Berdua Kita Berlari

4.9K 116 21
                                    

Sorak riuh penonton yang mengiringi pertandingan basket antar sekolah pagi ini tetap membuat gadis ini bergeming. Ia terlihat tak bersemangat dan memilih untuk berjalan menjauhi gerombolan teman-temannya. Ia bahkan tak memedulikan teriakan sahabatnya dan terus melangkah pergi.

Gisya terus berjalan seraya sesekali membaca novel yang tengah ia bawa. Hal itu membuat fokusnya terpecah hingga ia tidak menyadari ada seseorang yang berada di depannya.

Bruukkk !

"Heh kalo jalan liat-liat dong, gimana si ? kotor kan baju gue" omel seseorang yang baru saja ia tabrak. Gelas yang seseorang itu pegang isinya kini berpindah ke baju seragamnya sehingga meninggalkan bekas noda yang cukup lebar.

Sementara Gisya meringis, wajahnya dipenuhi dengan rasa takut dan rasa bersalah. Dengan sigap ia meraih tissue dari saku seragamnya dan berniat untuk membersihkan seragam cowok tadi. "Haduh sorry..sorry gue nggak sengaja" baru saja hendak melayangkan tangannya, cowok itu sudah mencekalnya.

"Heh mau ngapain ? dan apa lo bilang ? sorry ? lo pikir dengan sorry baju gue bisa bersih langsung gitu ? enak aja"

Wajah Gisya seketika langsung berubah kesal. "Terus mau lo apa ? gue kan udah minta maaf"

"Mau gue ? elo minta maaf sambil sujud di kaki gue". Mata Gisya mendelik.

"Sujud di kaki lo ? lo pikir lo siapa ? Tuhan ? heloooo. Lo sujud aja di kaki lo sendiri" ujar Gisya kemudian pergi tapi sebelum sempat ia melangkahkan kakinya, lengannya sudah di cekal lagi oleh cowok itu.

"Heh lo mau kemana ? mau lari dari tanggung jawab ?". Gisya mendengus mendengar ucapan cowok itu kemudian ia tersenyum. Sedetik kemudian kakinya sudah berhasil menginjak kaki cowok yang kini sudah meringis menahan sakit.

"HEH ! JANGAN PERGI LO. CEWEK RESE. SAKIT NIH KAKI GUE !! ARRGGHH" teriak cowok itu yang hanya dibalas dengan juluran lidah Gisya.

***
Setelah insiden tadi, Gisya langsung bersembunyi di kelas. Bukan apa, tapi cowok yang baru saja ia temui tadi sepertinya memang sedikit gila. Bisa repot jika itu cowok mengikutinya.
Sementara di tempat lain cowok yang tadi ditabrak oleh Gisya tengah membersihkan baju seragamnya sambil sesekali mengumpat-umpat tidak jelas.

Cowok itu adalah Raditya. Ia adalah murid pindahan dari Bogor. Ia memiliki wajah yang cukup menawan. Kulitnya putih bersih, matanya sipit namun tajam, hidungnya mancung dan sangat pas di padukan dengan bibirnya. Ia memiliki tubuh tinggi dan lumayan berisi. Tak ayal ia masuk dalam jajaran tiga cowok most-wanted di sekolah setelah Pandu –sang ketua OSIS- dan Miko –anak pemilik yayasan-.

Pertama kali ia masuk ke sekolah ini, sekitar seminggu yang lalu, banyak cewek yang sudah tergila-gila kepadanya. Bukan hanya teman seangkatannya, tetapi juga anak kelas X dan XII.

Cowok yang biasa dipanggil Ditya ini awalnya sangat senang masuk Bintang Bangsa, SMA Terfavorit di kota ini. tetapi setelah pertemuannya dengan cewek rese tadi, ia jadi mengutuk dirinya sendiri kenapa waktu itu mau masuk ke sekolah ini.

"Arrghh kurang ajar banget sih tu cewek !"

Tiba-tiba ada orang lain yang menepuk bahunya. Ditya sedikit tersentak dan mengalihkan pandangannya pada orang yang baru saja bergabung.

Orang itu menaikkan sebelah alisnya. "Lo kenapa ?". "Abis berenang di lautan kopi lo ?" ujar orang itu seraya melirik kearah seragam Ditya. Terkekeh.

"Ck. Gara-gara ulah cewek tadi nih. Jalan nggak liat-liat main tabrak. Pergi gitu aja lagi. Awas aja kalau sampe ketemu lagi, gue suruh cium kaki gue tuh orang" Ditya masih saja ngedumel. Tangannya kini berkacak pinggang. Seolah ada asap yang keluar dari kepalanya.

Di Batas SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang