Liauw Cing Ce agaknya telah menemukan kalau dibelakang tubuhnya terdapat tindakan kaki manusia, ketika dia menoleh kan kepalanya memandang ternyata adalah diri Boen Ching, dia menjadi tertegun, dan menghentikan langkah kakinya, kemudian lari kemball kearah depan.
Boen Ching mengerutkan alisnyag, dia merasa sangat heran sekali, mengapa Liauw Cing Ce secara mendadak sekali dapat muncul di tempat ini.
Tetapi pikirannya belum saja berkelebat didalam benaknya, terasa segulung angin yang sangat tajam berkelebat disimping tubuhnya, dengan cepat Boen Ching menggerakkan tubuhnya, dengan secepat kilat menghindarkan dirinya ..
Suheng dari Liauw Cing Ce, pemuda berbaju putih itu telah melayangkan tubuhnya kehadapan tubuh Boen Ching, dia tertawa dingin ujarnya.
"Aku sekali lagi bertemu muka, aku pernah berkata apa kepada dirimu?"
Boen Ching tampak pemuda berbaju putih itu berbicara dengan demikian sombongnya, didalam hatinya merasa sangat tidak puas, dia mengerutkan alisnya, sambil sahutnya.
"Siapakah sebenarnya kau ini, mengapa ternyata demikian tidak memakai aturan."
Sepasang mata dari pemuda berbaju putih itu memancarkan sinar yang sangat tajam sekali, dia mendongakkan kepalanya tertawa besar.
"Boen Ching ! kau jangan mengira bahwa dengan ilmu yang kau miliki sekarang ini dapat menjagoi seluruh dunia kangouw, berbicara sesungguhnya, dengan kepandaian silat yang kau miliki sekarang ini, sedikitpun tak kupandang sebelah matapun juga."
Boen Ching tertawa dingin, ujarnya.
"Aku Boen Ching memangnya selamanya belum pernah menganggap dirinya dapat menjagoi seluruh dunia kangouw, tetapi sekalipun kepandaian silat yang kau miliki bertambah tinggipun, dengan sikap serta tindak-tandukmu yang demikian congkaknya, aku selamanya tak pernah memandang sebelah mata pun juga."
Pemuda berbaju putih itu tertawa besar, ujarnya.
"Kau tidak memandang sebelah matapun kepada diriku ? tetapi aku akan memaksa kau untuk memandang diriku."
Sehabis berkata sepasang telapak tangannya didorong kedepan menerjang dada dari Boen Ching.
Boen Ching hanyalah merasakan sepasang telapak tangan yang dilancarkan oleh pemuda berbaju putih itu sangat aneh sekali, dengan jelas dia melihat kalau serangan tersebut diserangkan denwgan mendatar tetapi ternyata tenaga serangan menekan kedua belah samping tubuhnya, tubuhnya dengan cepat mundur tiga langkah kebelakang.
Partai "Mie Cong Bun" selamanya sangat jarang sekali berkelana didalam dunia kangouw, kepandaian silat yang dianggap oleh sebagian orang paling tinggi adalah partai Mie Cong Bun ini, oleh sebab itu partai "Mie Cong Bun" selamanya dipandang orang sebagai suatu partai yang penuh diliputi oleh kemisteriusan.
Boen Ching begitu mengundurkan dirinya, pemuda berbaju putih itu dengan dingin tertawa panjang, ujarnya.
"Bukankah kau mengatakan bahwa sedikitpun tidak memandang sebelah mata pun kepada diriku, mengapa sampaipun jurus yang aku lancarkan ini tak berani untuk menerimanya ?"
Sambil berkata tubuhnya mendesak kembali kearah Boen Ching, sepasang telapak tangannya didorong kedepan dan berubah menjadi serangan dengan mencakar, sedang jurus serangannya pun berubah menjadi sangat ganas sekali.
Boen Ching tidak percaya kalau kepandaian silat dari partai Mie Cong Bun itu benar-benar sesuai dengan berita yang disiarkan didalam Bu lim, mana dia mau menerima hinaan yang dilontarkan oleh pemuda berbaju putih itu, dia menarik napas panjang, sedang tubuhnya berdiri tegak tak bergerak sedikitpun juga.
Pemuda berbaju putih itu tertawa besar dengan nyaringnya, lima jari dari tangan kanannya mencengkeram dada dari tubuh Boen Ching.
Boen Ching pada saat ini telah mengumpulkan seluruh tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"nya untuk melindungi tubuhnya, lima jari dan tangan kanan pemuda berbaju putih itu baru saja menempel baju didepan dadanya, tubuhnya segera melayang keatas dan melancarkan Jurus Shia Thien Seng Gwat" dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
General FictionNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...