Bab 37. Gambar peta palsu

3.5K 70 1
                                    

Dari dalam rimba itu terdengar suara tertawa kalap yang berkumandang datang, sebuah bayangan manusia bagaikan seekor burung elang saja menubruk kehadapan tubuh Boen Ching.

Boen Ching yang sejak sebelumnya telah dapat melihat kalau orang itu ternyata adalah Chie Uh Chan, pada saat ini sebaliknya dia malah menjadi jauh lebih mantap, segera dia memusatkan seluruh perhatiannya, dalam hati diam-diam pikirnya. Cie Uh Chan ini ternyata beritanya dapat demikian cepatnya, sudah tentu jejak dari dirinya telah dapat diketahuinya dengan sangat cepat pula.

Diapun merasa sangat heran, Cie Uh Chan kalau memangnya telah mengetahui jejak dari dirinya, kiranya terhadap kepandaian silat yang dimiliki pada saat inipun juga sudah dapat mengetahui dengan jelas, kepandaian silat yang dimiliki sekarang ini bukanlah dapat dikalahkan dengan mudah oleh orang lain, sudah tentu tak mungkin dapat dibereskan olehnya dengan demikian mudahnya pula, tetapi yang aneh mengapa Cie Uh Chan juga berani memunculkan dirinya?'

Begitu tubuh dari Cie Uh Chan melayang turun dihadapan Boen Ching, segera sambil tertawa ujarnya.

"Telah lama tak bertemu, aku dengar engkau baru saja pulang dari pulau Hiat Koang To, dan pada saat ini merupakan seorang jago yang memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi, sehingga sampaipun Lam Yu Kongcu juga menaruh tiga bagian rasa segan terhadap dirimu, entah perkataan ini benar tidak??"

Pada saat dia berbicara, dari sepasang matanya memancarkan sinar yang sangat tajam.

Boen Ching dengan tajam memandang kearah Cie Uh Chan, didalam hatinya dia merasa curiga sikap Cie Uh Chan ternyata berbeda sekali dengan saat yang lalu, selamanya Cie Uh Chan sangat jarang sekali mau banyak bicara, tetapi ternyata telah mengeluarkan kata-kata yang sangat banyak sekali, bahkan hal yang ditanyapun merupakan hal-hal yang tidak penting sama sekali.

Cie Uh Chan kelihatannya mempunyai hal2 yang patut dicurigai, dia tampak Boen Ching tidak memberikan jawabannya, diatas bibirnya tersungging suatu senyuman yang mengejek, ujarnya lagi.

"Bagaimana, tidak mau berbicara??"

Boen Ching menarik napas pajang2, tubuhnya melayang keangkasa, sedang sepasang tangannya membalik, hawa khiekang "Chiet kong kang khie"nyapun mengikuti gerakan dari telapak tangan tersebut memancar keluar menyerang diri Cie Uh Chan.

Chie Uh Chan tampak tubuh dari Boen Ching berkelebat, sinar matanya memancar kan suatu sinar yang sangat girang sekali, sepasang tangannya diayunkan, terlihatlah dua buah sinar emas yang sangat menyilaukan mata menerjang kearah Boen Ching.

Tenaga serangan yang dilancarkan keluar dari sepasang telapak tangan Boen Ching itu begitu bertemu dengan sinar emas yang sangat menyilaukan mata itu, didalam hatinya segera merasakan bahwa keadaan sedikit tidak beres.

Dua buah sinar emas berkilauan itu ternyata terhadap kekuatan hawa khiekang "Chiet Kong Kang Khie" sedikitpun tak terpengaruh, dalam hatinya segera teringat akan sesuatu benda, tanpa terasa hatinya menjadi berdesir, pada waktu yang lalu Thian Jan Shu pun telah menemui kematiannya dengan cara seperti ini pula.

Pada waktu yang lalu Thian Jan Shu binasa dibawah senjata "Kiem Liong Suo", tetapi senjata rahasia yang dapat memecah kan hawa khie kang dari seseorang bukan saja senjata Kiem Liong Suo tersebut saja, benda yang berada di hadapannya sekarang ini bukankah jarum "Toh Ming Sin Cin' atau jarum sakti pencabut nyawa yang diandalkan "Ie Huay It Shia" atau iblis sakti dari luar perbatasan waktu yang lalu??"

"Toh Ming Sin Cin" serta "Kiem Liong Suo" semuanya merupakan senjata khusus untuk memecahkan hawa khie kang dari seseorang, tetapi keganasan serta kelihayannya jauh lebih lihay jika dibandingkan dengan senjata "Kiem Liong Suo".

Pikiran tersebut berkelebat dengan sangat cepat sekali didalam benak Boen Ching, tetapi pada saat ini senjata jarum'"Toh Ming Sin Cin" tersebut telah menembus masuk kedalam lingkungan hawa khiekang "Chiet Kong King Khie" nya, terlihat kulit luar dari jarum "Toh Ming Sin Tin" itu mendadak meledak, sedang jarum lemas yang sangat halus bagaikan bulu itu dengan cepat memancar kesekeliling tempat itu dan meluncur dengan cepatnya ketubuh Boen Ching.

Bentroknya Rimba Persilatan - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang