Rooftop. Mungkin inilah satu-satunya tempat yang tepat untuk menenangkan diri. Lelaki itu masih menunduk dengan sebatang rokok yang terapit diantara dua jarinya. Ia hanya menyesapnya sekali, selebihnya ia membiarkannya habis terbakar. Seperti dirinya.
Ya ia menyesal. Andai saja ia bisa sedikit egois, mungkin ia masih bisa bersama gadis itu sekarang. Ia tidak perlu merasakan rindu yang seakan menggerogoti tubuhnya. Dan … ia tidak akan melihat gadis yang ia cintai bersama orang lain.
All of the lights land on you
The rest of the world fades from you And all of the love I see
Please please say you feel it tooDirinya bodoh, sangat bodoh. Seharusnya ia berjuang mencari cara untuk mempertahankan gadis itu bukan melepaskannya. Seharusnya ia tak secepat ini menyerah. Sekarang lihat apa yang dirinya perbuat. Bahkan gadis itu kini enggan menoleh kearahnya.
Sekali lagi, lelaki itu memejamkan mata, mengusap wajahnya kasar. Ia tak sebahagia yang orang-orang kira. Sudah terlalu banyak kesalahan yang ia lakukan.
And all of the noise I hear inside Restless and loud unspoken and wild And all that you need to say
To make it all go away It's that you feel the same way tooTanpa sadar seorang gadis sudah berdiri dibelakangnya sejak lama. Gadis itu hanya menatap punggungnya sendu. Tidak seperti biasanya, hari ini gadis itu tampak lebih kalem. Lelaki yang kini menjadi pacarnya itulah penyebabnya. Gadis ini bahkan rela membolos mata pelajaran demi untuk mencari lelaki itu. Dengan keberanian yang ia paksakan, ia melangkah pelan kearah lelaki itu. Dicengkeramnya lembut bahu lelaki itu.
“Langit”
“Ada apa ?” jawab lelaki itu dengan nada sedikit parau.
Mentari menggigit bibir dalamnya. Tiba-tiba saja ia merasakan kekuarangan oksigen. Bibirnya bergetar. “Lo bisa berhenti kapanpun lo mau”
Ada jeda cukup lama sebelum Langit bersuara.
“Dan itu berarti gue nyakitin satu orang lagi ?”
“Kamu pikir dengan kayak gini kamu nggak nyakitin orang ? aku sayang sama kamu. Untuk itu aku mau lakuin semua ini. Tanpa peduli itu akan menyakitkan. Gue mengharapakan hati seseorang dimana seseorang itu sudah memberikan hatinya untuk orang lain”
Mentari tertawa miris. “Mungkin kalau bisa dilihat, hati gue udah bopeng-bopeng kali yak”.
Mentari kembali diam.
And I know the scariest part is letting go
Cause love is a ghost you can't control
I promise you the truth can't hurt us now
So let the words slip out of your mouth“Gue tau bagian paling menyakitkan itu adalah membiarkannya pergi. Jangan sia-siain pengorbanan gue. Lepasin dia Langit. Walaupun nanti lo nggak bisa sama gue, paling enggak lo udah bisa bahagia”
Mentari menepuk-nepuk bahu Langit sebelum beranjak pergi. Langit memikirkannya, sangat memikirkannya. Mentari gadis yang baik, dan ia tidak ingin mengulangi kesalahannya. Untuk itu ia akan berusaha mencintai gadis ini.
I know that we're both afraid
We both made the same mistakes
An open heart is an open wound tooLangit mencekal pergelangan tangan Mentari yang baru saja ingin berbalik. Sedetik kemudian Langit langsung merengkuh gadis itu. Mentari yang tidak ada persiapan apapun hanya bisa berdiri mematung. Dadanya berdebar merasakan hembusan hangat yang menjalar pada lehernya. Mentari akhirnya membalas pelukan Langit walaupun sangat terlambat.
“Tetap disini Tar”. Mentari mengangguk. Setelah itu pelukan Langit semakin mengerat.
And in the wind there's a heavy choice
Love has a quiet voice
Still remind, now I'm yours too
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Batas Senja
Teen Fiction"Angin yang mengecup lembut tiap rambutmu adalah aku yang menjelma waktu, untuk bisa menjagamu diam-diam dari kejauhan" ..