"Love is not requested, but the love that comes naturally to every heart without asking for a reply."
-unknown
----------
Untuk kesekian kalinya, Hana sudah mencoba untuk tidur, tetapi matanya tak kunjung mau terpejam.
Berulang kali ia berusaha memejamkan matanya, tetapi hasilnya tetap nihil.
"Udah jam 11 malem," gumam Hana sambil melirik ke arah jam dinding di kamarnya.
"Jadi haus," gumamnya.
Dan Hana mulai beranjak bangun dari kasurnya dan mulai melangkahkan kakinya menuju dapur yang berada di lantai dasar.
Krskkk ...
"Suara apa itu?" gumam Hana sembari mulai memperlambat jalannya.
Tiba-tiba suasana kembali hening. Dan suara air dari galon yang sedang mengalir ke dalam sebuah gelas mulai terdengar sekarang.
"Masa maling sih?" batin Hana.
Hana mulai berjalan dengan merundukkan badannya untuk mendekat ke arah dapur. Dan mulai terlihat seseorang menjulang tinggi sedang minum sambil berdiri.
"Kenapa juga lampunya dimatiin? Dan itu siapa yang lagi minum?"
Hana semakin penasaran dengan sosok misterus yang kini sedang memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya, dan dilanjutkan dengan meminum air dari dalam gelasnya. Ia mulai kembali merangkak, untuk mendekat ke arah dapur dan mencoba bersembunyi dibalik kulkas.
"Hana?!"
Hana tersentak kaget ketika suara yang sudah sangat familiar memergoki dirinya yang sedang merangkak menuju belakang kulkas. Ia buru-buru berdiri dan menggapaikan tangannya ke arah saklar lampu untuk menghidupkan lampunya.
"Ka Gibran?" batin Hana.
"Ka Gibran ngapain?" tanya Hana.
Gibran gelagapan, buru-buru ia mengambil beberapa benda yang tergeletak asal di meja dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.
"Hmm.. a-anu anuuu..."
"Ka Gibran sakit?"
Jleb
Gibran semakin gelagapan, dan hal tersebut membuat Hana semakin dibuat penasaran
"Sa-sakit? Sa-sakit apaan? Ah lo suka ngaco!" tanya Gibran kikuk.
Hana terdiam. Ada apa dengan kakaknya? Pikir Hana.
"L-lo ngapain malem-malem ke dapur?" tanya Gibran mengalihkan pembicaraan.
"Hana haus. Jadi pengen ambil minum. Pikir aku tadi Ka Gibran maling," ujar Hana sembari tertawa pelan.
"Kakak ngapain malem-mal-"
"Gib! Mana minumnya ae lah lo lama banget!"
Teriakan Gilang sontak membuat Hana dan Gibran menatap ke arah Gilang yang sekarang sedang berlari ke arah mereka berdua.
"Eh? E-eh iya Lang sorry lama," jawab Gibran yang kini tersenyum kikuk menatap kedatangan Gilang.
"Sue mah! Ternyata lagi ngobrol sama Hana."
"Sorry Lang!"
"Ka Gibran ngambilin minum buat Ka Gilang? Sejak kapan Ka Gibran mau ngelakuin hal itu?" batin Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Speaks
Teen Fiction"Mungkin aku salah satu dari ribuan orang di bumi ini yang hanya bisa menikmati senyumannya tanpa harus tahu siapa gerangan yang membuatnya tersenyum, sangat mengenalnya tanpa harus dikenal olehnya, dan mencintainya tanpa harus mengharapkan sebuah b...