Again and Again ..

1.9K 67 1
                                    


Hullo hulloo balik lagi nih .. tumben yah pagi-pagi udah update (plis ini ga penting)

sebelumnya mau promosi dulu :D sambil nunggu update'an DBS, boleh lho kalian lirik cerita aku yg lain dulu. ada Meraih Bayangmu sama satunya Love Cologne. baca yaa baca .. vommen nya jugak ^^ masukin reading list juga boleh

thankiiieesss

***

"Oh Langit ? siapa juga yang nggak kenal sama dia. Kapten basket Bintang Bangsa. Dan kabarnya sih dia pacarnya Gisya –cewek yang lo buat pingsan tadi- makanya dia ngamuk-ngamuk gitu kan. Nah lo ati-ati aja ja-"

"Gue nggak peduli" potong Ditya datar.

"What ?"

"Iya gue nggak peduli mau Langit pacarnya Gisya kek, mau satpamnya dia kek, gue nggak peduli. Tapi sepertinya gue tertarik sama cewek itu"

Seringai Ditya. Ia tersenyum miring membuat siapapun yang melihatnya pasti meleleh.

"Elo gila ?"

***

"Kak ?" Panggil Gisya. Ia kini sudah berada di dalam mobil beserta Langit dan dalam perjalanan pulang.

"Ya ?" jawab Langit singkat. Sementara pandangannya tetap fokus pada jalan yang ada di depannya.

"Emm nggak .. nggak jadi" putusnya.

Entah mengapa Gisya merasa canggung berada disamping Langit saat ini. Ia merasa Langit berbeda. Di dalam pikirannya, Langit pasti akan mencecarinya beribu pertanyaan setelah kejadian yang baru saja dialaminya. Namun ternyata salah besar. Bahkan Langit tidak menyangkut pembahasan hal itu sama sekali seolah memang tidak terjadi apa-apa . Mungkinkah Langit menghindar ?

Gisya menghembuskan nafasnya pelan. Ia mencoba membuang pikirannya jauh-jauh tentang kemungkinan apa yang terjadi selama ia pingsan tadi. Karena jujur ia sangat takut membayangkan itu.

Ia membuang pandangannya keluar jendela. Mencoba mengalihkan pikirannya.

Sementara itu Langit yang terlihat fokus pada jalan dihadapannya ternyata tak benar-benar fokus. Pikirannya terpecah dengan gadis yang berada disampingnya ini. Karena terlalu memikirkan kondisi Gisya, ia melupakan sesuatu. Bagaimana gadis yang sangat ia cintai ini bisa berlari bersama cowok itu tadi.

Langit ingat betul Gisya belum menceritakan tentang sosok Ditya sebelumnya. Padahal selama ini Gisya tidak pernah menyembunyikan apapun darinya. Karena jujur ia khawatir dengan pandangan cowok itu pada Gisya. Pandangan yang sulit diartikan.

***

Lain halnya, dikantin masih terjadi perdebatan panas antara dua sosok manusia berwajah malaikat –tidak, ini berlebihan. Kadang perdebatan itu diwarnai dengan tingkah konyol yang tak ayal menarik perhatian dari siswa siswi Bintang Bangsa yang sedang bersambang di kantin.

"Enggak, gue nggak setuju"

"Emang siapa yang minta persetujuan elo sih ?"

"Tapi kalau udah tentang dedek manis Gisya gue itu otomatis menyangkut gue"

Ditya yang sudah sangat geram dengan tingkah teman barunya ini hanya bisa mengerang kecil. Sudah hampir setengah jam mereka memperdebatkan hal ini. Berkali-kali Ditya menyusun rencana untuk Gisya, berkali-kali pula Marvin mematahkannya dengan alasan, ia tidak boleh macam-macam dengan dedek Gisya manisnya itu. Apa-apaan.

"Lo itu naksir dia atau gimana sih ?"

"Ya gitu deh. Udah pokoknya lo harus cari rencana lain"

Ditya mendengus. Ia sudah tidak bisa menahan kekesalannya. "Elo sadar nggak udah berapa kali kita terlibat obrolan ini ?" Ditya menggebrak meja yang berada di hadapannya yang lagi-lagi menarik perhatian orang disekitarnya.

Di Batas SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang