Bertepatan dengan waktu itu, sebuah bayangan turun ketengah ruangan Boen ching yang nampak baru datang itu adalah Shie Siau In, hatinya menjadi sangat girang, teriaknya. "Siauw In sumoay "
Shie siauw In dengan dingin menyapa dua orang itu sekejap. kemudian balikan tubuhnya dan melayang keluar.
Tubuh Boen ching pun segera melayang dan mengejar keluar, teriaknya. "Siauw In sumoay, engkau jangan pergi dulu, tunggu aku "Nampak hal itu Bwee Giok menjadi tertegun, dengan termangu-mangu ia memandang bayangan dua orang itu, dia merasa dalam hatinya timbul suatu perasaan yang sangat tak enak. ia menundukkan kepalanya tak berkata apapun. Tong Yun Siauw segera tertawa tergelak ujarnya:
"Keponakanku, aku lihat kau sudah tiba saatnya harus berkelana didunia kangouw "
Boen ching setelah mengejar dekat pada Shie Siauw In, nampak dia tak mau berhenti lagi, dia tak tahu telah berbuat salah apa terhadap Shie Siauw In sehingga membuat dia jadi marah. Terpaksa dia hanya meminta dia untuk berhenti berlari.
Shie siauw In lari terus hingga sampai ketepi telaga dan melompat pada suatu perahu kecil.
Boen ching terburu-buru mengejar teriaknya:
"Siauw In aku datang kedaerah Kang Lam ini, justru karena ingin mencari kau waktu itu aku telah menderita luka dalam, kemudian selama seharian mencari dirimu keseluruh gunung, aku bukannya sengaja hendak meninggalkan kau dan pergi seorang diri."
Shie siauw In hanya merasa Boen ching sangat baik terhadapnya, selamanya belum pernah ada orang yang demikian baiknya terhadap dirinya, tapi kini ia nampak Boen ching terhadap gadis lain pun demikian sikapnya, hatinya tanpa terasa timbul rasa cemburu, teringat kembali perkataan suhunya kepadanya dan kejadian yang dialami Ie Bok Tocu ternyata tak salah lagi, Boen ching hanya akan menipu dirinya saja.
Dia mana tahu kalau Boen ching sangat baik terhadapnya adalah dikarenakan dia adalah putri kesayangan dari Ie Bok Tocu, Boen ching menganggap dia sebagai adik kandungnya sendiri dan tak mempunyai perasaan yang istimewa lainnya terhadap dia
Tampak dia mengangkat dayungnya dan ditutulkan ke atas air, maksudnya ingin menggunakan dayung itu memaksa Boen ching jatuh kedalam telaga tapi teringat kembali sikap Boen ching yang sangat baik terhadapnya, hatinya merasa jadi merasa tak tega: Shie Siauw In mendayung perahunya ketengah telaga, ujarnya. "Engkau sungguh2 sangat baik terhadapku ataukah hanya ini menipu aku saja ?"
Boen ching menjadi tertegun sahutnya. "Sudah tentu sungguh2 "
Shie Siauw In setelah termenung sejenak. kemudian katanya lagi.
"Aku nampak kau dengan Bwee Giok demikian mesranya, tahukah kau kalau aku dengan susah payah baru mendapat berita yang mengatakan kau berada didaerah telaga Thay ouw
ini?"
Mendengar hal ini, hati Boen ching menjadi tergetar, apa yang dipikirkan oleh Shie siauw In bahkan kini telah diucapkan keluar semuanya. Dia entah harus berbuat bagaimana sekarang ini.
Shie siauw In adalah karena dia dan Ie bok Tocu baru mau menghilangkan sifatnya yang dahulu, jika dia tak berani melanjutkan berpikir lagi, tapi budi yang diterima dari Ie bok Tocu sangatlah besar sekali, dia tak dapat membuat susah pada Ie Bok Tocu..
Dia dongakkan kepalanya, nampak Shie siauw In sedang memperhatikan dirinya, sinar matanya mirip sekali dengan sinar mata dari Ie Bok Tocu, ia terpaksa tersenyum, ujarnya.
"Siauw In, mungkin kau telah lama datang ke mari, apakah kau tak mendengar aku selalu memanggilnya sebagai Bwee
heng?"
Mendengar perkataan itu Shie Siaw In termenung sejenak, kemudian dengan wajah yang ber-seri2 ujarnya.
"Bukankan kau mengetahui kalau dia adalah seorang gadis? mengapa masih memanggilnya sebagai Bwee heng?"
Boen ching teringat kembali sikap yang gagah dari Bwee Giok. sikap yang sangat menarik perhatiannya dengan perlahan dia tertawa, sahutnya.
"Meskipun aku tahu dia adalah seorang gadis, tapi dia sendiri tak mengatakannya, kalau tak memanggil dia sebagai Bwee heng, lalu disuruh memanggil sebagai apa?"
Shie siauw In menghela napas lega, ujarnya kemudian-"sekarang sudah tiada urusan lagi "
Baru saja perkataannya selesai diucapkan sebuah perahu dengan sangat cepat datang mendekat orang yang berdiri diatas perahu itu bukan orang dari perkumpulan Elang Sakti melainkan adalah orang yang mengejar diri Boen ching walaupun sampai laksa li-pun, Pat Huang Sin Mo Cie Uh chan adanya.
Pada waktu itu disebabkan karena Shie Siaw in menderita luka dalam, maka wajah Cie Uh chan yang bagaimanapun dia tak mengetahui, kini nampak wajah Boen ching berubah hebat, tanpa terasa tanyanya. "Siapakah orang itu?"
"Pat Huang Sin Mo "Jawab Boen ching singkat. Alis Shie Siauw In berdiri, ujarnya.
"Sungguh bagus sekali, ini hari kita datang kemari kita ber-sama2 membereskan diri nya."
Pada saat itu Cie Uh chan telah mendekati dua orang itu tangannya mencabut senjata pecut geledeknya, sedang tubuhnya meloncat dan melayang keperahunya yang ditumpangi oleh Boen ching dan Shie Siauw In.
TANGAN kanan Shie Siauw In segera mengayun dayungnya disertai dengan butir2 air telaga menyerang kearah Cie Uh chan.
Cie Uh chan nampak dayung itu datangnya sangat hebat dan ganas, tubuhnya mundur selangkah kebelakang, tetapi lwe-kang Shie Siauw In diluar dugaannya, ketika ia menarik kembali dayungnya, tangan kanan nya secepat kilat mencekal perg elangan tangan kanan Cie Uh chan-
Cie Uh chan menjadi sangat terkejut, sungguh tak disangka lweekang dari gadis ini jauh lebih tinggi dari lweekang yang dimiliki Boen ching, dia didesak melayang kembali ke perahunya, dengan dingin tanyanya dengan nada nyaring. "Siapakah kau ini ?"
Kedua alis Shie Siauw In berdiri, ujarnya.
"Siapakah aku ? Fen Bian Lo Sat atau si Iblis wanita berwajah cantik dimana sajapun tidak ada yang berani membuka mulut untuk bertanya"
Cie Uh chan menjadi sangat terkejut, nama Shie siauw In meskipun ia tidak mengetahuinya tetapi dia selalu memperhatikan urusan didunia kangouw, nama Iblis wanita berwajah cantik telah tersebar keseluruh Bulim, selamanya tidak ada yang lolos dari tangannya.
Kini nampak wajah Shia siauw In dingin menyeramkan, teringat kembali mengenai berita yang didengar mengenai kejadian Iblis wanita berwajah cantik itu tanpa terasa hatinya dia manjadi agak merasa jeri, ini hari ada dia ditempat ini, ditambah lagi Boen ching, kiranya dirinya takkan mampu melawannya, ditambah lagi ditangannya mencekal dayung.
Senjata pecut geledek meskipun lihay, tapi tak dapat melawan senjatanya, senjata pecut geledeknya hanya dapat digunakan untuk menangkap senjata2 yang ringan saja.
Pecutnya segera bergerak dan mundur kebelakang, tahu2 tubuh Shia siauw In berkelebat dan turun diujung perahunya, seraya berteriak. "Ini hari engkau ingin pergipun takkan dapat pergi lagi."
Cie Uh chan bukannya takut kepada Shia Siauw In, nampak dia selangkah demi selang-kah mendesak mendekat padanya, pecut ditangannya disabetkan dan menyerang kearah tubuh Shia Siauw In.
Shia Siauw In begitu nampak senjata yang digunakan Cie Uh chan adalah sebeah pecut panjang, dia tahu tak dapat dihadapi dengan menggunakan pedang, dayung ditangannya perlahan-lahan diangkat dan balas menyabet kepada Cie Uh chan-
Dua orang dengan menggunakan dayung masing2 berdiri diujung perahu, serta didepan dan yang lain dibelakang perahu saling serang menyerang dalam waktu yang singkat mereka ialah bertempur dalam keadaan seimbang.
Boen ching yang nampak keadaan demikian segera mencabut pedang Ie Bok Kiamnya, tubuhnya meloncat dan pedangnya ditusukkan mengancam punggung Cie Uh chan-
Cie Uh chan yang dari muka dan belakangnya diserang musuh, tangan kirinya segera di ayunkan, pecut geledeknya melingkar menyabet kearah Boen ching.
Pedang Boen ching yang ditusukkan kearah pecut geledek itu dengan cepat membuat pecut dan pedang melingkar jadi satu, dia dengan gusar membentak kedua kakinya diangkat dan melancarkan tendangan berantai kearah lambung Cie Uh chan-
Cie Uh chan yang diserang dari muka dan belakang, dengan gusar meraung keras, tangannya melepaskan pecut geledeknya, sehingga membuat tubuh Boen ching menjadi terjungkal jatuh, ditengah udara ia menarik napas panjang-panjang dan jatuh kembali keperahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
Fiksi UmumNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...