Bab 18. Kolam lembah kabut dingin

5.2K 83 1
                                    

TOAN BOK CIE JIEN yang mengusulkan agar dengan mengambil undian sebagai pengganti bertanding ilmu silat, sisanya tiga orang tidak seorang pun yang mengajukan keberatannya, segera Toan Bok Cie Jien balikkan tubuhnya berjalan pergi mengambil bambu, kemudian setelah membuat empat batang bambu, kepada tiga orang lainnya sambil tersenyum ujarnya.

"Diantara empat batang bambu ini, ada satu yang bergambar lingkaran, siapa yang tepat mengambilnya, dialah yang berhak menghukum Boen Ching.

Tangan Kong Beng Sang segera menyambar mengambil sebuah bambu, ketika dibaliknya tanpa mengucapkan sepatah katapun segera membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi, dalam sekejap mata saja telah pergi tanpa bekas.

Sepasang alis Chang Sun Loei menjadi berkerut, dia memandang sisanya tiga batang bambu, dengan perlahan dia menyongkel sebatang, kemudian dilihatnya, ia memandang sekejap pada Toan Bok Cien jien, tanpa berkata sepatah katapun juga meninggalkan tempat itu.

Ouw Yang Bu Kie memandang dua batang bambu terakhir sekejap, kepada Toan Bok Cien Jien ujarnya.

"Toan Bok heng, kini hanya tinggal dua batang bambu yang terakhir, kita berdua masing2 mempunyai separuh harapan, benarkah begini??"

Sambil tertawa sahut Toan Bok Cie Jien.

"Memang demikian halnya !'

Ouw Yang Bu Kie memandang sekejap pada Boen Ching, kemudian mamandang Toan Bok Cie Jien lagi, sambil tersenyum katanya.

"Toen Bok heng, jika aku mengambil sebatang dan diatasnya tidak ada gambaran lingkarannya, bukankah Boen Ching ini adalah engkau yang berhak untuk menghukumnya ??"

Sepasang mata Toan Bok Cie Jien memancarkan sinar tajam, sahutnya.

"Masih belum dapat dipastikan harus demikian..."

Sambil tertawa besar ujar Ouw Yang Bu Kie lagi:

"Boen Ching dihukum olehmu atau olehku tak ada persoalan, tidak perduli dia jatuh ketanganmu atau ketanganku juga sukar baginya untuk meloloskan diri dari kematian, tetapi jika empat batang bambu yang Toan Bok heng buat itu semuanya tak ada gambar lingkarannya, kalau begitu bukankah membuat aku menjadi berabe ??"

Dia telah melihat sikap Toan Bok Cie Jien sedikit mencurigakan, ditambah lagi dia sebenarnya takut kalau ditipu olehnya sehingga baru bertanya demikian.

Toan Bok Cie Jien tertawa terggelak, tangan kiirinya dikencanghkan membuat dua batang bambu yang terakhir itu menjadi hancur berantakan, ujarnya.

"Kau sungguh mengagumkan sekali Ouw Yang-heng, tetapi mengapa kau dapat mengetahuinya ??"

Ouw Yang Bu Kie tertawa tawar, sahutnya:

"Aku hanya mencoba-coba saja, aku tahu di antara kita berdua harus mengganti cara untuk melihat siapa yang unggul dan siapa yang kalah diantara kita, tetapi yang masih aku pahami yaitu Toan Bok heng menghen-daki Boen Ching ini untuk apa ? ?"

Sepasang alis Toan Bok Cie Jien berdiri, dengan tawar ujarnya.

Ouw Yang-heng apakah mengetahui Boen Ching ini memiliki ilmu silat yang aneh, bukanlah kepandaian warisan Tan Coe coen."

Ouw Yang Bu Kie memandang pada Boen Ching, dia juga pernah merasakan kelihaian ilmu "Thay Thien Kioe Sih"nya, setelah berpikir sejenak, kemudian ujarnya.

"Sekalipun kepandaiannya lebih hebat dan lebih aneh juga tak ada gunanya."

Sambil tertawa tawar sahut Toan Bok Cie Jien:

"Saudara, aku tidak menyetujui kalau membunuh mati dia."

Boen Ching yang berada disamping mendengar dua orang itu berunding bagaimana caranya untuk menghukum dia, dalam hatinya malah berbalik menjadi tenang, ia memejamkan mata tak berkata-kata. Kepandaian Ie Bok Tocu di Bu-lim sudah banyak yang mengetahuinya, sedang dirinya meskipun mendapatkan pelajaran langsung dari Ie Bok Tocu, tetapi sayang lweekangnya terlalu rendah, sehingga tak ada kemampuan untuk beribut dengan iblis-iblis sakti itu.

Bentroknya Rimba Persilatan - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang