Love? -3

750 61 15
                                    

"Ngelihat senyum kamu dari kejauhan juga udah buat aku seneng."

-----------

"Kakak! Bangun! Ka Gilang bangun udah jam enam kurang!" suara melengking dan kencang bak toa itu berasal dari arah balik pintu kamar seseorang yang sedari tadi dibangunkan, tak juga kunjung bangun.

"Hiya-hiya! Udah bangun!" jawab Gilang yang masih saja meringkuk di bawah selimutnya.

Setelah shalat shubuh tadi, Gilang memutuskan untuk tidur kembali, karena dirinya yang masih sangat mengantuk.

"Mana buktinya kalau udah bangun?"

"Iya sistahku sayang. Ini mandi, nih, udah masuk kamar mandi, udah pegang gayung!"

"Hana! Masih pagi jangan teriak-teriak!"

Hana tergelak, menatap sendu kedatangan Gibran yang kini menatap sinis ke arahnya, "i-iya Ka Gibran, ma-maafin Hana."

Gibran tak menanggapi permintaan maaf Hana, ia justru memilih untuk langsung melenggang pergi dari hadapan Hana.

Hana terdiam, menatap nanar punggung yang tengah berjalan menjauh tersebut, lantas kemudian mulai menuruni anak tangga dan menuju dapur.

Di sana, tampak ibunya yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.

"Mah?"

"Ada apa sayang?" tanya Fatih, ibu Hana.

"Mah, boleh gak aku bawa coklat yang kemarin mamah bawa dari Malang?"

"Tentu aja sayang. Kamu mau bawa berapa? Biar mamah yang nyiapin."

"E-eh gak usah Mah. Aku aja."

"Kalau udah langsung sarapan ya sayang," ujar Fatih sebelum meninggalkan Hana sendirian di dapur.

Hana dengan sigap mengambil beberapa cokelat batangan yang terletak di dalam lemari pendingin rumahnya.

Setelah semuanya beres, Hana mulai melangkahkan kakinya menuju ruang makan, di sana tampak ayah, ibu, dan kedua kakaknya yang sudah duduk manis sambil menikmati sarapan mereka masing-masing.

"Hana, ayo sini Nak makan dulu," ajak Gian, ayah Hana.

"Iya Pah."

"Asik dibawain bekal! Duh Dek, gak usah repot-repot gitu deh! Tau aja kalau kakak lagi pengen bawa bekal."

"Apaan sih, Ka Gilang?"

"Itu-tu bekalnya... buat gue kan?"

"Eiittss... bukan buat Kakak! Lagi pula Ini bukan bekal!" teriak Hana spontan ketika tangan kakaknya yang usil itu mulai ingin mengambil bekal yang tadi disiapkan olehnya sendiri.

"Kalau bukan bekal, apa dong isinya?"

Hana terdiam, membuat Gilang menatapnya curiga, "coklat ya?"

Hana mengangguk ragu.

"Cieee! Lihat Pah, Mah! Anak gadisnya udah berani pacaran nih!" goda Gilang dengan semangatnya, "aselole mantapnya adik abang ini."

"Ih! Apaan sih! Aku gak pacaran!"

"Cieee!!! Lagi pedekate kan?"

"Enggak!"

"Cieee!!! Enggak salah lagi!"

Sedangkan Gian dan Fatih yang melihat tingkah laku anak-anaknya tersebut tertawa bahagia, selanjutnya tertular ke Hana dan Gilang, tetapi tidak untuk Gibran.

"Mah, Pah, Gibran berangkat dulu ya. Assalamualaikum."

Hana terdiam sejenak, "ayo Ka Gilang, kita berangkat."

My Heart SpeaksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang