GADIS itu berkata lagi. "Aku bernama Pek Hian Liang, sebenarnya aku sangat benci padamu. Telah dua kali engkau menendang terbang pedangku, tetapi sekarang engkau telah menolong aku. Kini aku tidak akan membenci padamu lagi."
Sambil tersenyum Boen ching berkata.
"Mari cepat kita pergi dari sini, kalau wanita berbaju merah itu datang lagi, kita bisa runyam."Hati Pek Hian Ling sebenarnya juga sedikit merasa khawatir, tetapi pada mulutnya dia berkata.
"Bukankah ilmu silatmu sangat tinggi? Mengapa kita harus takut kepada mereka ?" sambil berkata, dua orang itupun turun gunung.
Setelah melakukan perjalanan kira-kira satujam, Boen ching bertanya kepada Pek Hian ling.
"Ayahmu sekarang berada dimana ?"
Pek Hian Ling sejak tadi berdiri berdempetan dan berhadap-hadapan di celah yang sempit itu, dalam hatinya segera timbul suatu perasaan yang aneh terhadap Boen ching yang dia sendiri tak tahu bagaimana rasanya, pikirnya.
"Aku harus mengetahui rahasia yang sebenarnya terkandung pada Boen ching ini." Sambil tersenyum dengan cepat dia berkata: "Aku sendiri juga tidak mengetahui kini ia berada dimana."Boen ching menjadi tertegun, dia menghentikan langkahnya sambil berkata. "Nona, aku sendiri masih mempunyai banyak urusan"
Pek Hian Ling tahu kalau hati Boen ching kini sangat lunak. dalam hatinya ia ingin tertawa tetapi pada wabahnya dia menampilkan sikap yang minta dikasihani, katanya.
"Aku telah terpencar dengan ayahku, engkau tentu tak tega bukan, kalau aku sampai tertangkap lagi oleh wanita berbaju merah itu"Boen ching tak dapat berbuat apa-apa, dia hanya menganggukkan kepalanya kemudian katanya.
"Kalau begitu aku akan mengantarkan kau turun gunung, setelah keluar dari gunung itu, wanita berbaju merah itu tentu tak dapat menangkapmu lagi"
Pada saat itu, diam2 dalam hati Pek Hian Ling telah mengatur siasat, kini mendengar perkataan Boen ching dengan cepat ia menganggukkan kepalanya. Setelah keluar dari gunung Yi San Pek Hian Ling berkata lagi:
"Aku sudah lama tak makan dan kini perutku mulai merasa lapar, mari kita makan dulu, maukah kau?"
Dalam hati Boen ching diam-diam berpikir.
"Peristiwa sepuluh tahun yang lalu di puncak Hwee Ing, jika aku ceritakan kepada Pek Hong siang sudah tentu mereka tak mau percaya. lebih baik aku ceritakan saja pada Pek Hian Ling, agar dia yang menyampaikan hal ini kepada Pek Hong Siang."
Setelah berpikir sampai di sini, lalu ia berkata. "Akupun sudah merasa lapar, setelah makan kenyang aku akan kembali ke atas gunung, aku kira usulmu itupun sangat baik."
Pek Hian Ling berkata. "Engkau bersembunyipun tak ada gunanya, semua orang mau membunuhmu. "
Boen ching tertawa tawar, pikirnya.
"Mana aku mau bersembunyi, aku kembali ke atas gunung hanya ingin mengetahui orang aneh dan wanita berbaju merah serta putra nya itu mempunyai hubungan apa dengan suhuku, lagipula ada perjanjian dipuncak Pak Sek tiga hari lagi, lima orang jago Liong Hwee atau perkumpulan lima naga itu kelihatannya bukan orang-orang jahat, aku ingin pergi lihat yang disebut , Tok Thian coen" atau Si raja racun itu sebenarnya orang macam apa sehingga menyebabkan banyak orang jeri terhadapnya."
Pek Hian Liang melihat Boen ching tidak menjawab, lalu tambahnya.
"Hei, bolehkah engkau beritahu padaku siapa kau sebenarnya suhumu itu?"
Sambil tersenyum Boen ching berkata .
"Suhuku telah berpesan tak memperkenankan aku memberitahukan nama beliau kepada siapa saja, sebab setelah tahu akan namanya maka akan mendatangkan banyak kesulitan bagiku, kau telah mengetahui kalau suhuku itu adalah seorang wanita, itu sudahlah cukup."
![](https://img.wattpad.com/cover/87277039-288-k501155.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentroknya Rimba Persilatan - Khu Lung
Ficción GeneralNiatnya untuk berguru pada Thian Jan Su seorang tokoh sakti aneh dan tiada tandingannya mendadak sirna karena Thian Jan Shu meninggal akibat terkena pusaka Thian Liong Suo (Bor Naga Langit) ketika bertarung dengan Thian San Chiet Kiam (7 Jago Pedang...