalan masuk ke dalam gua itu.
Gua itu sangat lembab sekali, sekelilingnya pun sangat basah sehingga membuat permukaan tanahnya menjadi licin sekali, tetapi Boen Ching yang telah berhasil melatih ilmu untuk melihat diwaktu malam hari, dia bisa melihat situasi didalam gua tersebut dengan sangat jelas sekali.
Dia mendongakkan kepala memandang kesekeliling tempat itu, tampak gua itu sangat dalam sekali, setelah dia berbelok kembali satu lekukan terdapat kembali belokan lainnya, tiba-tiba dihadapannya dia menemukan sebuah bayangan sinar yang sangat terang sekali, dengan langkah yang tergesa-gesa dia berjalan kearah sana.
Setelah berbelok lagi satu belokan, mendadak dia menghentikan langkah kakinya, dihadapannya tampak setumpuk api unggun yang memancarkan sinar dengan terang, sedang di samping api unggun tersebut berdiri seseorang, orang itu wajahnya pucat pasi, dengan sangat gusar sekali dia memandang kearah Boen Ching.
Orang itu ternyata adalah Goei Lam Yu adanya.
Wajah dari Goei Lam Yu penuh diliputi penuh oleh perasaan lelah yang berlebihan, kelihatan warna darah meliputi sepasang matanya, ditambah lagi sinar api yang memancarkan sinarnya keatas wajahnya, membuat orang yang melihatnya merasa sangat menakutkan sekali.
Boen Ching sama sekali tidak menyangka kalau pada tempat dan saat seperti itu secara mendadak dapat bertemu muka dengan diri Goei Lam Yu.
Goei Lam Yu dengan tidak menampilkan sedikit perasaan hatinyapun, dengan tajam memandang kearah Boen Ching, sejenak kemudian dengan dingin ujarnya.
"Kau datang kemari mempunyai urusan apa ?"
Pada saat ini didalam hati Boen Ching perasaan curiganya lebih menang dari pada perasaan gusarnya, dengan dingin sahutnya.
"Goei Lam Yu! Kau yang melatih ilmu Hiat Mo Kang sudah tentu mengetahui siapakah sebenarnya orang yang membunyikan suara genta tersebut ?"
Goei Lam Yu termenung berpikir keras, beberapa saat kemudian dengan perlahan-lahan dia mencabut keluar pedang Cie Hong Kiam-nya, dengan dingin ujarnya.
"Cepat kau mengundurkan diri dari tempat ini, kalau tidak janganlah menyalahkan aku kalau tidak berlaku sungkan-sungkan lagi".
Boen Ching yang telah sampai ditempat itu mana mau dengan demikian saja mengundurkan dirinya, dengan penuh merasa curiga dia mencabut keluar pedang Cing Hong Kiamnya pula, dengan tawar sahutnya:
"Urusan mengenai kau dengan menggunakan gambar peta palsu menipu diri Liauw Cing Ce belum selesai kita bereskan, apakah kau kira dengan demikian saja kau dapat membuat aku takut dan mengundurkan dirinya dari tempat ini!"
Dengan dingin bentak Goei Lam Yu:
"Kau mau mengundurkan diri tidak !"
Boen Ching mengerutkan alisnya dia bukannya tidak mengundurkan dirinya, bahkan malah bertindak maju setindak lagi.
Goei Lam Yu tidak menantikan mereka memberikan jawabannya, pedang Cie Hong Kiamnya diangkat dan menerjang ke arah Boen Ching.
Boen Ching sama sekali tidak menyangka kalau Goei Lam Yu ternyata dapat mengambil keputusan demikian, kedua orang itu semuanya merupakan jago-jago berkepandaian tinggi, sudah tentu didalam hati masing- masing telah mempunyai perhitungan yang masak, Boen Ching pun mengetahui kalau Goei Lam Yu tak mungkin dapat dipandang dan di lawannya dengan ringan, bahkan dia pun mengetahui kalau kedua belah pihak telah turun tangan bergerak, dirinya sekali pun tak mungkin untuk mendapatkan kemenangan, tetapi kedudukannya paling sedikit juga seimbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
General FictionNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...