Permintaan

1.3K 37 0
                                    

Pertama mau minta maaf dulu karena updatenya lama 🙏😁
Langsung aja yaa .. the story just beginning.....

☀☀☀

Maaf hari ini gue hrs brgkt lebih awal. Lo gpp kan brgkt sendiri ?

Gisya mendengus. Setelah mengetikkan kalimat sebagai balasan pesan dari Langit, ia memasukkan ponselnya kedalam tas lantas segera keluar dari kamarnya. Gadis itu sudah rapi dengan seragam lengkap melekat di tubuh mungilnya. Dengan setengah berlari, ia menuruni tangga rumahnya.

"Pagi Kak" sapanya ketika ia memasuki dapur yang langsung terhubung dengan ruang utama dan menemukan Kakaknya tengah menikmati sereal di meja makan. Gilvran mengerutkan kedua alisnya, sedikit terkejut dengan penampilan adik perempuan satu-satunya itu.

"Lo mau kemana ?"

Gisya memutar bola matanya. Tidakkah kakaknya tau jika sudah berpenampilan seperti ini itu tandanya mau kemana ? ia heran mengapa hal semudah itu harus Gilvran tanyakan. "Elo pikir kalau gue udah kayak gini gue mau kemana ? pasar ?" tanyanya yang lalu ikut duduk di depan Gilvran. Ia mengambil setangkup roti dan mengolesinya dengan selai coklat.

Gilvran terkekeh. "Ya enggak. Cuma ya elo boleh kok bolos sehari aja"

Gisya berhenti mengunyah. Ia tahu kemana arah pembicaraan kakaknya ini. "Kalau yang kakak maksud kakak khawatir sama Gisya, Gisya udah nggak papa kok Kak"

"Gue khawatir sama kondisi lo yang belum stabil Sya. Jangan buat gue kepikiran"

Gisya menyentuh tangan Gilvran "I'm Fine. Berhenti khawatirin Gisya. Oke ?"

"Gisya janji kemarin yang terakhir, setelah ini hanya akan ada senyum Gisya. Gue janji kak" ucap Gisya mencoba meyakinkan Gilvran. Gilvran menghembuskan nafasnya panjang. Ia lupa jika adiknya ini benar-benar keras kepala.

"Oke, gue akan berhenti khawatirin elo. Tapi elo harus jaga kondisi lo baik-baik" seketika itu pula senyum Gisya mengembang. Ini yang paling Gilvran sukai, bagaimana ia melihat senyum terbaik Gisya. Ia berjanji akan menjaga Gisya dan melakukan apapun agar Gisya selalu berada disisinya.

Gilvran berdehem kemudian kembali bertanya. "Elo berangkat bareng Langit kan ?"

Gisya menggeleng kecil. "Enggak. Dia berangkat pagi-pagi buta tadi" Gilvran mengangkat kedua alisnya bermaksud menanyakan mengapa Langit berangkat sepagi ini.

"Yaudah nggak usah manyun gitu, anggep aja ini hari keberuntungan lo karena kakak lo yang paling ganteng ini yang bakal nganterin elo. Jarang-jarang kan ?"

Gisya mendelik mendengar ucapan Gilvran. Sejak kapan kakanya itu menjadi senarsis ini. "Nggak usah kepedean deh"

"Loh kepedean gimana sih ? ini kenyataan lho Sya. Elo aja yang nggak nyadar pesona gue"

"Gaya lo selangit tapi pacar aja kagak punya. Yaudah luk yah berangkat keburu telat gue"

Gilvran terkekeh. Ia masih tidak mau kalah. Sambil berjalan kearah mobilnya yang sudah siap di depan rumah, ia kembali berkata "Jangan salah. Gue nggak mau aja. Coba kalau mau, 5 dapet gue"

"Ya..ya..ya" ujar Gisya malas. Mereka kemudian masuk ke dalam mobil. Baru saja keluar dari gerbang, Gilvran sudah berdehem lagi.

"Ehm .. sebenernya gue lagi deket sama seseorang sih". Kata Gilvran santai. Ini membuat Gisya menoleh antusias kearahnya.

"Ciyeeee .. siapa kak ? kenalin lah ke gue"

"Emm ntar pulang sekolah lo udah ada janji belum ? mall yuk" alih-alih menjawab pertanyaan Gisya, Gilvran malah menanyakan hal lain.

Di Batas SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang